Persekolahan di Jerman memiliki sistem yang berbeda dengan persekolahan di Indonesia. Negara bagian merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam pendidikan di Jerman, sedangkan pemerintahan federal hanya memiliki porsi peran yang kecil. Akibatnya, sistem pendidikan yang ada sangat bervariasi di seluruh Jerman karena setiap negara bagian menentukan sistem pendidikannya sendiri.[1]
Pendidikan pra-dasar untuk anak usia dua hingga enam tahun sifatnya tidak wajib di Jerman, yakni sebagaimana di Indonesia berupa penitipan anak (daycare), kelompok bermain atau playgroup untuk pendidikan anak usia dini, serta taman kanak-kanak (TK). Sekolah sifatnya wajib di Jerman selepas pendidikan pra-dasar, dimulai sejak usia enam tahun. Matapelajaran yang sama diberikan kepada seluruh siswa sekolah dasar hingga kelas empat. Para siswa di akhir tahun ke empat kemudian dipisahkan berdasarkan kecakapan kompetensi, tingkat inteligensi, peringkat kelas, dan juga berdasarkan kesepakatan dengan orang tuanya, untuk melanjutkan di salah satu dari tiga jenis kelas yang berbeda.[2]
- Hauptschule
Menitikberatkan pada pelajaran berbasis kejuruan atau praktikal, jenis kelas yang ditempuh hingga kelas sembilan ini berorientasi pada sekolah kejuruan dimana siswa dapat mengikuti magang di perusahaan selain belajar di dalam kelas.
- Gymnasium
Jenis kelas ini ditempuh hingga kelas dua belas atau kelas tiga belas. Berorientasi untuk melanjutkan studi di universitas, jenis kelas ini di akhiri dengan ujian kompetensi untuk mendapat Abitur ijazah prasyarat untuk mendaftar kuliah.
- Realschule
Di samping matapelajaran regular, bidang keterampilan juga diberikan di kelas yang ditempuh hingga kelas sepuluh ini, sehingga lulusannya dapat melanjutkan ke sekolah kejuruan yang lebih tinggi dan mendapat kesempatan magang di perusahaan, ataupun mengikuti matrikulasi beberapa tingkat di gymnasium untuk mendapat abitur.[3]
Catatan kaki