Setyono Djuandi Darmono (lahir 26 April 1949) (许龙川) atau lebih dikenal dengan panggilan S.D. Darmono adalah seorang pengusaha yang merupakan pendiri sekaligus Chairman Jababeka Group. Ia juga dikenal sebagai pejuang kebudayaan Indonesia. Pada 1989 ia mulai membangun Jababeka sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Bersamaan dengan itu, ia memimpin program-program wisata dan pelestarian, termasuk situs Warisan Dunia UNESCO yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko, serta revitalisasi Kota TuaJakarta.
Riwayat Hidup
Latar belakang dan keluarga
S.D. Darmono adalah anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Darmono Sugiarto dan Elyana Darmono. Saat dilahirkan, keluarganya berada dalam pengungsian akibat agresi militerBelanda pada masa revolusikemerdekaan. Ia bertumbuh di lingkungan keluarganya yang merupakan pebisnis tekstil di Muntilan. . Pada tahun 1977 ia menikah dengan Rosylawati Dewi, anak pengusaha dari Blitar, Jawa Timur dan dikaruniai tiga orang anak bernama Permada Wani Darmono, Sutedja Sidarta Darmono dan Andre Widianto Darmono.
Karier bisnis
Mengawali segala pekerjaan dan kariernya, S.D. Darmono mengikuti program Pelatihan Kerja Lapangan (PKL) di Imperial Chemical Industries (ICI), yang merupakan perusahaan asal Inggris di Bandung.[1] Di situlah ia mendapatkan pengalaman kerja ketika masih duduk di bangku pendidikan. Setelah menyandang gelar Diploma III pada tahun 1969, S.D. Darmono diterima bekerja di ICI.[1] Sebelas tahun bekerja di ICI dan berpengalaman sebagai ICI Market Manager di Manchester, UK selama tahun 1977-1980, akhirnya ia menjadi Kepala Divisi Pemasaran ICI.
Sejak berdiri pada tahun 1989, PT Jababeka Tbk sebagai pengembang kawasan industri berhasil mengembangkan Kota Jababeka, kawasan industri terbesar di Asia Tenggara menjadi sebuah kota yang terintegrasi atau disebut dengan istilah full integrated township. Pada tahun 1994, PT Jababeka Tbk merupakan pengembang kawasan industri pertama yang go public di Indonesia.[2] Adapun tiga pilar bisnis Jababeka yaitu pengembangan lahan, pembangunan infrastruktur, dan leisure and hospitality.
Proyek 100 kota
Proyek 100 kota adalah proyek pembangunan dan pengembangan 100 kota yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia yang akan menjadi kota mandiri melalui pemanfaatan potensi kota secara maksimal sehingga dapat menggali potensi daerah.[3][4] Saat ini Cikarang sebagai cetak biru proyek 100 kota ini berhasil menciptakan 1 juta lapangan kerja, oleh karena itu diprediksi 100 kota baru di seluruh Indonesia akan menciptakan 100 juta lapangan kerja.[4] Terkait proyek 100 kota ini, istilah one city, one industry atau one city, one factory pun diperkenalkan dengan konsep bahwa satu pabrik saja sudah cukup untuk mengembangkan satu kota baru karena otomatis para rantai pemasok akan ikut pindah semua.
Kota Jababeka
Dengan luas 5,600 hektar, kota Jababeka memiliki kawasan industri, perumahan dan komersial, jaringan transportasi umum, belanja, rekreasi dan tempat hiburan, hingga berbagai infrastruktur seperti dry port, pembangkit listrik, dua tempat pengolahan air bersih, dua tempat pengolahan air limbah serta berbagai fasilitas lainnya.
Selain itu, presiden juga telah memasukkan Tanjung Lesung sebagai salah satu di antara sepuluh destinasi wisata terbaik Indonesia yang mesti dipercepat pembangunannya.[6] Dalam rangka mendukung pertumbuhan industri pariwisata ini, pembangunan infrastruktur mulai digarap yaitu berupa pembangunan jalan tol dari Serang ke Tanjung Lesung untuk memudahkan akses ke wilayah tersebut.
Pada 2004, bersama PresidenSusilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah duta besar negara-negara sahabat, S.D. Darmono mendirikan President Executive Club (PEC), yang giat membahas inovasi dan upaya percepatan pembangunan, dengan konsep kolaborasi dan kemitraan ABG (Academic, Business & Government).
Pemerintah mendukung S.D. Darmono untuk mengembangkan 100 kota baru[5] seperti Jababeka di seluruh Indonesia agar lebih banyak lagi menciptakan lapangan kerja. Sejak saat itu proyek 100 kota pun digaungkan.
Pada tahun 2015 pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla mengundang S.D. Darmono ke Istana Merdeka.[8] untuk mendengarkan pengalaman Jababeka dalam mengembangkan kawasan industri dan mencetak kota-kota baru di Indonesia. Menko PerekonomianSofyan Djalil pun memberikan dukungan dengan mengimbau pemerintah untuk menjadi inisiator dalam mendorong dan memberikan insentif kepada industri-industri untuk pindah ke kota lain sehingga kota-kota baru pun berkembang, baik di Jawa maupun luar Jawa.
Di bidang kebudayaan, S.D. Darmono aktif dalam Tidar Heritage Foundation, serta sebagai Chairman PT TWC Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero), yaitu badan pengelola situs Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Istana Ratu Boko. Kegiatannya adalah mempromosikan budaya Indonesia yang lebih toleran. Dia juga menginisiasi proyek digitalisasi Candi Borobudur sebagai Warisan Dunia UNESCO, didukung oleh sineas terkenal kelas dunia dari Austria, Dr. Titus Leber. Hasilnya adalah karya multimedia dengan 48,000 hi-res photo images yang diterbitkan dalam CD Borobudur Paths to the Enlightenment. Selain sebuah serial CD, proyek ini juga menghasilkan buku-buku yang sangat penting dalam upaya pelestarian Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Ratu Boko. Untuk Candi Prambanan dihasilkan rekor dunia sendratari Ramayana Prambanan dengan penari terbanyak di dunia yang masuk dalam Guinness Book of World Record.
Untuk bidang sosial, S.D. Darmono menginisiasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Masyarakat Cikarang (LPPM-C). Lembaga ini menjembatani lingkungan industri yang berkembang pesat dan masyarakat setempat di seputar kawasan yang dikembangkan. Hasilnya adalah lingkungan yang terjaga, masyarakat yang toleran, kerukunan dan kesehatan yang produktif. Beberapa programnya adalah pembentukan Jababeka Multicultural Center dan Jababeka Botanic Gardens.
Untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, S.D. Darmono juga menyiapkan sarana perawatan dan pelayanan warga lanjut usia (lansia) dalam bentuk Senior Living @D’Khayangan, bekerja sama dengan Long Life Japan. Dalam penyiapan generasi muda, ia mendirikan Sekolah Menengah Atas Presiden yang memadukan kurikulum patriotis seperti SMA Taruna Nusantara dan sekolah internasional yang berbasis asrama. Persiapan pendidikan ini juga dilakukan untuk SMP Presiden, dan SD & TK Presiden, serta Sekolah Berkebutuhan Khusus yang semuanya berkembang di Kota Jababeka, Cikarang Baru.