Tumbuhan merambat merupakan salah satu habitus tumbuhan. Sesuai dengan namanya, tumbuhan ini memerlukan tumbuhan lain (biasanya pohon) untuk meraih posisi terbaik dalam kompetisi mendapatkan cahayamatahari. Tumbuhan merambat tumbuh di dasar hutan sehingga hanya mendapatkan sedikit cahaya matahari. Karena batangnya lemah, ia mengembangkan beberapa organ khusus, seperti sulur, duri, atau akar udara untuk membantunya bertahan hidup dengan "menumpang" pada struktur lain yang lebih tinggi dan kuat.
Tumbuhan merambat kebanyakan dapat menjadi tumbuhan menjalar apabila tidak mendapatkan penopang. Namun, ada sejumlah tumbuhan yang merambat obligat dan tidak mampu bertahan hidup lama apabila menjalar di permukaan tanah.
Contoh tumbuhan merambat yang terkenal adalah rotan, berbagai jenis labu-labuan, dan tuba.
Bentuk pertumbuhan
Beberapa jenis tumbuhan dapat tumbuh sebagai tumbuhan merambat sepanjang hidupnya, sedangkan beberapa hanya merambat pada waktu tertentu saja. Tumbuhan yang tidak mutlak sebagai tumbuhan merambat, misal Toxicodendron radicans akan membentuk semak ketika tegakkan untuk merambat tidak ada.[1]
Panjang rambatan menjadi penciri terjadinya pertumbuhan pada tumbuhan merambat. Tumbuhan merambat dapat merambat pada bebatuan, tumbuhan lain, maupun tegakkan lainnya untuk mendapatkan cahaya matahari. Sehingga pertumbuhan tumbuhan merambat relatif lebih cepat karena tidak menginvestasikan nutrisinya untuk membentuk batang yang keras. Sehingga beberapa tumbuhan merambat terkenal sebagai spesies invasif.[2] Tumbuhan merambat juga mampu mengkolonisasi suatu area dengan cepat, terutama area yang miskin nutrisi seperti bebatuan.
Jenis-jenis tumbuhan merambat misalnya:[3][4] such as:
melingkarkan batangnya di sekitar tegakkan, misal spesies tumbuhan dari genus Ipomoea
dengan akar yang terbentuk pada ruas batang, misal spesies tumbuhan dari genus Hedera
petiol yang mengikat tegakkan, misal spesies tumbuhan dari genus Clematis