Sistem saraf simpatisSistem saraf simpatis adalah salah satu dari dua divisi sistem saraf otonom bersama dengan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf simpatis bekerja secara tidak sadar dengan cara berlawanan. Respon yang dihasilkan dari pengaturan sistem saraf ini sering disebut dengan “lawan atau lari” berbeda dengan sistem saraf parasimpatik yang responnya disebut dengan “istirahat atau mencerna”. Sistem saraf simpatis dipersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik dimana memengaruhi banyak sistem organ selama kegiatan fisik yang intens.[1] Peningkatan jumlah hormon akibat respon "lawan atau lari" meningkatkan kewaspadaan tubuh dan detak jantung, mengalirkan darah ekstra ke otot, meningkatkan pernapasan, mengantarkan oksigen ke otak, dan memindahkan glukosa ke dalam aliran darah untuk meningkatkan energi dengan cepat.[2] StrukturSistem saraf simpatis terdiri dari banyak jalur dengan berbagai fungsi pada berbagai sistem organ. Neuron preganglionik sistem saraf simpatik muncul dari bagian torakal dan lumbal pada medula spinalis (T1 hingga L2) dengan badan sel terdistribusi di empat regio materi abu-abu di medula spinalis secara bilateral dan simetris. Berbeda dengan sistem saraf parasimpatik, neuron orde pertama sistem saraf simpatik berakhir sebelum bersinaps pada neuron postsinaptik yang ditemukan dalam ganglia simpatis. Mirip dengan sistem saraf parasimpatis, neurotransmitter yang digunakan di persimpangan ini adalah asetilkolin. Asetilkolin ini mengaktifkan reseptor nikotinik. Neuron postganglionik ini kemudian melakukan perjalanan ke situs efektor mereka dan melepaskan neurotransmitter epinefrin atau norepinefrin kecuali untuk persarafan simpatik kelenjar keringat dan otot arrectores pili, otot kecil yang melekat pada folikel rambut, yang menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmitter postganglioniknya. Neurotransmitter ini bekerja pada reseptor adrenergik. Reseptor adrenergik terdiri dari alpha-1 (digabungkan ke Gq dan bekerja melalui jalur IP3/Ca2+), alpha-2 (digabungkan ke Gi dan bekerja melalui penurunan jalur cAMP), dan beta-1 dan beta-2 (digabungkan ke Gs dan bekerja melalui peningkatan jalur cAMP). Sifat rangsangan atau penghambatan beta-1 dan beta-2 tergantung pada jaringan di mana ia berada. Reseptor ini terletak di berbagai bagian tubuh dan mengatur tindakan sistem saraf pusat.[1] FungsiFungsi sistem saraf simpatis sangat luas dan melibatkan banyak sistem organ dan berbagai jenis reseptor adrenergik. Efek di mana sistem saraf simpatis bertindak berlawanan langsung dengan fungsi sistem sarah parasimpatis meliputi:[1]
Tindakan sistem saraf simpatis yang tidak bertentangan dengan tindakan sistem saraf parasimpatis antara lain sebagai berikut:
KelainanPada gagal jantung, sistem saraf simpatis aktivitasnya meningkat sehingga menyebabkan peningkatan kekuatan kontraksi otot jantung serta vasokonstriksi perifer untuk mempertahankan tekanan darah. Namun, efek ini mempercepat perkembangan penyakit sehingga meningkatkan risiko kematian pada gagal jantung.[3] Referensi
|