Produksi candu di Afganistan menempati proporsi signifikan dari keseluruhan lahan pertanian di Afganistan. Di Provinsi Hilmand, seperlima dari tanah subur di sana ditujukan untuk penanaman candu. Di beberapa distrik, proporsinya bahkan lebih tinggi hingga mengalahkan gandum. Pada awal 2000, Taliban sempat melarang penanaman candu demi mendapat pengakuan internasional. Larangan itu tercantum dalam dekrit pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada. Namun, keputusan tersebut tak terlaksana dengan baik.
Pendapatan para petani meningkat hingga tiga kali lipat dari semula USD 425 juta pada 2021 menjadi USD 1,4 miliar pada 2022. Jumlah tersebut disebut hanya mewakili sebagian kecil dari pendapatan yang dihasilkan dari produksi dan perdagangan dalam negeri. Penanaman candu di Afganistan meningkat sebesar 32 persen dibandingkan tahun 2021 menjadi 233.000 hektar, yang menjadikan panen tahun 2022 sebagai area terbesar ketiga di bawah budidaya candu.[1]