Sistem Pengacakan Interoperabel Dasar

Basic Interoperable Scrambling System (bahasa Indonesia: Sistem Pengacakan Interoperabel Dasar), biasanya dikenal sebagai BISS, adalah sistem pengacakan sinyal satelit yang dikembangkan oleh European Broadcasting Union dan konsorsium produsen perangkat keras.

Peralatan seluler untuk mengirim berita melalui tautan satelit yang digunakan oleh reporter berita TVNZ.

Sebelum pengembangannya, umpan berita satelit "ad hoc" atau "sesekali digunakan" ditransmisikan dengan menggunakan metode enkripsi berpemilik (mis. RAS, atau PowerVu), atau tanpa enkripsi apa pun. Umpan satelit yang tidak terenkripsi memungkinkan siapa pun dengan peralatan yang benar untuk melihat materi program.

Metode enkripsi eksklusif ditentukan oleh produsen pembuat enkode, dan menempatkan batasan kompatibilitas utama pada jenis penerima satelit (IRD) yang dapat digunakan untuk setiap umpan. BISS adalah upaya untuk menciptakan sistem enkripsi "platform terbuka", yang dapat digunakan di berbagai peralatan pabrik.

Kolom untuk memasukkan kunci BISS pada Ericsson RX8200 IRD

Ada dua jenis enkripsi BISS yang digunakan:

  • Transmisi BISS-1 dilindungi oleh "kunci sesi" heksadesimal 12 digit yang disepakati oleh pihak pengirim dan penerima sebelum transmisi. Kunci dimasukkan ke dalam encoder dan decoder, kunci ini kemudian membentuk bagian dari enkripsi sinyal TV digital dan setiap penerima dengan dukungan BISS dengan kunci yang benar akan mendekripsi sinyal.
  • BISS-E (E untuk terenkripsi) adalah variasi di mana decoder telah menyimpan satu kunci BISS rahasia yang dimasukkan oleh, misalnya, pemegang hak. Ini tidak diketahui oleh pengguna decoder. Pengguna kemudian dikirim kode heksadesimal 16 digit, yang dimasukkan sebagai "kunci sesi". Kunci sesi ini kemudian secara matematis dikombinasikan secara internal untuk menghitung kunci BISS-1 yang dapat mendekripsi sinyal.

Hanya decoder dengan kunci BISS-rahasia yang benar yang dapat mendekripsi umpan BISS-E. Ini memberikan kontrol pemegang hak untuk mana decoder yang dapat digunakan untuk mendekripsi/decode feed tertentu. Umpan terenkripsi BISS-E mana pun akan memiliki kunci BISS-1 yang sesuai yang akan membukanya.

BISS-E antara lain digunakan oleh EBU untuk melindungi Liga Champions UEFA dan feed satelit profil tinggi lainnya.

Penggunaan BISS di Indonesia

Awalnya penggunaan acakan BISS dimulai sejak 1990-an untuk saluran televisi yang mengudara di satelit Palapa dan satelit lain yang bisa ditangkap di Indonesia, dimana saluran televisi luar negeri, saluran premium/berbayar dan siaran langsung acara olahraga yang disiarkan televisi nasional termasuk acara sepak bola, diacak menggunakan sistem ini. Namun seiring berjalannya waktu, ditambah dengan maraknya pembobolan saluran televisi yang diacak di satelit, maka BISS tidak berlaku lagi untuk mengacaknya, sehingga pengacakan diganti menggunakan Conax (yang digunakan oleh MNC Media), XCrypt atau semacamnya.

Pengacakan BISS yang masih dipakai di Indonesia saat ini hanya CNN Indonesia dan CNBC Indonesia yang mengudara dalam transponder Trans Media serta MetroTV yang mengudara dalam transponder Media Group di satelit Telkom-4. Pengguna televisi satelit gratis dapat membuka acakan saluran ini dengan menggunakan input BISS key yang mudah didapat dari internet seperti mengakses salah satu situs milik para bruter saluran televisi satelit untuk menulis key yang akan dimasukkan ke dekoder satelit.

Pranala luar

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41