Sastra Klasik atau yang lebih dikenal dengan sastra tradisional merupakan sebuah karya sastra yang diciptakan sebelum masuknya unsur terbaru sastra. Sastra klasik merupakan sastra yang berkembang sebelum tahun 1920-an (sebelum lahirnya Angkatan Balai Pustaka). Pada saat sastra klasik hadir, masyarakat masih terikat oleh adat istiadat dan masih sederhana.[1]
Ciri-ciri
Ciri-ciri sastra klasik, yaitu:[1]
- Penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut karena pergerakan zaman dahulu sangat lambat.
- Menggunakan anonim (tidak diketahui namanya),karena hanya sedikit orang yang mengikuti popularitas sehingga penulis berfokus pada pembuatan karya yang berfokus pada fungsionalitas cerita.
- Perkembannya secara statis, lambat dan terbatas pada kelompok tertentu,
- berkembang dalam banyak versi yang disebabkan karena penyampaian cerita yang secara lisan, seperti cerita mitis atau asalusul Melayu.
- Bersifat pralogis yaitu cerita yang disajikan tidak dapat dinalar dengan akal.
- Menggunakan ungkapan klise (formulazired).
Bentuk-bentuk
Bentuk-bentu sastra klasik, antara lain:[1]
- Mantra, adalah bentuk puisi yang dikaitkan dengan hal gaib atau mistis.
- Pantun, adalah sajak yang bentuk terdiri dari empat baris. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangan baris ketiga dan keempat merupakan isi.
- Pantun berkait, disebut juga pantun berantai atau seloka merupakan jenis pantun yang terdiri atas beberapa bait yang saling berkorelasi (sambung menyambung).
- Talibun, adalah pantun yang terdiri dari enam, delapan, atau sepuluh baris.
- Pantun kilat, disebut juga karmia merupakan pantun yang terdiri dari dua baris. baris pertama sampiran, sedangkan baris kedua isi.
- Gurindam, adalah sajak peribahasa yang terdiri dari dua baris yang berirama.
- Syair, adalah bentuk puisi klasik akibat pengaruh budaya Timur Tengah (Arab).
- Peribahasa, merujuk pada kelompok kata yang umumnya digunakan untuk mengiaskan maksud tertentu. Peribahasa terdiri dari nasihat, sindiran, dan pujian.
- Teka-teki, adalah cerita pendek yang menuntut adanya sebuah jawaban.
Referensi
- ^ a b c Kosasih, E (2019). Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. hlm. 13. ISBN 978-979-077-006-5.