Tari Aduan Sape, yang diciptakan oleh Suhadianto, merupakan tari kreasi asal Bondowoso. Latak belakang dibuatkannya tarian ini berdasarkan tradisi mengadu sapi di daerah tersebut.[1]
Dalam tradisi pengaduan sapi, sapi-sapi tersebut akan diberi mantra-mantra tertentu berupa bentuk ramuan ataupun makanan yang akan dimasukkan ke mulutnya, lalu sapi-sapi tersebut siap untuk diadu di tengah arena. Sapi-sapi tersebut akan saling membenturkan kepalannya diiringi dengan sorak sorai tukang-tukang sapi dan pawang-pawangnya. Selama proses pertarungan sapi yang keluar dari arena dinyatakan kalah, sementara sapi yang dinyatakan menang, pemiliknya akan menari-nari dan menyanyi diiringin bunyi-bunyian serta ditemani oleh seorang tandak, seorang lelaki yang berpakaian wanita.
Tradisi mengadu sapi diawali dengan penari-penari wanita dengan pawangn-pawangnya berdoa untuk kemenangan sapi masing-masing. Lalu, sapi diadu dan para tukang sapi akan menari dengan penuh semangat dan pawang akan menyebarkan mantra-mantra untuk kemenangan sapi masing-masing. Beberapa orang lainnya di arena adu akan siap dengan jerat untuk menjaga kemungkinan ada sapi yang melarikan diri. Bila muncul pemenang, para penari wanita bersama-sama dengan tukang sapinya menari-nari gembira.
Tari Aduan Sape terdiri dari 15 penari baik pria maupun wanita. Penari-Penari tersebut akan memerankan 2 orang sebagai sapi yang diadu, 4 orang penari sebagai tukang sapi, 2 orang penari sebagai pawang atau dukun, beberapa wanita sebagai tandak, dan sisanya menjadi penari pemmbantu. Pakaian yang dikenakan penari sederhana, berupa pakaian yang dikenakan masyarakat untu kesehariannya. Penari laki-laki mengenakan ikat kepala, celana komprang, kain batik yang diikat di pinggang. Penari wanita mengenakan kain batik corak madura dan kebaya.
Tari Aduan Sape sering kali dibawakan oleh pelajar Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
Referensi
- ^ Ensiklopedi Tari Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1980/1981. hlm. 4–5.