Stadion tersebut menjadi milik Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Persewangi Banyuwangi, yang merupakan wakil Kabupaten Banyuwangi di Liga Indonesia menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya.[1]
Tribun penonton yang mampu menampung 15.000 penonton.[1]
Fasilitas penunjang lainnya seperti toilet, kantin, ruang ganti pemain, ruang wasit, Musholla dan lain-lain.
Penggunaan
Stadion Diponegoro digunakan sebagai markas Persewangi Banyuwangi[1] dan tim debut baru Banyuwangi Putra FC. Selain peruntukannya untuk arena sepak bola, Stadion Diponegoro digunakan juga untuk acara konser dan jenis keramaian lainnya [2]
Pengembangan
Direncanakan pada tahun 2013 ini Stadion Diponegoro Banyuwangi akan direnovasi. Stadion ini nantinya akan berkonsep 2 in 1. Artinya, selain untuk keperluan kelancaran olahraga, Stadion Diponegoro bisa digunakan untuk sentra perdagangan dengan menggunakan sisi bawah tribun penonton. Untuk mewujudkan hal ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah mengucurkan dana sekitar 5 miliar rupiah.[3]
Renovasi Stadion Diponegoro melibatkan arsitek nasional Budi Pradono dengan desain modern dan tradisional. Hal itu bisa dilihat dari ornamen sketsel atau partisi yang menghubungkan antara satu ruangan dengan lainnya, lalu terbuat dari bata merah yang tersusun unik.
Sementara itu, dekorasi dinding luarnya terbuat dari baja ringan yang berukirkan penari Gandrung Banyuwangi dengan berbagai pose. Stadion Diponegoro tepat berada di kawasan kota Banyuwangi. Stadion ini mulai direnovasi pada 2014 untuk menyambut gelaran Pekan Olahraga Provinsi V Jatim 2015 yang akan dipusatkan di Banyuwangi, 6-13 Juni mendatang, yang akan diikuti tak kurang dari 9311 atlet dan perangkatnya.
“Stadion ini sudah siap seratus persen. Renovasi sudah selesai dan lampu sudah terpasang. Dan rencananya akan sudah mulai dipakai untuk pertandingan uji coba pertandingan awal sepak bola tim Banyuwangi,” papar Anas.
Dia melanjutkan, pemerintah daerah memang membuka kesempatan bagi swasta untuk membangun stadion. "Ini adalah cara baru membangun stadion dengan melibatkan private partnership. Seperti di sejumlah negara, stadion disponsori swasta yang kemudian namanya berhak dicantumkan sebagai nama stadion, misalnya Etihad Stadium di Manchester, Emirates Stadium di London, atau Allianz Arena di Munich Jerman," ungkapnya. Menurut dia, saat ini, Pemkab Banyuwangi sedang membuat aturan pihak swasta bisa menyumbang namanya agar tercantum di Stadion Diponegoro. "Nanti kita lihat dulu jika menyumbang sekian rupiah maka berapa tahun namanya akan digunakan pada nama stadion," jelasnya.
Anas mengatakan, pihak ketiga yang saat ini membantu pembangunan Stadion Diponegoro adalah PT Bumi Suksesindo, perusahaan pemegang izin eksplorasi pertambangan emas di Banyuwangi."Saat ini BSI tetapi siapa saja bisa ikut kok. Kalau nggak ada pihak ketiga sudah berapa anggaran pemerintah untuk bangun stadion sebesar ini. Nilai yang dikeluarkan pasti lebih dari 12 miliar. Untuk penambahan nama sponsor tunggu dulu regulasi aturannya," pungkasnya.[4]