Awalnya rintisan perguruan tinggi perintisan ini hanya di bidang kesehatan saja. Pada tahun 1902 di Batavia didirikan School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau dikenal sebagai Sekolah Dokter Bumi Putera) kemudian NIAS (Nerderlandsch Indische Artsen School) tahun 1913 di Surabaya . Ketika STOVIA tidak menerima murid lagi, didirikanlah sekolah tabib tinggi GHS (Geneeskundige Hooge School) pada tahun 1927. Perguruan inilah yang sebenarnya merupakan embrio kedokteranUniversitas Indonesia.[1][2]
Pada zaman pendudukan, di Batavia pihak Belanda mengusahakan dibukanya kembali GHS. Maka bukan hal yang aneh ketika penyerahan kedaulatan, tahun 1949 timbul gagasan untuk menjunjung tinggi ilmu pengetahuan tanpa membedakan warna kulit dan asal keturunan. Kedua lembaga pendidikan bekas Belanda dan bekas Republik dijadikan satu menjadi Universiteit Indonesia, Fakulteit Kedokteran, tanggal 2 Februari1950, yang saat ini dikenal dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
^Pada tanggal 3 Juli 1920 sekolah tinggi pertama di Hindia Belanda, yaitu Technische Hoogeschool (Sekolah Tinggi Teknik), yang dikenal dengan singkatan namanya THS didirikan di Bandung.[3]:6 Pada tanggal 28 Oktober 1924 Rechtshoogeschool (RHS atau Sekolah Tinggi Hukum) yang merupakan institusi pendidikan tinggi kedua dibuka di Jakarta, dan tiga tahun kemudian, pada tanggal 16 Agustus 1927 Geneeskundige Hoogeschool (GHS atau Sekolah Tinggi Kedokteran) yang merupakan institusi pendidikan tinggi ketiga dibuka di Jakarta.[3]:8