Sejarah Tibet

Patung Kaisar Songtsän Gampo

Sejarah Tibet, sebagaimana yang tercatat, adalah difokuskan secara khusus pada sejarah Buddhisme di Tibet. Hal ini sebagiannya dikarenakan agama ini telah memainkan peranan sangat penting dalam pengembangan budaya Tibet dan Mongol. Bagian lainnya dikarenakan hampir semua sejarawan asli negara itu berasal dari kalangan biksu.

Letak geografis

Tibet terletak di antara dua peradaban kuno, Tiongkok dan India. Gunung luas membentang ke timur Dataran tinggi Tibet menandakan perbatasan dengan Tiongkok, dan pegunungan Himalaya yang menjulang tinggi di Nepal dan India membentuk pembatas antara Tibet dan India. Tibet dijuluki "atap dunia" atau "tanah salju".

Ahli bahasa mengklasifikasikan Bahasa Tibet dan dialeknya masuk ke dalam rumpun bahasa Tibeto-Burma, anggota non-Sinitik dari keluarga bahasa Sino-Tibet.

Prasejarah Tibet

Beberapa data arkeologis menunjukkan manusia purba mungkin telah melewati Tibet pada saat India pertama kali dihuni, diperkirakan setengah juta tahun yang lalu. Dataran Tinggi Tibet yang dihuni manusia modern pertama diperkirakan sekitar 21.000 tahun yang lalu. Populasi ini sebagian besar diganti oleh imigran Neolitik dari China utara sekitar tahun 3.000 SM. Namun ada "kontinuitas genetik parsial antara penduduk Paleolitik dan populasi Tibet kontemporer".

Pada masa Megalitikum di dataran Tinggi Tibet terdapat monumen patung-patung, mungkin patung-patung ini telah digunakan dalam pemujaan leluhur. Tidak diketahui apakah monumen ini dibangun oleh orang Tibet kuno. Pada masa prasejarah di dataran Tinggi Tibet ditemukan bukit benteng dan kompleks pemakaman baru-baru ini, tetapi karena lokasi yang terpencil dan ketinggian yang amat tinggi membuat penelitian arkeologi menjadi sangat sulit.

Asal usul secara mitologi

Menurut Namkhai Norbu beberapa teks Sejarah Tibet mengidentifikasikan bahwa, orang dengan budaya Zhang Zhung yang bermigrasi dari wilayah Amdo menjadi apa yang sekarang wilayah Guge di Tibet barat. Zhang Zhung dianggap rumah asli dari agama Bön. Pada abad ke-1 SM., kerajaan tetangga muncul di Lembah Yarlung, dan raja Yarlung, Drigum Tsenpo, berusaha untuk menghapus pengaruh Zhung Zhang dengan mengusir imam Bön Zhang dari Yarlung. Dia dibunuh dan Zhang Zhung melanjutkan dominasinya di wilayah ini hingga diduduki oleh Songtsen Gampo pada abad ke-7.

Tanggal pelantikan Raja Tibet pertama, yakni Nyatri Tsenpo (Wylie: Gnya'-khri-btsan-po), tanggalnya disebutkan bervariasi. Beberapa teks Tibet memberikan keterangan pada tahun 126 SM, dan teks yang lain mengatakan pada tahun 414 SM. Nyatri Tsenpo dikatakan merupakan penjelamaan dari dari makhluk berkaki disebut Theurang, memiliki jari berselaput dan lidah yang begitu besar yang dapat menutupi wajahnya. Karena penampilan yang mengerikan, ia dikhawatirkan di Puwo asalnya dan diasingkan oleh Bön ke Tibet. Di sana ia disambut sebagai makhluk menakutkan, dan ia menjadi raja.

Raja-raja Tibet dikatakan untuk tetap terhubung ke langit melalui kabel DMU(DMU Thag) sehingga para raja tidak mati, tetapi mereka naik langsung ke surga. Terjadi peperangan antara Drigum Tsenpo dan Lo-Ngam, akhirnya dalam pertarungan itu kabel DMU dipotong dan menyebabkan raja Tibet tewas. Setelah itu Drigum Tsenpo dan raja-raja berikutnya meninggalkan mayat-mayat dan Bön melakukan ritual penguburan.

Dalam mitosnya, orang-orang Tibet adalah keturunan dari persatuan monyet Pha Trelgen Changchup Sempa dan batu raksasa wanita Ma Drag Sinmo. Namun monyet itu adalah manifestasi dari Chenresig Bodhisattva, atau Avalokitesvara (Tib. Spyan-ras-gzigs) sedangkan raksasa wanita pada gilirannya menjelma Chenresig itu permaisuri Dolma (Tib. 'Grol-Ma).

Pranala luar