Tiga Pusaka Keramat (三種の神器code: ja is deprecated , Sanshu no Jingi), juga dikenal sebagai Tanda Kebesaran Kekaisaran Jepang, adalah pusaka yang diwariskan secara turun-temurun kepada Kaisar Jepang. Pusaka tersebut terdiri dari pedangKusanagi (草薙劍code: ja is deprecated , Kusanagi no Tsurugi), cerminYata no Kagami (八咫鏡code: ja is deprecated ), dan permata Yasakani no Magatama (八尺瓊曲玉code: ja is deprecated ). Pusaka tersebut melambangkan nilai-nilai kebaikan: keberanian (pedang), kebijaksanaan (cermin), dan kemurahan hati (permata).[1] Pusaka tersebut dapat pula ditafsirkan sebagai berikut: cermin melambangkan Matahari; permata melambangkan Bulan; dan pedang melambangkan bintang.[2]
Karena statusnya yang masih legendaris, lokasi keberadaannya belum dapat dipastikan, tetapi diduga kuat bahwa pedangnya disimpan di kuil Atsuta di Nagoya, permatanya disimpan di Kokyo (Istana Kerajaan) di Tokyo, dan cerminnya disimpan di Kuil Ise di Prefektur Mie.[3]
Sejak 690, pengenalan keberadaan benda tersebut ke hadapan Kaisar Jepang oleh para pendeta dari kuil telah menjadi elemen pokok dari upacara penobatan kaisar. Upacara tersebut tidak terbuka untuk umum, dan menurut tradisi benda tersebut hanya disaksikan oleh kaisar dan pendeta tertentu. Maka dari itu, tidak ada foto maupun gambaran yang didapat.
Menurut legenda, pusaka tersebut dibawa oleh Ninigi-no-Mikoto—leluhur legendaris bagi para keturunan Kaisar Jepang—saat neneknya, Dewi Matahari Amaterasu, mengirimnya untuk menenangkan keadaan Jepang. Secara tradisional, pusaka tersebut merupakan lambang kedewaan Kaisar Jepang sebagai keturunan Amaterasu, dan menguatkan legitimasi politiknya sebagai pemimpin tertinggi di Jepang.