Timbang adalah desa di kecamatan Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia.
Sejarah Nama Desa Timbang Berasal dari kata timbang yang berarti mempertimbangkan. Menurut cerita, dulu ada seorang pengembara dari Madura bernama Warok Sutijo, seorang jawara yang kalah melawan Kompeni/ penjajah. Dia lari sampai ke wilayah Kadipaten Wirasaba. Dia lalu bermukim di dekat sungai Pekacangan / Kali Kacangan.
Dia dan warga lalu bermusyawarah dan menyepakati wilayahnya berana Wana Kesuma. Warok Sutijo dan warga menunjuk Ki Angga Jaya sebagai pemimpin desa atau glondong. Hingga pada sekitar 1830-an, keduanya berembuk dengan mempertimbangkan bahwa wilayah Wana Kesuma barat Sungai Pekacangan masuk wilayah Purbalingga dan timur sungai masuk wilayah Banjarnegara. Dengan pertimbangan itu, wilayah barat sungai diberi nama Desa Timbang.
Profil Secara administratif wilayah Desa Timbang terbagi dalam Dusun, Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Wilayah Desa Timbang terbagi menjadi lima dusun : Lawiyan, Timbang Jurang, Karang Talun, Timbang Gunung, & Karanggude.
Batas wilayah
Desa Timbang berbatasan dengan:
Fasilitas
Sarana umum
Di desa ini terdapat angkutan pedesaan yang beroperasi dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB. Di desa ini juga terdapat masjid yang cukup besar yaitu Masjid An'Nur. Selain masjid An'Nur, desa ini juga terdapat lapangan sepak bola dan lapangan bola voli.
Pendidikan
- TK - PAUD Al Manshuroh
- MIS Muhammadiyah Timbang
- SD Negeri 1 Timbang
- SD Negeri 2 Timbang
- SMP Negeri 2 Kejobong
Industri
Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Singkong menjadi komoditas utama produk pertanian, oleh karena itu di desa ini terdapat pabrik singkong yang terletak di dusun Karang Gude. Selain itu pabrik singkong juga terdapat di Lawian, pabrik tersebut dikenal dengan pabrik 55.
Selain sebagai petani, ada juga yang berprofesi sebagai pedagang. salah satunya Bapak Edi Prayitno yang ada di dusun Timbang Gunung. Pak Edi memiliki usaha penjualan daging kambing. Desa ini juga dikenal dengan dodolnya yaitu dodol buatan Bapak Suhedi dan Bapak Heri.