24 km (R-Han 122A),[2] 27 km (R-Han 122B),[3] 32 km (R-han 122 Avibras)[4]
Kapasitas amunisi
Hulu ledak 18 kg
Roket R-Han 122 adalah keluarga artileri roket yang dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Indonesia dengan kecepatan maksimum Mach 2,95 (3.614 km/h) dan jangkauan maksimum 32 km. Ia digunakan terutama oleh Tentara Nasional Indonesia.
Konsorsium itu beranggotakan sejumlah industri strategis yang mengerjakan bermacam komponen roket. Di dalam konsorsium terdapat PT Pindad yang mengembangkan launcher dan firing system dengan menggunakan platform GAZ, Nissan, dan Perkasa yang sudah dimodifikasi dengan laras 16/warhead dan mobil launcher (hulu ledak). Kemudian juga PT Dahana menyediakan propellant, PT Krakatau Steel mengembangkan material tabung dan struktur roket. PT Dirgantara Indonesia membuat desain dan menguji jarak terbang.
Sistem isolasi termal untuk membuat roketmiliter tidaklah mudah. Para periset beberapa kali melakukan uji coba hingga menemukan kesempurnaan pada roket R-Han 122 itu.
Pada 2003 para periset menggunakan material kritis dengan ketebalan baja 1,2 mm, tetapi produk justru cepat jebol. Kemudian para peneliti mulai memperbaiki sistem isolasi termal. Saat roket meluncur sempurna dibutuhkan suhu 3.000 derajat celsius. Pembakaran dengan menghasilkan suhu tinggi bisa berakibat fatal apabila sistem isolasi termal tidak bekerja dengan baik. Karena itu, di ruang isolasi termal diberi karet atau polimer yang bisa menghambat panas. Untuk material roket, dipilih bahan yang ringan, yakni aluminium, karena bisa menghambat panas. Perubahan-perubahan itu ternyata menghasilkan roket yang tidak pernah rusak saat diujicobakan.[2]
Pada 6 November 2010, uji penembakan dilakukan di Baturaja, Sumatera Selatan. Roket yang diuji adalah 3 buah roket 122 mm dengan hulu ledak asap dan 1 dengan hulu ledak hidup.[6] Tes lain dilakukan pada 28 Maret 2012, menembakkan 50 roket dari peluncur GAZ yang dikembangkan oleh Pindad. Roket memiliki jangkauan 15 km dan kecepatan 1,8 mach.[7]
R-Han 122 diresmikan kepada publik di Indodefence 2014 dari 5 hingga 8 November 2014 setelah uji coba rudal dilakukan pada Maret 2014.[8]
Program roket R-Han 122B dimulai pada tahun 2014 dengan menggunakan dana APBN dan menjalani uji dinamis pertama pada Juni 2015 sebagai implementasi Konsorsium pada tahun 2014. Pada 20 Agustus 2015, uji dinamis kedua dilakukan, menembakkan 6 roket dengan rudal Indonesia. RM 70 MLRS Korps Marinir.[9] R-Han 122B menjalani uji dinamik ketiga pada 27–29 Januari 2016 di Pantai Tempursari Lumajang, Jawa Timur dengan pengunjung dari Kementerian Pertahanan RI dan berbagai perusahaan pertahanan Indonesia. Uji dinamik ini ground to ground menggunakan beberapa jenis beban hulu ledak, yaitu 4 unit inert atau dummy, 9 unit asap, 8 unit sharp dan 4 unit telemetri. Muatan dummy dan asap diluncurkan untuk melihat titik jatuh, muatan tajam diluncurkan sebagai simulasi kondisi nyata roket R-Han 122-B, dan muatan telemetri digunakan untuk menentukan lintasan roket. Dari hasil pengujian, area jatuhnya roket berhasil dipantau pengamat berada pada kisaran 22–23 km untuk sudut elevasi 30° dan kisaran 25–26 km untuk sudut elevasi 50°.[10]