SMA Negeri 10 Padang pernah menjalin kerja sama dengan sekolah Essington School Darwin di Australia sebagai sister school atau sekolah kembaran di luar negeri dan dengan SMA Negeri 81 Jakarta di dalam negeri.
Sejarah
Cikal bakal terbentuknya sekolah ini berawal ketika didirikannya Sekolah Guru Bantu (SGB) pada tahun 1958. Setelah berubah nomenklatur menjadi Sekolah Guru Atas (SGA), SGA berganti lagi menjadi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) sejak 1960, menjadikannya SPG pertama di Kota Padang. Keberadaan SPG berlangsung hingga tahun 1988 sebelum ditiadakan secara nasional. Gedung yang tersisa ditempati SMA Negeri 10 Padang yang baru terbentuk. Namun dari tahun 1989 sampai 1996, sekolah ini sempat menyandang nama SMA Negeri 11 Padang.[3]
Dua gedung pembelajaran SMA Negeri 10 Padang mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi pada tahun 2009. 18 kelas rusak sehingga selama sementara waktu proses belajar mengajar (PBM) diselenggarakan dalam tiga shift. Untuk menormalkan PBM, sekolah membangun 15 kelas darurat sehingga PBM dapat dijalankan menjadi dua shift. Kelas darurat dibangun dengan kerangka kayu berdindingkan tripleks.
Saat itu, menurut rencana sekolah akan dipindahkan ke kawasan Belanti di Kecamatan Padang Utara, sebab Yayasan Budha Tzu Chi bersedia membangun gedung sekolah yang dilengkapi dengan shelter di kawasan tersebut. Tawaran ini sebelumnya diajukan kepada SMA Negeri 1 Padang tetapi ditolak oleh alumni sekolah tersebut, walaupun pada akhirnya diambil kembali oleh SMA Negeri 1 Padang setelah bantuan yang dijanjikan oleh alumni tak kunjung datang.
Salah satu bantuan yang mengalir untuk sekolah datang dari Kota Balikpapan sebesar Rp2,976.278.000. Dana tersebut berasal dari sumbangan masyarakat Kota Balikpapan sebesar Rp1.064.278.000 dan dari pemerintah Kota Balikpapan sebesar Rp1.912.000.000.[4] Selain itu, bantuan lain datang dari pemerintah Jepang melalui Jakarta Japan Club (JJC) Foundation untuk meretrofit 18 kelas yang rusak. Retrofit bangunan selesai dilakukan pada 1 Oktober 2010 sehingga proses belajar mengajar kembali berjalan normal.
Kepala sekolah
Sejak tahun 1989, termasuk ketika menyandang nama sebagai SMA Negeri 11 Padang, dua belas orang tercatat pernah menjadi kepala sekolah ini.[3]