Timor adalah sebuah pulau di wilayah Asia Tenggara. Secara geologis pulau ini dianggap sebagai fragmen benua, terletak di sisi Paparan Sunda, merupakan yang terbesar di gugusan pulau antara Jawa dan Pulau Papua.[1] Kolonialisme Eropa ikut membentuk sejarah Timor sejak 1515 ketika pulau ini dibagi antara Belanda di bagian barat (sekarang Timor Barat Indonesia), dan Portugis di bagian timur (sekarang negara merdeka Timor Leste).
Sejarah awal
Penghuni pulau Timor merupakan bagian dari migrasi manusia cikal bakal Australasia. Mereka yang bertahan selama tiga gelombang migrasi diyakini masih tinggal di negeri ini. Gelombang pertama oleh para antropolog disebut sebagai kelompok Ras Australoid yang datang dari utara dan barat 42.000 tahun yang lalu. Pada tahun 2011, ditemukan bukti di situs gua Jerimalai, yang menunjukkan para penghuni awal ini memiliki keterampilan maritim tingkat tinggi, termasuk teknologi yang digunakan untuk menyebrangi samudera ke Australia dan pulau-pulau lainnya, mereka menangkap dan mengkonsumsi ikan laut dalam seperti tuna.[2] Bukti ini merupakan yang tertua mengenai teknologi penangkapan ikan laut dalam. Juga ditemukan pancing ikan yang tertua di dunia berusia 11.000 tahun.
Sekitar 3000 SM, migrasi kedua oleh bangsa Melanesia. Bangsa Australoid yang datang sebelumnya mundur ke pegunungan di pedalaman. Terakhir, kedatangan Melayu Proto yang berasal dari Tiongkok selatan dan Indochina utara. Pedagang Hakka termasuk berasal dari kelompok terakhir ini.[3] Mitos asal usul penduduk Timor mengisahkan tentang leluhur mereka yang mengarungi lautan di ujung timur pulau Timor dan tiba di daratan selatan. Menurut beberapa kisah, leluhur orang Timor melakukan perjalanan dari Semenanjung Malaya atau Dataran Tinggi Minangkabau di Sumatra.[4]
Orang Timor di wilayah mereka
Orang Timor belakangan bukanlah pelaut, melainkan orang-orang yang fokus di daratan serta tidak melakukan kontak dengan pulau-pulau atau orang lain melalui lautan. Timor adalah bagian dari wilayah pulau-pulau kecil dengan populasi sedikit yang sekarang membentuk Indonesia bagian timur. Kontak dengan dunia luar melalui jaringan pedagang dari Tiongkok dan India. Barang-barang luar yang dibawa ke wilayah ini seperti logam, beras, tekstil halus, dan koin yang dibarter dengan rempah-rempah lokal, kayu cendana, tanduk rusa, lilin lebah, dan budak.
Nagarakretagama, kakawin dari kerajaan Majapahit menyebut Timor sebagai sebuah anak sungai,[5] sedangkan Tomé Pires pada abad ke-16 menuliskan semua pulau di timur Jawa disebut "Timor".[6] Nasionalis Indonesia mengikuti kakawin Majapahit untuk mengklaim Timor Timur sebagai bagian dari Indonesia.[7] Pada awal abad ke-16 para penjelajah Eropa awal melaporkan bahwa di pulau itu terdapat beberapa kepala suku atau pangeran. Salah satu yang penting adalah kerajaan Wehali di bagian tengah Timor, di mana kelompok suku Tetum, Bunak dan Kemak bersekutu.[8]
Dimulai pada awal abad keenam belas, kolonial Eropa - Belanda di barat pulau, dan Portugis di timur - membagi pulau tersebut, mengisolasi orang Timor Leste dari sejarah kepulauan sekitarnya.
Lihat juga
Referensi