Dalam arsitektur gerejawi, ciborium (Yunani: κιβώριον; secara harfiah berarti 'ciborion') adalah kanopi atau penutup yang didukung oleh tiang-tiang, berdiri bebas di ruang suci, yang ditempatkan di atas dan menutupi altar di sebuah gereja. Ciborium juga dapat disebut dengan istilah yang lebih umum, yaitu baldachin, meskipun istilah "ciborium" sering dianggap lebih tepat untuk contoh-contoh dalam gereja. Secara tradisional, baldachin (awalnya jenis kain sutra eksotis dari Baghdad) seharusnya memiliki penutup tekstil, atau paling tidak, seperti di Basilika Santo Petrus di Roma, menirukan bentuk tekstil tersebut.
Sejarah
Ciborium muncul dalam konteks berbagai jenis kanopi yang digunakan di dunia kuno, baik untuk kehormatan maupun tujuan praktis, guna menutupi orang penting serta gambar atau objek religius. Beberapa kanopi ini bersifat sementara dan dapat dipindahkan, seperti yang menggunakan tiang dan kain, sementara yang lain adalah struktur permanen. Kaisar Romawi sering digambarkan di bawah struktur semacam ini, yang sering disebut aedicula ("rumah kecil"). Istilah ini dalam penggunaan arsitektur modern mengacu pada struktur mirip ceruk yang melekat pada dinding, tetapi dulunya digunakan secara lebih luas.
Contoh aedicula dapat ditemukan pada banyak koin, Missorium dari Theodosius I, Chronography tahun 354, dan karya-karya Late Antique lainnya. Ruang Mahakudus (Holy of Holies) di Bait Suci Yerusalem, yang pintu masuknya ditutupi oleh parochet (tirai atau "tabir"), dipandang sebagai preseden oleh gereja. Selain itu, naos yang berisi gambar dewa di kuil Mesir mungkin merupakan struktur yang sebanding.