Tikus leuser
Tikus leuser[3] (Rattus hoogerwerfi) adalah sejenis hewan pengerat anggota suku Muridae. Tikus ini hanya ditemukan di wilayah pegunungan di Sumatra bagian utara, Indonesia; dan sejauh ini spesimen contoh baru diperoleh dari kawasan Gunung Leuser, Aceh.[4] PengenalanTikus yang berukuran sedang; panjang kepala dan tubuh (KT) 170-196 mm (dari 20 spesimen), dan ekor (E) yang relatif panjang antara 210-257 mm. Panjang kaki belakang (KB) 36-39 mm, sementara ukuran terpanjang dari tengkorak adalah 41,6-44,2 mm.[5] Berat tubuhnya berkisar antara 4-5,4 oz (113-153 gr).[6] Tubuh tertutupi oleh rambut-rambut yang panjang dan sangat halus. Bagian punggungnya berwarna cokelat oker gelap, dengan banyak rambut pengawal berwarna hitam dan rambut-rambut kelabu di sebelah bawahnya. Sisi samping berwarna lebih terang, yang perlahan membaur dengan sisi ventral yang berwarna cokelat karat kekuningan. Ekor setengahnya berwarna cokelat gelap di sebelah pangkal, sementara setengah lagi hingga ke ujungnya berwarna putih. Hewan betina memiliki empat pasang (8 buah) puting susu, yakni sepasang puting pos-aksilar; sepasang abdominal, dan dua pasang inguinal (di perut bawah).[4] Holotipe merupakan spesimen betina dengan ukuran KT 189 mm, E 257 mm, KB 37, dan telinga 26 mm; dikoleksi dari Blang Kejeren pada ketinggian 800 m dpl, kini tersimpan di Museum Zoologi Bogor.[2] Sebaran dan ekologiTikus ini terutama hidup di hutan-hutan pegunungan pada ketinggian antara 2.500-3.000 m dpl.[4] Spesimina diperoleh dari ketinggian antara 885-2.835 m dpl. di kaki hingga lereng atas G. Leuser di wilayah Aceh. Kemungkinan ekologinya serupa dengan tikus kerinci (R. korinchi).[5] Analisis genetika mengindikasikan bahwa kedua taksa tersebut berkerabat erat, yang lalu berevolusi secara terpisah semenjak lk. 1,4 juta tahun yang lalu.[7] EtimologiNama spesiesnya diberikan untuk menghormati Andries Hoogerwerf, seorang naturalis dan zoologiwan berkebangsaan Belanda, yang mengoleksi holotipe dan spesimen pertama tikus ini.[2] Referensi
|