Berbudi Tinggi Berbadan Sehat Berpengetahuan Luas Berpikiran Bebas
Pondok Modern Darussalam Gontor[a 1], atau sering dikenal sebagai Pondok Modern Gontor, adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) yang terletak di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Menurut laman resminya, pondok pesantren ini mengklaim sebagai lembaga pendidikan murni yang tidak berafiliasi kepada partai politik ataupun organisasi kemasyarakatan apa pun.[2]
Sejarah
Pondok Tegalsari
Cikal bakal Pondok Modern Darussalam Gontor bermula pada tahun 1680, saat Kyai Ageng Muhammad Hasan Besari mendirikan Pondok Tegalsari di Desa JetisPonorogo (10 KM arah selatan Kota Ponorogo). Pondok Tegalsari sangat termasyhur pada masanya, sehingga didatangi ribuan santri dari berbagai daerah di pelosok nusantara. Kepemimpinan Pondok Tegalsari berlangsung selama enam generasi.[3][4]
Pondok Tegalsari
Periode
Nama
Keterangan
Generasi 1
Kyai Ageng Hasan Besari
w.1760
Generasi 2
Kyai Ilyas
Generasi 3
Kyai Hasan Yahya
Generasi 4
Kyai Hasan Besari II
w. 1862
Generasi 5
Kyai Hasan Anom
w. 1873
Generasi 6
Kyai Hasan Khalifah
w. 1883
Pada pertengahan abad ke-19 yaitu pada masa Kyai Hasan Khalifah, Pondok Tegalsari mulai mengalami kemunduran. Pada saat itu, dia mempunyai seorang santri kesayangan bernama R.M. Sulaiman Djamaluddin, seorang keturunan Keraton KasepuhanCirebon. Kyai Hasan Khalifah kemudian menikahkan putri bungsunya Oemijatin (dikenal dengan Nyai Sulaiman) dengan R.M. Sulaiman Djamaluddin dan mereka diberi tugas mendirikan pesantren baru untuk meneruskan Pondok Tegalsari, yang di kemudian hari pesantren baru ini dikenal dengan Pondok Gontor Lama.[5]
Pondok Gontor Lama
Berbekal 40 santri yang dibawa dari Pondok Tegalsari, Kyai R.M. Sulaiman Djamaluddin bersama istrinya mendirikan Pondok Gontor Lama di sebuah tempat yang terletak ± 3 kilometer sebelah timur Tegalsari dan 11 kilometer ke arah tenggara dari kota Ponorogo. Pada saat itu, Gontor masih merupakan hutan dan kerap kali dijadikan persembunyian perampok, penjahat, dan penyamun. Kepemimpinan Pondok Gontor Lama berlangsung selama tiga generasi:
Generasi 1: Sulaiman Djamaluddin (pendiri Pondok Gontor Lama)
Generasi 2: Archam Anom Besari (putra dari Sulaiman)
Generasi 3: Santoso Anom Besari (putra dari Archam Anom Besari)
Kyai Santoso Anom Besari menikah dengan Rr. Sudarmi, keturunan R.M. Sosrodiningrat (Bupati Madiun). Kyai Santoso Anom wafat pada tahun 1918 di usia muda dan meninggalkan 7 anak yang masih kecil. Kepemimpinan Pondok Gontor Lama pun akhirnya berakhir, Di kemudian hari, tiga dari tujuh putra-putri Kyai Santoso Anom Besari menghidupkan kembali Pondok Gontor Lama dengan memperbarui dan meningkatkan sistem serta kurikulumnya.[6]
Pondok Modern Darussalam Gontor
Setelah menuntut ilmu di berbagai pesantren tradisional dan lembaga modern, tiga orang putra Kyai Santoso Anom akhirnya kembali ke Gontor dan pada tanggal 20 September1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi SAW, mereka mengikrarkan berdirinya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG). Ketiganya dikenal dengan sebutan Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu:
Pada tanggal 12 Oktober1958 bertepatan dengan 28 Rabi’ul Awwal 1378, Trimurti mewakafkan PMDG kepada Umat Islam. Sebuah pengorbanan kepemilikan pribadi demi kemaslahatan umat. Pihak penerima amanat diwakili oleh 15 anggota alumni Gontor (IKPM) yang kemudian menjadi Badan Wakaf PMDG.[7]
Badan Wakaf, pimpinan dan lembaga
Badan Wakaf
Lembaga tertinggi dalam organisasi Balai Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor ialah Badan Wakaf. Badan Wakaf adalah badan legislatif beranggotakan 15 orang, bertanggung jawab atas segala pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan pengajaran di PMDG. Anggota Badan Wakaf terdiri dari alumni KMI PMDG yang dipilih setiap 5 tahun sekali.[8]
Berikut adalah susunan anggota Badan Wakaf PMDG circa 2020:[9]
Ketua: Hidayat Nur Wahid.
Wakil ketua: Aflatun Muchtar, .
Sekretaris: Abdullah Said Baharmus
Anggota: Rusydi Bey Fannani, Hasan Abdullah Sahal, Akrim Mariyat, Amal Fathullah Zarkasyi, Muhammad Dawam Saleh, Din Syamsuddin, Masyhudi Subari, Mohammad Masruh bin Ahmad, Hamid Fahmy Zarkasyi, Muhammad Danial, dan Heikal Yanuarshah Ibadillah.
Pimpinan
Untuk tugas dan kewajiban keseharian amanat ini dijalankan oleh Pimpinan Pondok. Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor adalah badan eksekutif (setelah wafatnya para pendiri Pondok) yang dipilih oleh Badan Wakaf setiap 5 tahun sekali. Pimpinan Pondok adalah mandataris Badan Wakaf yang mendapatkan amanah untuk menjalankan keputusan-keputusan Badan Wakaf dan bertanggung jawab kepada Badan Wakaf PMDG. Pimpinan PMDG, di samping memimpin lembaga-lembaga dan bagian-bagian di Balai Pendidikan PMDG, juga berkewajiban mengasuh para santri sesuai dengan sunnah Balai Pendidikan PMDG.
Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah (KMI) adalah Lembaga pendidikan khusus santri putra tingkat menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. KMI didirikan pada 19 Desember1936, setelah Pondok Modern Darussalam Gontor berusia 10 tahun.
Kulliyatul Mu'allimat Al-Islamiyyah (KMI) adalah Lembaga pendidikan khusus santri putri tingkat menengah, dengan masa belajar 6 atau 4 tahun, setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Pendirian KMI Pondok Gontor Putri merupakan wasiat para Pendiri PMDG. Maka sesuai keputusan Badan Wakaf PMDG, pada tanggal 7 Rabiul Awwal 1411, Pondok Modern Gontor Putri resmi didirikan di Kecamatan Mantingan. Pesantren putri ini berjarak 100 km dari Pondok Modern Gontor atau 33 km untuk Pondok Modern Gontor Putri 1, 2 dan 25 km untuk Pondok Modern Gontor Putri 3 yang terletak di Desa Karangbanyu ke arah barat dari Kota Ngawi. Kurikulum dan program pembelajaran Gontor Putri serupa dengan KMI Gontor, dengan penyesuaian pada muatan lokal dan penekanan pada pembekalan santriwati untuk menjadi wanita shalihah.
Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) adalah Perguruan Tinggi yang bersifat Pesantren di mana seluruh mahasiswa berada di dalam asrama kampus di bawah bimbingan rektor (sebagai kiai). UNIDA didirikan pada pada 1 Rajab 1383 / 17 November1963 oleh Trimurti PMDG dan di bawah pengelolaan Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor. Saat ini Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil. menjabat sebagai Rektor dan mengelola berbagai fakultas dalam berbagai strata pendidikan, yaitu:
Fakultas Ushuluddin: Studi Agama-Agama, Aqidah dan Filsafat Islam, Ilmu al-Quran dan Tafsir
Fakultas Tarbiyah: Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Tadris Bahasa Inggris
Fakultas Syariah: Perbandingan Madzhab, Hukum Ekonomi Syari'ah
Fakultas Ekonomi dan Manajemen: Ekonomi Islam, Manajemen
Fakultas Humaniora: Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Kesehatan: Farmasi, Ilmu Gizi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Sains dan Teknologi: Teknik Informatika, Agroteknologi, Teknologi Industri Pertanian
Pondok cabang dan pondok alumni
Pondok cabang
Mengingat tingginya minat masyarakat untuk memasukkan anaknya di Gontor dan keterbatasan fasilitas yang tersedia di Kampus Pondok Modern Darussalam Gontor serta untuk memberikan bekal yang lebih baik kepada para calon santri yang ingin masuk di Pondok Modern Darussalam Gontor, akhirnya dibuka cabang-cabang Gontor di beberapa tempat:[3]
Kampus putra terdiri dari:
Pondok Modern Gontor 2 Desa Madusari, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur
Pondok Modern Gontor 3 "Darul Ma’rifat" Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur
Pondok Modern Gontor 4 "Darul Muttaqien" Desa Kaligung, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Pondok Modern Gontor 5 "Darul Qiyam" Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Pondok Modern Gontor 6 "Riyadhatul Mujahidin" Desa Pudahoa, Kecamatan Landono, Kabupaten Kendari, Sulawesi Tenggara
Pondok Modern Gontor 7 Desa Tajimalela, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung
Pondok Modern Gontor 8 "Darul Amien" Desa Meunasah Baro, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Aceh
Pondok Modern Gontor 9 Dusun Ompang, Jorong Talago Laweh, Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat
Pondok Modern Gontor 10 Desa Parit Culum 1, Kecamatan Muara Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi
Pondok Modern Gontor 11 "Ittihadul Ummah" Kelurahan Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
Pondok Modern Gontor 12 Desa Lubuk Jering, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau
Kampus putri terdiri dari:
Pondok Modern Gontor Putri 1 Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Ngawi
Pondok Modern Gontor Putri 2 Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Ngawi
Pondok Modern Gontor Putri 3 Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Ngawi
Pondok Modern Gontor Putri 4 Dusun Bobosan, Desa Kemiri, Kecamatan Kandangan, Kediri
Pondok Modern Gontor Putri 5 Desa Lamomea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara
Pondok Modern Gontor Putri 6 "Ittahadul Ummah" Kelurahan Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
Pondok Modern Gontor Putri 7 Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau
Pondok Modern Gontor Putri 8 Desa Labuhan Ratu VI, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Lampung
Pondok alumni
Pesantren alumni Gontor tersebar di seluruh nusantara dan tergabung dalam Forum Pesantren Alumni (FPA) Gontor. Menurut Hasan Abdullah Sahal, saat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres pada 10 Maret 2016, Pesantren Alumni Gontor yang sudah terdata berjumlah 380 pesantren dan masih banyak lagi yang belum terdata.[12] Saat ini FPA Gontor diketuai oleh Zulkifli Muhadli.
Kontroversi
Pada September 2022, mencuat kasus penganiayaan di dalam lingkungan pesantren ini yang menewaskan salah satu santri-nya. Pihak pesantren, dengan disertai surat keterangan dari RS Yasyfin Darussalam Gontor, awalnya menyatakan bahwa sang korban meninggal karena sakit akibat kelelahan.[13] Namun ketika melakukan pengecekan, ibu korban menemukan sejumlah luka lebam pada jenazah anaknya.[14] Tidak terima, ibu korban langsung mendatangi pihak pesantren yang kemudian menjanjikan penyelesaian masalah. Akan tetapi, setelah 2 minggu berselang,[15] merasa tidak ada itikad baik dari pihak pesantren, ibu korban pun mendatangi pengacaraHotman Paris, untuk meminta bantuan hukum.[16] Sehari setelah viral, pihak pondok pun akhirnya melaporkan kasus ini ke PolresPonorogo.[15] Pihak ponpes berdalih bahwa mereka sebelumnya tidak melaporkan kasus ini karena saat masuk pondok, orang tua telah menandatangani kesanggupan untuk tidak membawa ke ranah hukum.[17]
Rujukan
^(2015). Warta Dunia Pondok Modern Darussalam Gontor. Ponorogo: Gontor Press
^Misbach. (1996). K.H. Imam Zarkasyi Dari Gontor Merintis Pondok Modern Praksisnya pada Pondok Modern Gontor. Ponorogo: Trimurti Press
^Masruchin. (2014). Wakaf Produktif dan Kemandirian Pesantren: Studi tentang Pengelolaan Wakaf Produktif di Pondok Modern Darussalam Gontor. Tesis S2. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel | http://digilib.uinsby.ac.id/895/