Tata Suara (bahasa Inggris: sound system) adalah suatu teknik pengaturan peralatan suara atau bunyi pada suatu acara pertunjukan, pertemuan, rapat dan lain lain. Tata suara memainkan peranan penting dalam suatu pertunjukan langsung dan menjadi satu bagian tak terpisahkan dari tata panggung dan bahkan acara pertunjukan itu sendiri.
Tata suara erat kaitannya dengan pengaturan penguatan suara agar bisa terdengar kencang tanpa mengabaikan kualitas dari suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikrofon-mikrofon, kabel-kabel, pengolah audio dan efek suara, konsol pencampur, penguat akhir audio dan juga penyuaranya.
Aspek teknis peralatan
Secara garis besar suatu tata suara harus paling tidak mempunyai empat unsur penting yaitu: mikrofon, pencampur audio, penguat audio dan pengeras suara.[butuh rujukan]
Mikrofon
Mikrofon berfungsi sebagai tranduser dalam tata suara. Fungsinya ialah mengubah atau menangkap getaran suara. Pola pengarahan mikrofon disesuaikan menjadi satu arah ata banyak arah sesuai dengan kebutuhan tata suara. Pengaturan pola pola pengarahan ditentukan berdasarkan tingkat sensitifitas mikrofon. Hasilnya berupa audio yang disalurkan ke pencampur audio.
Pencampur audio
Pencampur audio merupakan tempat penghimpunan audio yang berasal dari mikrofon dan sumber audio lainnya. Pada pencampur audio terjadi penentuan jumlah kanal mikrofon yang dapat diolah. Selain itu, ditentukan pula cara pencampuran atau pemaduan nada.
Penguat akhir Audio
Penguat akhir audio adalah penguat akhir dari semua sinyal yang telah dipadukan oleh pencampur audio. Nilai penguatan dinyatakan dalam rata-rata kuadrat satuan Watt. Nilai pada rentang ratusan Watt umumnya digunakan untuk penguat audio pada acara pesta atau acara pertemuan. Sedangkan nilai pada rentang ratusan ribu Watt umumnya digunakan untuk penguat audio pada acara pertunjukan musik.
Pengaturan jalur sinyal
Pengaturan tata suara dimulai dari pengaturan jalur mikrofon dan sumber input yang lain ke pencampur audio yang ada. Dari keluaran pencampur audio selanjutnya sinyal audio diatur kembali oleh operator dan sinyal diolah pada peralatan tambahan (aksesori audio). Beberapa jenis peralatan tambahan dalam tata suara seperti pembatas audio dan penekan audio, penggema, dan penyeimbang audio. Setelah diolah, sinyal audio dikirim ke pemantau stan dan dapat pula ke masukan rekaman jika diperlukan. Setelah itu, sinyal audio diumpan ke penguat akhir untuk menggetarkan penyuara. Letak konsol pencampur umumnya diletakkan di depan panggung jika tata suara itu untuk pertunjukan. Kondisi ini karena diperlukan perlindungan terhadap injakan untuk kabel penghubung yang menghubungkan panggung dengan konsol pencampur.[butuh rujukan]
Bagian-bagian Sistem
Transduser Masukan
Banyak jenis trandsducer dapat ditemui dalam sebuah tata suara, Dengan mikropon sebagai jenis trnsducer yang paling banyak dipakai. Mikropon dapat dibagi-bagi menurut cara kerja perpindahan getarannya, dan juga bentuk dari penerapan kegunaannya. Kebanyakan mikropon yang dipakai dalam tata suara adalah dari jenis mikropon dinamik dan mikropon kondenser.
Mikropon yang dipakai dapat diletakkan dan dipasang dengan berbagai cara, termasuk pada penyangga dengan dasar pemberat, penyangga podium, jepitan dasi, terpasang di instrument dan terpasang di headset. Mikropon yang dapat dipasang pada jepitan dasi dan headset sering kali digunakan dengan transmisi nirkabel sehingga memudahkan pembicara yang menggunakannya agar bebas bergerak.
Ada beberapa jenis transducer lain yang mungkin dipakai sesekali, termasuk didalamnya adalah pickup magnetik yang digunakan pada gitar listrik dan bass listrik. Mikropon hubung yang dipakai pada intrument-instrument berdawai,piano, dan juga katrid pickup phono yang dipakai pada pemutar-pemutar rekaman.
Pengolah Sinyal
Pada tata suara profesional, alat pengolah sinyal bisa dipakai seperti pembatas audio (audio limiter) dan pemampat (compressor) untuk mikrofon, penambah dinamis nada seperti prosesor reverb dan chorus.
Konsul Mixing
Konsul mixing (Audio Mixer) adalah pusat dari sistem tata suara dimana operator dapat menyampur, menyamakan dan menambah efek-efek pada sumber-sumber suara. Berbagai konsul mixer dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam satu sistem tata suara tunggal.
Dalam tata suara, konsul mixer utama (FOH, Front of House) harus berada dimana operator dapat melihat dan mendengar aksi di panggung. Mixing dengan booth monitor terdekat akan mencegah operator dari pendengaran yang campur aduk antara suara artis, umpan balik Loudspeaker utama, gaduh penonton dan juga efek akustik ruangan.
Pada pertunjukan skala besar, sering kali menggunakan konsul mixing untuk monitor panggung secara terpisah, dimana diperuntukkan untuk menciptakan monitor hasil mix bagi monitor-monitor di atas panggung. Konsul-konsul ini sering kali terletak di samping panggung sehingga operator dapat berkomunikasi dengan yang sedang tampil di atas panggung.
Equalizer
Equalizer ada dalam sistem tata suara dalam dua bentuk: Equalizer grafik dan Equalizer parametrik. Keduanya dipakai dengan filter-filter End-cut.qualizer parametrik mempunyai pemutar paling tidak tiga parameter yakni: frekuensi, Perbesar-potong (boost/cut) dan Q(lebar jalur).
Equalizer tersebut lumrah ditemukan berada dalam setiap kanal dalam konsul mixing, namun ada juga yang dibuat terpisah.
Equalizer grafik mempunyai penggeser-penggeser yang mengacu pada sebuah kurva dari response terplot pada sebuah grafik.
Pada sistem tata suara biasanya didesain pada tengah-tengah 1/3 oktaf. Filter-filter suara End-cut akan membatasi lebar jalur melewati batasnya, dimana akan mencegah gangguan-gangguan subsonik dan pengaruh RF atau ganggunag-gangguan dari pengatur lampu yang dapat mengganggu sistem suara.
Bagian-bagian dari filter-filter End-cut sering kali termasuk dengan equalizer grafik untuk memberikan pengaturan penuh. Sebuah penekan umpan balik (Feedback suppresor) adalah jenis filter yang akan secara otomatis mendeteksi dan menekan umpan balik suara dengan memotong frekunsi suara mana yang menyebabkannya.
Compressors and limiters
Compressor
Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori “gain based”. Sewaktu kita menyetel parameter2 yang terdapat pada sebuah unit compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna utk membuat signal lebih rata atau stabil. Tidak terlalu naik turun.
Dahulu sewaktu rekaman banyak dilakukan di pita analog, ketika seorang Sound Engineer merekam material yang memiliki perubahan dinamika tinggi, maka dia akan menurunkan volume sehingga bagian yang berdinamika kuat tak akan mengakibatkan distorsi. Masalahnya, ketika volume diturunkan, maka bagian yang lembut berada dekat pada noise floor, jadinya tak terdengar jelas karena tertutup oleh suara seperti “shhhhhh”. Dengan menggunakan compressor, maka Sound Engineer dapat men-stabilkan materi sehingga volume keseluruhan dapat diangkat dan mengurangi tape noise.
Contoh lain nya adalah penggunaan compressor pada vocal. Mari kita bayangkan apabila kita mixing sebuah lagu yang hanya terdiri dari vocal, sedangkan musiknya berasal dari keyboard atau organ tunggal. Kita mengetahui bahwa musik organ tunggal memiliki dinamika yg konstan, sehingga akan menjadi masalah apabila vocal nya memiliki dinamika yang lebar.
Misalnya si penyanyi berbisik pada intro, lalu menyanyi dengan kencang pada bagian reff. Apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat ref, maka ketika intro vocal tak akan kedengaran karena si penyanyi berbisik. Begitu juga apabila kita mem balance musik dan vocal berdasarkan saat intro, maka saat ref musik akan tertutup karena si vocalist menyanyi dengan kencang / berteriak.
Dengan menggunakan compressor, Sound Engineer dapat menstabilkan vocal tersebut sehingga dapat “masuk/menempel” dengan baik pada musik organ tunggal.
Utk rekaman, Compressor juga dapat digunakan “sebelum” signal masuk ke tape / hard disk. Utk aplikasi ini, Compressor berguna utk menjaga signal yang masuk agar tidak sampai terjadi digital clipping.
Yang masih termasuk dari kategori compressor antara lain:
Limiter: output nya konstan, tidak perduli besar kecil nya signal yang masuk / signal tak diperkenankan melewati threshold yang ada.
Brick Wall Limiter: Limiter yang banyak digunakan pada saat mastering untuk menaikkan volume keseluruhan dari sebuah material audio.
Frequency Selected Compressor: bekerja pada satu band frequency yang telah ditentukan. Contoh nya adalah deesser. Deesser bekerja pada frequency sekitar 5 – 8 kHz dan berguna utk menekan bunyi desis pada vocal
Multi Band Compressor: Banyak digunakan utk mastering. Bisa kita bayangkan sebagai beberapa compressor dijadikan satu. Yang mana tiap2 compressor menangani frekuensi atau bandwith yang berbeda secara independent. Tiap bandwith dapat memiliki settingan attack, release, ratio dan threshold yang berbeda juga. Misalnya kita memiliki MBC yang dibagi 3, maka dapat di set: satu untuk meng-compress frequency rendah, satu utk mid, dan satu utk high frequency.
Apabila digunakan dengan baik dan benar, sebagian besar pendengar yang awam tak akan menyadari bahwa compressor telah digunakan. Telinga manusia cenderung lebih peka terhadap perubahan pitch daripada perubahan amplitude.
Umumnya, sound engineer mengerti musik. Tentu nya anda mengerti, selain nada dan irama, perubahan dinamika atau keras lembut nya sebuah lagu sangat mempengaruhi keindahan dari lagu tersebut. Apalagi utk lagu klasik. Nah, inilah yang akan kita coba pertahankan.
Secara garis umum ada 5 buah parameter yang dapat di adjust, yaitu: threshold, ratio, attack time, release time, dan output/gain. Dari ke 5 parameter ini, saya akan membagi nya menjadi dua bagian yaitu, threshold dan ratio. Selanjutnya adalah attack time dan release time. Pertama-tama kita membahas soal threshold dan ratio.
Yang pertama adalah threshold. Threshold adalah satu point dimana apabila sebuah signal melewati titik ini, maka si compressor akan mulai bekerja. Anda lah yang menentukan threshold ini. Sebagai contoh, apabila threshold di set pada -20 dB, maka semua signal yang melewati -20 dB akan di proses. Signal yang tak melewati tak akan di proses.
Parameter yang kedua adalah ratio. Singkatnya, ratio adalah perbandingan atau jumlah dari kompresi yang akan dikenakan kepada signal audio yang melewati batas threshold. Misalkan ratio di set pada perbandingan 3:1 dan threshold -20 dBFS. Apabila signal berada pada -14, berarti melewati threshold dengan jumlah 6 dB. Lalu akan di kompress dengan perbandingan 3:1. Maka akan kita dapat hasil 2. Nah ini yang kita tambahkan pada threshold kita yang -20 tadi. Hasil akhir nya adalah -18 dB.
Kita telah membahas berulang kali soal dB ini, mungkin anda bertanya-tanya, berapa dB kah kompresi yang baik itu? Sebagai jawaban nya, tergantung selera dan jenis musik yang sedang anda mixing. Tapi, ada patokan nya yaitu: apabila anda sudah mengkompress sebesar 6 dB, maka di persepsikan itu adalah setengah dari keras nya suara sebelum di kompress. Utk lebih jelas nya perhatikan tabel pada bagian bawah artikel ini.
Parameter kita yang ketiga, adalah attack time. Attack time menentukan berapa lama nya si compressor “menunggu sebelum mulai bekerja” setelah ia mendeteksi ada nya signal yang melewati threshold. Seperti kita lihat pada gambar di atas, setiap instrument memiliki “Sound Envelope” yang berbeda. Jika attack time anda set “fast”, maka compressor akan melihat dan bereaksi pada hampir setiap signal yang melewati threshold.
Contoh nya saat kita gunakan compressor pada track drum. Apabila attack time di set cepat, maka compressor akan bereaksi terhadap setiap pukulan drum. Ketika anda mengubah attack time to “slow”, maka compressor tak akan bereaksi terhadap signal berdurasi pendek.
Parameter kita yang ke empat, adalah release time. Release time menentukan berapa lama nya si compressor “menunggu sebelum berhenti bekerja” setelah ia mendeteksi bahwa signal audio sudah tak lagi berada di atas threshold. Bisa juga diartikan waktu nya sebelum compressor kembali ke normal (sebelum dia bekerja)
Parameter yang ke lima adalah make up gain, atau output. Ketika sebuah signal di compress, maka otomatis amplitude nya akan berkurang. Output ini berguna untuk menambah “Gain” dari signal audio anda yang sudah di kompress.
Beberapa Compressor memiliki settingan yang disebut Hard Knee atau Soft Knee. Perbedaan nya adalah, pada Hard Knee, ketika signal masih di bawah threshold, sama sekali tidak di compress. Begitu melewati threshold, maka compressor langsung bekerja. Pada soft knee, ketika signal mulai mendekati threshold maka compressor nya mulai bekerja.
Beberapa kesalahan yang banyak ditemui pada saat setting compressor:
Threshold nya di set ke 0
Ratio di set ke 1
Attack terlalu besar saat meng-compress instrument perkusi
Cara cepat utk mengeset compressor:
Set Ratio 3:1
Set Attack Time 12 ms, Release Time 50 ms atau Auto
Perlahan-lahan turunkan threshold nya sehingga didapat Gain Reduction antara 4 s/d 8 dB ( Tergantung jenis instrument nya )
Panduan menentukan parameter compressor:
Jenis instrument dipakai untuk menentukan attack dan release Time
Teknik bermain atau dynamic range dipakai untuk menentukan ration dan gain reduction
Panduan perbandingan dB saat meng-compress dan mixing:
+1 dB artinya bertambah 12%
+3 dB artinya bertambah 40%
+6 dB artinya dua kali lipat lebih kencang ( bertambah 100% )
-1 dB artinya 90% dari original SPL
-3 dB artinya 70% dari original SPL
-6 dB artinya setengah dari original SPL
Peralatan berikutnya yang sering digunakan pada sebuah sistem tata suara adalah compressor/limiter/noise gate. Pada beberapa merek pembuat alat ini, ketiga jenis fitur ini dibuat terpisah antara compressor/limiter dan noise gate, tetapi ada juga yang dijadikan satu.Menurut Davis & Jones, pengertian compressor dan limiter adalah sinyal prosesor yang berfungsi mengurangi rentang dinamis dari sebuah sinyal. Limiter didesain untuk mengurangi peningkatan level input yang dapat menghasilkan peningkatan level output di atas threshold.
Pengertian di atas memang sedikit rumit karena didasarkan pada teori yang sebenarnya dari fungsi compressor/limiter.
Nah, pengertian yang sederhana dari compressor dan limiter menurut Fry adalah:
“Basically what these do is keep an eye (or should that be ear?) on signal levels, stopping them from getting any louder than the level you set (the Threshold). A compressor puts a gentle “squeeze” on excess level, whereas a limiter hits it on the head with a hammer!”
Knob-knob fungsi yang terdapat dalam sebuah compressor/limiter adalah:
• Threshold
Knob ini memiliki level yang bervariasi pada saat alat ini memulai untuk memodifikasi sinyal dinamik dari suatu sumber bunyi. Semakin kecil level yang diset untuk menentukan threshold (kurang dari 0 dB) maka suara akan semakin “mengecil” demikian pula sebaliknya.
• Ratio
Knob ini menentukan seberapa sinyal yang akan “ditekan” pada saat mencapai threshold. Biasanya knob ini memiliki beberapa variasi mulai dari tanpa kompresi (1:∞), kompresi yang lebih soft ( 2:1 sampai 3:1), kompresi medium (3:1 sampai 6:1), kompresi yang lebih berat (6:1 sampai 8:1) dan hard limiting (10:1 sampai ∞:1). Cara membaca ratio yang lebih mudah seperti ratio kompresi 3:1, artinya input level sebesar 3 dB akan dikompresi sedemikian sehingga output level menjadi 1 dB. Karena suara akan lebih mengecil maka perlu disesuaikan output gain dari compressor/limiter yang digunakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
• Output/Output Gain
Knob ini mengontrol output gain dari compressor yang dipakai. Sebagai contoh, apabila digunakan threshold yang rendah dan rasio sebesar 10:1, maka volume secara keseluruhan dari sebuah sinyal akan hilang. Untuk mengatasi hal ini maka knob ini digunakan untuk “menaikkan” volume yang “tertekan” tanpa harus merasa was-was sinyal yang akan dikeluarkan over.
Perhatian!!! Jangan menaikkan output gain dari compressor lebih dari 3 sampai 4 dB di atas gain unity (0 dB) dari level mixer kecuali Anda memiliki kemampuan ekualisasi yang sangat baik.
• Attack & Release
Knob attack berarti seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk mengurangi sinyal dan knob release berarti seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk kembali ke normal. Dalam bahasa yang lebih sederhana, knob attack berfungsi untuk mengukur seberapa cepat sinyal yang “tertutup” dan knob release berfungsi untuk mengukur seberapa cepat sinyal yang “terbuka” kembali.
Satu pertanyaan yang mungkin timbul dalam benak Anda, “Dimanakah alat ini diaplikasikan?” Compressor/limiter dapat dipakai di semua bagian dalam sistem tata suara terutama sebelum rangkaian pre-amp mic atau sebelum rangkaian power amp.
Bila ditempatkan pada rangkaian sebelum pre-amp mic, maka aplikasi compressor/limiter berfungsi untuk melakukan kompresi pada sinyal yang berlebihan atau menaikkan sinyal yang terlalu “lemah” atau dapat membantu agar sinyal yang terdengar lebih tight atau punchy.
Bila ditempatkan pada rangkaian sebelum power amp maka alat ini lebih banyak berfungsi sebagai limiter untuk melindungi rangkaian power amp dan speaker agar tidak menjadi berlebihan yang dapat mengakibatkan rusaknya rangkaian tersebut. Aplikasi yang terakhir lebih sering digunakan apabila pemakaian alat ini tidak terdistribusi secara rata per channel pada mixer/mic pre-amp. Memang diperlukan biaya yang tidak sedikit agar tiap channel dapat memakai aplikasi alat ini, karena kebanyakan alat ini hanya tercipta sebanyak dua channel bahkan satu channel saja.
Bisa dikalkulasi untuk pemakaian 16 channel mixer, akan dipakai sebanyak 8 unit dual compressor/limiter. Bila 1 unit dual compressor/limiter yang termurah seharga Rp 2.000.000,00 maka dapat dihitung berapa anggaran yang harus kita anggarkan.
Untuk itu, beberapa pabrik pembuat alat ini menciptakan pula 4 channel compressor/limiter atau yang dikenal dengan nama Quad Compressor/Limiter. Pemakaian alat ini akan menghemat pemakaian unit barang yang akan dipakai, tetapi harganya pun tidak akan dapat menjadi lebih hemat bahkan akan menjadi lebih banyak.
Diposkan oleh yanto di 17:31 (http://yantoac.blogspot.com/2010/01/compressorlimiter.html[pranala nonaktif permanen])
DLMS(Digital Management Loud Speaker)
Aksesoris audio yang dapat mewakili beberapa item aksesoris audio analog seperti graphic equalizer,compressors limiter,crossover,phase reverse yang dikemas dalam 1 konsol digital bernama DLMS.
DLMS merupakan alat terkini dalam system tata suara modern. DLMS memiliki beberapa seri dari pabrikan audio converter ternama,dengan fitur input dan output yang dibedakan menjadi :
-2 input 6 output
-3 input 6 output
-4 input 6 output
Mengenai cara penggunaan DLMS telah diterbitkan oleh situs soundonmike diartikel yang berjudul Urutan pemasangan sound system yang benar[1]
c/;Power Amplifiers
Power Amplifier merupakan terminal terakhir dari penguatan arus dan tegangan untuk selanjudnya diumpan ke loud speaker, daya power amplifier dari puluhan sampai rubuhan watt per-power amplifier.
Power amplifier dibedekan dengan amplifier, bedanya sebutan amplifier bisanya dilengkapi dengan volume, balance, bass, middle, treble, loudness, sedangkan power amplifier tidak dilengkapi perlengkapan tersebut.
Output transducers
Loudspeakers
Loud speaker adalah sebuah alat audio, untuk menggetarkan udara prosesnya yaitu dari getaran listrik diubah menjadi getaran mekanik, alat utamanya yaitu: magnet, gulungan kawat, kertas atau bahan lainnya yang lebih keras. Dari maju mundurnya konus speaker itu yang terjadi adalah udara bergetar sehingga menghasilkan suara yang dapat kita dengar.
Daerah operasi loud speaker yang kita kenal sekarang meliputi suara, Super bass, middle bass, middle, tweeter, super tweeter. Suara rendah super bass merupakan pasangan komposisi speaker yang diameternya paling besar dan semakin mengecil diameternya seiring dengan tingginya frekuensi suara sampai pada tweeter, super tweeter berdiameter paling kecil.www.okesumut.com