Peter Singer
Peter Albert David Singer AC (lahir 6 Juli 1946) adalah seorang filsuf moral Australia yang saat ini menjadi Profesor Bioetika Ira W. DeCamp di Universitas Princeton. Dia mempunyai spesialisasi dalam bidang etika terapan, dan dalam membahas masalah-masalah etika, dia menggunakan perspektif utilitarian sekuler. Dia terutama dikenal karena bukunya Animal Liberation (1975), yang mendukung veganisme, dan esainya, "Famine, Affluence, and Morality", yang mendukung pemberian sumbangan untuk membantu orang-orang yang sangat miskin di dunia. Selama sebagian besar karirnya, dia adalah seorang utilitarian preferensi. Tetapi dalam The Point of View of the Universe (2014), sebuah buku yang dia tulis bersama Katarzyna de Lazari-Radek, Singer menyatakan bahwa dia adalah seorang utilitarian hedonistik. Singer pernah menjabat sebagai ketua departemen filsafat di Universitas Monash, tempat dia mendirikan Pusat Bioetika Manusia. Pada tahun 1996, dia gagal dalam pencalonannya untuk menjadi Senat Australia sebagai kandidat dari Partai Hijau. Pada tahun 2004, Singer diakui sebagai Australian Humanist of the Year oleh Council of Australian Humanist Societies. Pada tahun 2005, The Sydney Morning Herald menempatkan Singer sebagai salah satu dari sepuluh intelektual publik yang paling berpengaruh di Australia.[3] Singer adalah salah satu pendiri Animals Australia dan pendiri The Life You Can Save.[4] Riwayat awal, pendidikan dan karierOrang tua Singer adalah orang Yahudi Austria yang berimigrasi ke Australia dari Wina setelah aneksasi Austria oleh Nazi Jerman pada tahun 1938.[5] Mereka menetap di Melbourne, tempat Singer dilahirkan. Kakek-neneknya kurang beruntung: kakek-nenek dari pihak ayahnya dibawa oleh Nazi ke ódź, dan tidak pernah terdengar lagi kabarnya; kakek dari pihak ibu David Ernst Oppenheim (1881–1943), yang juga seorang guru, meninggal di kamp konsentrasi Theresienstadt.[6] Oppenheim adalah anggota dari Vienna Psychoanalytic Society dan pernah menulis artikel bersama dengan Sigmund Freud, sebelum bergabung dengan Adlerian Society for Individual Psychology.[7] Singer juga menulis biografi tentang Oppenheim.[8] Singer adalah seorang ateis dan dibesarkan dalam keluarga yang sejahtera dan nonreligius.[9] Ayahnya memiliki bisnis impor teh dan kopi yang sukses.[5] Keluarganya jarang merayakan hari libur Yahudi, dan Singer menolak untuk mengikuti Bar Mitzvah.[10] Singer masuk ke sekolah Preshil[11] dan kemudian Scotch College. Setelah lulus sekolah, Singer belajar hukum, sejarah, dan filsafat di Universitas Melbourne. Dia mendapatkan gelar sarjana pada tahun 1967.[12] Dia menjelaskan bahwa dia tertarik dan memilih jurusan filsafat setelah berdiskusi dengan pacar saudara perempuannya saat itu.[13] Dia memperoleh gelar master untuk tesis yang berjudul "Mengapa Saya Harus Menjadi Orang yang Bermoral?" di universitas yang sama pada tahun 1969. Setelah itu, dia dianugerahi beasiswa untuk belajar di Universitas Oxford. Di sana dia memperoleh gelar BPhil pada tahun 1971 dengan tesis tentang pembangkangan sipil, dibimbing oleh RM Hare dan diterbitkan sebagai buku pada tahun 1973.[14] Singer menyebut Hare dan filsuf Australia HJ McCloskey sebagai dua mentornya yang paling penting.[15] Suatu hari di Balliol College di Oxford, dia mengalami apa yang disebutnya sebagai "pengalaman formatif yang menentukan dalam hidup saya". Pada waktu itu, dia sedang berdiskusi setelah kelas dengan sesama mahasiswa pascasarjana Richard Keshen, seorang berkebangsaan Kanada (yang kemudian menjadi profesor di Universitas Cape Breton), saat makan siang. Keshen memilih untuk makan salad setelah diberi tahu bahwa saus spageti di sana mengandung daging. Singer memilih spageti. Singer bertanya kepada Keshen tentang alasannya menghindari daging. Keshen menjelaskan alasan-alasan etiknya. Singer kemudian menyatakan, "Saya belum pernah bertemu seorang vegetarian yang memberikan jawaban yang langsung dapat saya pahami." Keshen kemudian memperkenalkan Singer kepada teman-teman vegetariannya. Singer juga menemukan satu buku yang dia baca tentang masalah ini (Animal Machines oleh Ruth Harrison). Beberapa minggu setelahnya, Singer mengatakan kepada istrinya bahwa mereka perlu membuat perubahan pada pola makan mereka karena menurut Singer mereka tidak dapat membenarkan makan daging secara etis.[16][17][18] Setelah menghabiskan tiga tahun sebagai dosen di University College, Oxford, ia kemudian menjadi profesor tamu di Universitas New York selama 16 bulan. Pada tahun 1977 ia kembali ke Melbourne, tempat ia menghabiskan sebagian besar karirnya, hingga akhirnya pindah ke Princeton pada tahun 1999.[19] Pada Juni 2011, telah diumumkan bahwa ia akan bergabung dengan profesor di New College of the Humanities, sebuah perguruan tinggi swasta di London, dengan tetap memegang jabatan akademiknya di Princeton.[20] Singer telah menjadi kontributor tetap untuk Project Syndicate sejak 2001. Menurut filsuf Helga Kuhse, Singer adalah "filsuf kontemporer yang paling terkenal dan paling banyak dibaca".[21] Michael Specter menulis bahwa Singer adalah salah satu filsuf kontemporer yang paling berpengaruh.[22] Etika terapanKarya Singer, Practical Ethics (1979), membahas mengapa dan bagaimana kepentingan makhluk hidup harus dipertimbangkan. Prinsipnya tentang pertimbangan kepentingan yang sama tidak mendikte perlakuan yang sama terhadap semua orang yang memiliki kepentingan, karena kepentingan yang berbeda memerlukan perlakuan yang berbeda. Semua makhluk hidup memiliki kepentingan untuk menghindari rasa sakit, tetapi bisa dikatakan relatif sedikit yang mempunyai kepentingan untuk mengembangkan kemampuan mereka. Prinsip ini tidak hanya membenarkan perlakuan yang berbeda untuk kepentingan yang berbeda, tetapi juga memungkinkan perlakuan yang berbeda untuk kepentingan yang sama ketika utilitas marjinal yang berkurang menjadi sebuah faktor. Misalnya, pendekatan ini akan mengutamakan kepentingan orang yang kelaparan di atas kepentingan orang yang agak lapar. Di antara kepentingan manusia yang lebih penting adalah menghindari rasa sakit, mengembangkan kemampuan seseorang, memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal, menikmati hubungan personal yang harmonis, mempunyai kebebasan untuk mengejar tujuan seseorang tanpa intervensi, dll. Kepentingan mendasar yang memberikan hak kepada makhluk hidup atas perhatian yang sama adalah kapasitas untuk mengalami "rasa sakit/penderitaan dan/atau kenikmatan atau kebahagiaan". Singer berpendapat bahwa kepentingan makhluk hidup harus selalu ditimbang sesuai dengan sifat konkret makhluk itu. Perilaku etik dibenarkan oleh alasan yang melampaui kehati-hatian yang dimaksudkan untuk "sesuatu yang lebih besar dari individu". Singer mengatakan karakter melampaui ini membuat alasan moral bersifat "universal", khususnya dalam perintah untuk 'mengasihi sesamamu seperti dirimu sendiri', yang ditafsirkan olehnya bahwa seseorang memberikan bobot yang sama pada kepentingan orang lain seperti yang diberikan pada kepentingannya sendiri. Langkah universalisasi ini, yang berasal dari Kant hingga Hare,[23] adalah sangat penting. Pendapat ini membedakan Singer dari pandangan para ahli teori moral, dari Hobbes hingga David Gauthier, yang mengikat moralitas dengan kehati-hatian. Menurut Singer, universalisasi mengarah langsung ke utilitarianisme yang didasarkan pada kekuatan pemikiran bahwa kepentingan diri sendiri tidak dapat diperhitungkan lebih dari kepentingan orang lain.[24] Dalam perspektif ini, orang-orang harus mempertimbangkan dan mengadopsi tindakan yang paling mungkin dapat memaksimalkan kepentingan mereka yang terdampak. Langkah universalisasi Singer berlaku untuk kepentingan tanpa mengacu kepada siapa yang memilikinya, sedangkan langkah Kantian berlaku hanya kepada agen yang rasional (dalam Kingdom of Ends Kant, atau posisi awal Rawls, dll.). Singer menganggap universalisasi Kantian tidak adil terhadap hewan.[24] Mengenai pemikir Hobbesians, Singer mencoba menanggapinya dalam bab terakhir dari Practical Ethics. Dia menyatakan bahwa alasan kepentingan diri sendiri mendukung sudut pandang moral, seperti 'paradoks hedonisme', yang menyatakan bahwa kebahagiaan paling baik ditemukan dengan tidak mencarinya, dan adanya kebutuhan kebanyakan orang untuk merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan mereka sendiri. Singer mengidentifikasi dirinya sebagai seorang sentientis.[25] Sentientisme adalah pandangan naturalistik yang memberikan pertimbangan moral kepada semua makhluk hidup. Altruisme efektif dan kemiskinan duniaIde-ide Singer telah berkontribusi pada munculnya altruisme efektif.[26] Dia berpendapat bahwa orang-orang harus berusaha tidak hanya untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan tetapi untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan dengan cara yang seefektif mungkin. Singer sebelumnya telah menulis secara ekstensif tentang keharusan moral untuk mengurangi kemiskinan yang ekstrem dan menghilangkan penderitaan hewan, khususnya di industri daging. Dia juga menulis tentang bagaimana gerakan altruisme efektif mengusahakan tujuan-tujuan ini secara lebih efektif dalam bukunya tahun 2015 The Most Good You Can Do. Dia adalah anggota dewan Animal Charity Evaluators, sebuah organisasi nirlaba penilai sumbangan dan donasi yang digunakan oleh banyak anggota komunitas altruisme efektif untuk merekomendasikan donasi dan intervensi advokasi hewan yang paling hemat biaya dan efektif.[27] Organisasinya sendiri, The Life You Can Save, juga merekomendasikan sejumlah badan amal yang dianggap oleh evaluator amal seperti GiveWell sebagai yang paling efektif dalam membantu mereka yang berada dalam kemiskinan ekstrem. The Life You Can Save didirikan setelah Singer setelah bukunya dengan judul yang sama dirilis pada tahun 2009. Dalam buku The Life You Can Save, dia berpendapat bahwa untuk mendukung pemberian sumbangan dan donasi kepada organisasi-organisasi nirlaba atau sukarelawan untuk membantu mengakhiri kemiskinan global. Secara khusus, ia memperluas beberapa argumen yang dibuat dalam esainya tahun 1972 "Famine, Affluence, and Morality". Dalam esai ini dia berpendapat bahwa warga negara dari negara-negara yang kaya mempunyai kewajiban moral untuk memberikan setidaknya sebagian dari pendapatan mereka untuk membantu mengurangi kemiskin dunia. Dia mendukung gagasan ini dengan menggunakan "analogi anak yang tenggelam", yang menyatakan bahwa kebanyakan orang akan menyelamatkan anak yang tenggelam di kolam, bahkan jika itu menyebabkan pakaian mahal mereka rusak. Jadi kita jelas lebih menghargai nyawa manusia daripada barang-barang yang mempunyai nilai materi dan harta benda. Oleh karena itu, menurut Singer kita harus memberikan sebagian uang yang kita miliki untuk donasi dan sumbangan.[28][29] Sejak November 2009, Singer adalah anggota Giving What We Can, sebuah organisasi internasional yang anggotanya berjanji untuk memberikan setidaknya 10% dari pendapatan mereka untuk tujuan amal yang efektif.[30] Pembebasan hewan dan spesiesismeDiterbitkan pada tahun 1975, Animal Liberation[31] dianggap sebagai karya yang mempengaruhi para pemimpin gerakan pembebasan hewan modern.[32] Argumen utama buku ini adalah perluasan konsep utilitarian yang menyatakan bahwa "kebaikan terbesar dalam jumlah terbesar" adalah satu-satunya ukuran perilaku yang baik atau etis. Singer percaya bahwa tidak ada alasan untuk tidak menerapkan prinsip ini pada hewan. Dia berpendapat bahwa pembedaan antara manusia dan "binatang" bukan berdasarkan akal sehat. Ada jauh lebih banyak perbedaan antara kera besar dan tiram, misalnya, dibandingkan antara manusia dan kera besar, namun dua yang pertama disatukan sebagai "binatang", sedangkan kita dianggap "manusia" dengan cara yang konon membedakan kita dari semua "binatang" lainnya. Dia mempopulerkan istilah "spesiesisme", yang telah diciptakan oleh penulis Inggris Richard D. Ryder untuk menggambarkan praktik pengistimewaan manusia atas hewan lain, dan oleh karena itu mendukung pertimbangan yang sama atas kepentingan semua makhluk hidup.[33] Dalam Animal Liberation, Singer mendukung veganisme dan menentang eksperimentasi hewan. Singer menggambarkan dirinya sebagai seorang vegan yang fleksibel. Dia menulis, "Saya menjadi vegan jika tidak terlalu sulit untuk menjadi vegan, tetapi saya tidak kaku tentang ini, misalnya ketika saya bepergian."[34] Dalam sebuah artikel untuk publikasi online Chinadialogue, Singer menyebut produksi daging ala Barat kejam, tidak sehat, dan merusak ekosistem.[35] Dia menolak gagasan bahwa metode itu diperlukan untuk memenuhi permintaan populasi yang meningkat. Dalam artikel di The Guardian tahun 2010 yang berjudul, "Fish: the forgotten victims on our plate", Singer mencoba memberikan perhatian terhadap kesejahteraan ikan. Dia mengutip statistik mengejutkan penulis Alison Mood yang dirilis di fishcount.org.uk. Singer menyatakan bahwa Mood "telah mengumpulkan apa yang mungkin menjadi perkiraan sistematis pertama tentang ukuran penangkapan ikan liar tahunan global. Mood menghitung antara satu triliun, hingga bisa 2,7 triliun ikan ditangkap setiap tahunnya."[36][37] Beberapa bab Animal Liberation didedikasikan untuk mengkritik eksperimen pada hewan tetapi, tidak seperti kelompok seperti PETA, Singer bersedia menerima eksperimen tersebut jika ada manfaat yang jelas untuk obat-obatan. Pada bulan November 2006, Singer muncul di program BBC Monkeys, Rats and Me: Animal Testing dan mengatakan bahwa dia merasa bahwa eksperimen Tipu Aziz pada monyet untuk penelitian pengobatan penyakit Parkinson dapat dibenarkan.[38] Meskipun Singer terus mempromosikan vegetarianisme dan veganisme, dia menjadi kurang vokal dalam beberapa tahun terakhir tentang subjek eksperimen hewan. Singer juga membela beberapa tindakan Animal Liberation Front, seperti pencurian rekaman dari laboratorium Dr. Thomas Gennarelli pada Mei 1984 (seperti yang ditunjukkan dalam film dokumenter Unnecessary Fuss), tetapi dia mengutuk tindakan lain seperti penggunaan bahan peledak oleh beberapa aktivis hak-hak hewan dan melihat pembebasan hewan adalah sia-sia karena hewan-hewan itu dapat dengan mudah diganti.[39][40] Singer muncul dalam film dokumenter Empathy 2017, disutradarai oleh Ed Antoja, yang bertujuan untuk mempromosikan cara hidup yang lebih menghormati semua hewan. Film dokumenter ini memenangkan "Penghargaan Pilihan Publik" dari Festival Film Greenpeace.[41] Pandangan lainnyaPandangan meta-etikaDi masa lalu, Singer tidak menyatakan bahwa nilai-nilai moral objektif itu ada dengan dasar bahwa akal sehat itu dapat mendukung egoisme dan pertimbangan kepentingan yang sama. Singer sendiri mengadopsi utilitarianisme atas dasar bahwa preferensi orang dapat diuniversalkan, yang mengarah ke situasi ketika seseorang mengambil "sudut pandang alam semesta" dan "sudut pandang yang tidak memihak". Tetapi dalam Practical Ethics Edisi Kedua, dia mengakui bahwa pertanyaan tentang mengapa kita harus bertindak secara moral "tidak dapat memberikan jawaban yang dapat membuat semua orang mau untuk bertindak secara moral".[23] Namun, ketika ikut menulis The Point of View of the Universe (2014), Singer bergeser ke posisi bahwa nilai-nilai moral objektif memang ada. Dalam buku itu, dia membela pandangan filsuf utilitarian abad ke-19 Henry Sidgwick bahwa moralitas objektif dapat diturunkan dari moral fundamental aksioma yang dapat diketahui oleh akal. Selain itu, ia mendukung pandangan Derek Parfit bahwa terdapat alasan yang diberikan objek untuk bertindak.[42] Lebih lanjut, Singer dan Katarzyna de Lazari-Radek (penulis bersama buku ini) berpendapat bahwa argumen penyangkalan evolusioner dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa adalah lebih rasional untuk mengambil sudut pandang yang tidak memihak dari "sudut pandang alam semesta", seperti menentang egoisme—mengejar kepentingan diri sendiri—karena keberadaan egoisme lebih mungkin merupakan produk evolusi melalui seleksi alam, bukan karena itu benar, sedangkan mengambil sudut pandang yang tidak memihak dan sama-sama mempertimbangkan kepentingan semua makhluk hidup bertentangan dengan apa yang kita harapkan dari seleksi alam, artinya lebih mungkin bahwa ketidakberpihakan dalam etika adalah sikap yang benar untuk dikejar.[42] Pandangan politikSaat menjadi mahasiswa di Melbourne, Singer berkampanye menentang Perang Vietnam dalam kapasitasnya sebagai presiden Melbourne University Campaign Against Conscription.[43] Dia juga berbicara secara terbuka untuk legalisasi aborsi di Australia.[43] Singer bergabung dengan Partai Buruh Australia pada tahun 1974, tetapi kemudian mengundurkan diri setelah kecewa dengan kepemimpinan sentris Bob Hawke.[44] Pada tahun 1992, dia menjadi anggota pendiri Victorian Greens.[44] Dia telah mencalonkan diri untuk jabatan politik dua kali untuk Partai Hijau: pada tahun 1994 dia menerima 28% suara dalam pemilihan sela Kooyong, dan pada tahun 1996 dia menerima 3% suara ketika mencalonkan diri sebagai Senat (dipilih oleh perwakilan proporsional).[44] Sebelum pemilihan 1996, dia ikut menulis buku The Greens bersama Bob Brown.[45] Dalam A Darwinian Left,[46] Singer menguraikan rencana politik kiri untuk beradaptasi dengan pelajaran biologi evolusioner. Dia mengatakan bahwa psikologi evolusioner menunjukkan bahwa manusia secara alami cenderung mementingkan diri sendiri. Dia lebih lanjut berpendapat bahwa bukti bahwa kecenderungan egois adalah alami tidak boleh dianggap sebagai bukti bahwa keegoisan itu "benar". Dia menyimpulkan bahwa teori permainan (studi matematika tentang strategi) dan eksperimen dalam psikologi menawarkan harapan bahwa orang yang mementingkan diri sendiri akan membuat pengorbanan jangka pendek untuk kebaikan orang lain, jika masyarakat menyediakan kondisi yang tepat. Pada dasarnya, Singer mengklaim bahwa meskipun manusia memiliki kecenderungan egois dan kompetitif secara alami, mereka memiliki kapasitas substansial untuk bekerja sama yang juga telah berkembang selama evolusi manusia. Tulisan Singer di majalah Greater Good, diterbitkan oleh Greater Good Science Center dari University of California, Berkeley, mencakup interpretasi penelitian ilmiah ke dalam akar sifat belas kasih, altruisme, dan hubungan manusia yang damai. Singer pernah mengkritik Amerika Serikat karena membeli "minyak dari negara-negara yang diperintah oleh diktator ... yang sebagian besar keuntungannya diambil oleh mereka sendiri, sehingga "tetap membuat rakyat mereka hidup dalam kemiskinan." Singer percaya bahwa kekayaan negara-negara ini "seharusnya menjadi milik rakyat". Singer berpendapat bahwa Amerika "harus berbuat lebih banyak untuk membantu orang-orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrim". Dia kecewa dengan kebijakan bantuan luar negeri AS dan menganggapnya sebagai "proporsi yang sangat kecil dari PDB kita, kurang dari seperempat dari beberapa negara maju lainnya." Singer menyatakan bahwa sedikit "filantropi di sektor swasta Amerika" yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang berada dalam kemiskinan ekstrem, meskipun ada beberapa pengecualian, terutama, tentu saja, Gates Foundation."[47] Singer menganggap dirinya sebagai bukan anti-kapitalis. Dia menyatakan dalam sebuah wawancara 2010 dengan New Left Project:[48]
Dia menambahkan bahwa "jika kita menemukan sistem yang lebih baik, saya akan dengan senang hati menyebut diri saya seorang anti-kapitalis". Dalam bukunya Marx, Singer bersimpati pada kritik Marx terhadap kapitalisme, tetapi skeptis tentang apakah sistem yang lebih baik dapat dibuat. Dia menulis: "Marx melihat bahwa kapitalisme adalah sistem yang boros dan irasional, sebuah sistem yang mengendalikan kita di saat kitalah yang harus mengendalikannya. Pandangan ini masih valid; tetapi sekarang kita dapat melihat bahwa pembangunan masyarakat yang bebas dan setara adalah tugas yang lebih sulit dibandingkan yang disadari Marx."[49] Singer menentang hukuman mati. Dia mengklaim bahwa hukum matian tidak secara efektif mencegah kejahatan yang berat,[50] dan bahwa dia tidak dapat melihat pembenaran lain untuk itu.[51] Pada tahun 2010, Singer menandatangani petisi yang menolak haknya untuk kembali ke Israel, karena itu adalah "suatu bentuk hak rasis yang bersekongkol dengan penindasan kolonial terhadap Palestina."[52] Pada tahun 2016, Singer meminta Jill Stein untuk mundur dari pemilihan presiden AS di negara bagian yang dekat antara Hillary Clinton dan Donald Trump, dengan alasan bahwa "Pertaruhannya terlalu tinggi".[53] Dia menentang pandangan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Clinton dan Trump, sementara juga mengatakan bahwa dia tidak akan menganjurkan taktik seperti itu dalam sistem pemilihan Australia, yang memungkinkan untuk menentukan peringkat preferensi.[53] Saat menulis pada 2017 tentang penolakan Trump terhadap perubahan iklim dan rencana untuk menarik diri dari kesepakatan Paris, Singer menganjurkan boikot semua barang konsumen dari Amerika Serikat untuk menekan pemerintahan Trump agar mengubah kebijakan lingkungannya.[54][55] Pada tahun 2021, Singer menggambarkan Perang Melawan Narkoba sebagai kebijakan yang mahal, tidak efektif, dan sangat berbahaya.[56] Aborsi, eutanasia, dan pembunuhan bayiSinger berpendapat bahwa hak untuk hidup pada dasarnya terkait dengan kapasitas makhluk untuk memegang preferensi, yang pada dasarnya terkait dengan kapasitas makhluk untuk merasakan sakit dan kesenangan. Dalam Practical Ethics, Singer mendukung hak aborsi dengan alasan bahwa janin tidak mempunyai kesadaran diri dan tidak mempunyai kapasitas rasional, dan karena itu ia tidak dapat memiliki preferensi. Oleh karena itu, dia berpendapat bahwa jika preferensi seorang ibu adalah melakukan aborsi, maka hal itu secara otomatis diutamakan. Singkatnya, Singer berpendapat bahwa janin tidak memiliki sifat manusia. Mirip dengan argumennya untuk hak aborsi, Singer berpendapat bahwa bayi yang baru lahir yang tidak memiliki karakteristik penting dari kepribadian manusia—"rasionalitas, otonomi, dan kesadaran diri"[57] —karena itu "membunuh bayi yang baru lahir tidak pernah setara dengan membunuh seseorang, yaitu, makhluk yang ingin terus hidup".[58] Singer telah mengklarifikasi bahwa "pandangannya tentang kapan kehidupan dimulai tidak jauh berbeda dengan pandangan para penentang aborsi." Dia menganggap tidak "tidak masuk akal untuk berpendapat bahwa kehidupan manusia individu dimulai pada saat pembuahan. Jika tidak, maka itu dimulai sekitar 14 hari kemudian, ketika embrio tidak mungkin lagi membelah menjadi kembar atau kelipatan lainnya." Singer tidak setuju dengan penentang hak aborsi karena dia tidak "berpikir bahwa fakta bahwa embrio adalah manusia yang hidup sudah cukup untuk menunjukkan bahwa membunuhnya adalah salah." Singer ingin "melihat yurisprudensi Amerika, dan debat aborsi nasional, menjawab pertanyaan tentang kapasitas apa yang harus dimiliki manusia agar menjadi salah untuk membunuhnya" serta "kapan, dalam perkembangan awal manusia, kapasitas ini muncul."[59] Singer mengkategorikan eutanasia menjadi sukarela, tidak sukarela, atau paksaan. Eutanasia sukarela adalah perbuatan yang disetujui oleh subjek. Dia berpendapat mendukung eutanasia sukarela dan beberapa bentuk eutanasia non-sukarela, termasuk pembunuhan bayi dalam kasus-kasus tertentu, tetapi menentang euthanasia paksa. Ahli bioetika yang terkait dengan hak-hak disabilitas dan komunitas studi disabilitas berpendapat bahwa epistemologinya didasarkan pada konsepsi disabilitas yang bias ableis.[60] Posisi Singer juga telah dikritik oleh beberapa pendukung hak disabilitas dan pendukung hak untuk hidup. Mereka khawatir dengan apa yang mereka lihat sebagai serangan Singer terhadap martabat manusia. Kritikus agama berpendapat bahwa etika Singer mengabaikan dan merusak gagasan tradisional tentang kesucian hidup. Singer setuju dan percaya gagasan tentang kesucian hidup harus dibuang karena sudah ketinggalan zaman, tidak ilmiah, dan tidak relevan untuk memahami masalah dalam bioetika kontemporer.[61] Aktivis hak-hak disabilitas telah mengadakan banyak protes terhadap Singer di Universitas Princeton dan pada kuliahnya selama bertahun-tahun. Singer menjawab bahwa banyak orang menilai dia berdasarkan ringkasan bekas dan kutipan singkat yang diambil di luar konteks, bukan dari buku atau artikelnya, dan bahwa tujuannya adalah untuk meninggikan status hewan, bukan menurunkan status manusia.[62] Penerbit Amerika Steve Forbes menghentikan sumbangannya ke Universitas Princeton pada tahun 1999 karena penunjukan Singer untuk jabatan profesor bergengsi.[63] Pemburu Nazi Simon Wiesenthal menulis kepada penyelenggara pameran buku Swedia, tempat Singer diundang, bahwa "Seorang profesor moral ... yang membenarkan hak untuk membunuh bayi cacat yang baru lahir ... menurut pendapat saya tidak dapat diterima untuk perwakilan di tingkat Anda."[64] Marc Maurer, presiden Federasi Nasional Tunanetra, mengkritik penunjukan Singer sebagai anggota fakultas Princeton dalam pidato perjamuan di konvensi nasional organisasi pada Juli 2001. Dia mengklaim bahwa dukungan Singer untuk eutanasia bayi cacat dapat menyebabkan anak-anak cacat yang lebih tua dan orang lanjut usia kurang dihargai nilai kehidupannya.[65] Psikiater konservatif Theodore Dalrymple menulis pada 2010 bahwa universalisme moral Singerian adalah "tidak masuk akal—secara psikologis, teoretis, dan praktis".[66] Pada tahun 2002, aktivis hak-hak disabilitas Harriet McBryde Johnson berdebat dengan Singer, dan menantang keyakinannya bahwa secara moral diperbolehkan untuk melakukan eutanasia terhadap bayi yang baru lahir dengan disabilitas yang parah. "Unspeakable Conversations", kisah Johnson tentang pertemuannya dengan Singer dan gerakan pro-eutanasia, diterbitkan di New York Times Magazine pada tahun 2003.[67] Pada tahun 2015, Singer berdebat dengan Uskup Agung Anthony Fisher tentang legalisasi euthanasia di Balai Kota Sydney.[68] Singer menolak argumen bahwa melegalkan euthanasia akan mengakibatkan keadaan bahwa praktik tersebut dapat menyebar luas sebagai sarana untuk menyingkirkan orang yang tidak diinginkan karena motif finansial atau lainnya.[69] Singer mempunyai pengalaman kompleks terkait pertanyaan eutanasi dalam hidupnya. Ibunya mengidap penyakit Alzheimer. Dia berkata, "Saya pikir ini telah membuat saya melihat bagaimana seseorang dengan masalah seperti ini benar-benar menghadapai situasi yang sangat sulit".[70] Dalam sebuah wawancara dengan Ronald Bailey, yang diterbitkan pada bulan Desember 2000, dia menjelaskan bahwa saudara perempuannya ikut berbagi tanggung jawab untuk membuat keputusan tentang ibunya. Singer mengatakan bahwa, jika dia sendiri yang bertanggung jawab, ibunya mungkin tidak akan terus hidup.[71] Ibu penggantiPada tahun 1985, Singer menulis sebuah buku dengan dokter Deanne Wells yang berargumen bahwa ibu pengganti harus diizinkan dan diatur oleh negara dengan membentuk organisasi 'Dewan Ibu Pengganti' yang bersifat nirlaba. Organisasi ini yang akan memastikan keadilan antara ibu pengganti dan orang tua yang mencari pengganti. Singer dan Wells mendukung pembayaran biaya pengobatan yang ditanggung oleh ibu pengganti dan "biaya wajar" tambahan untuk memberi kompensasi kepada ibu pengganti.[72][73] AgamaSinger menjadi pembicara di Global Atheist Convention 2012.[74] Dia telah berdebat dengan orang Kristen termasuk John Lennox[75] dan Dinesh D'Souza.[76] Singer menunjuk masalah kejahatan sebagai penentangan terhadap konsepsi Kristen tentang Tuhan. Dia menyatakan: "Bukti dari mata kita sendiri membuat lebih masuk akal untuk percaya bahwa dunia tidak diciptakan oleh tuhan sama sekali. Namun, jika kita bersikeras untuk percaya pada ciptaan ilahi, kita terpaksa harus mengakui bahwa tuhan yang menciptakan dunia ini tidak mungkin maha kuasa dan maha baik. Dia pasti jahat atau ceroboh."[77] Sesuai dengan pertimbangannya tentang hewan, Singer juga mempermasalahkan jawaban dosa asal untuk masalah kejahatan, dengan mengatakan bahwa, "hewan juga menderita banjir, kebakaran, dan kekeringan, dan, karena mereka bukan keturunan Adam dan Hawa, mereka tidak mungkin mewarisi dosa asal."[77] Intervensi medis dalam proses penuaanSinger mendukung pandangan ahli biogerontologi Aubrey de Gray bahwa intervensi medis ke dalam proses penuaan akan meningkatkan kehidupan manusia dibandingkan penelitian tentang terapi untuk penyakit kronis tertentu, khususnya di negara maju:
Singer khawatir bahwa "Jika kita menemukan cara untuk memperlambat penuaan, kita mungkin memiliki dunia di mana mayoritas miskin harus menghadapi kematian pada saat anggota minoritas kaya hanya sepersepuluh dari jalan melalui rentang hidup yang diharapkan," sehingga mempertaruhkan "bahwa mengatasi penuaan akan meningkatkan ketidakadilan di dunia." Namun, Singer dengan hati-hati menyoroti pandangan de Grey bahwa seperti perkembangan medis lainnya, ini akan mencapai yang lebih kurang beruntung secara ekonomi dari waktu ke waktu setelah berkembang, sedangkan mereka tidak akan pernah bisa melakukannya jika tidak. Mengenai kekhawatiran bahwa umur yang lebih panjang dapat menyebabkan kelebihan populasi, Singer mencatat bahwa "keberhasilan dalam mengatasi penuaan dapat dengan sendirinya ... menunda atau menghilangkan menopause, memungkinkan wanita untuk memiliki anak pertama lebih lambat dari yang mereka bisa sekarang" dan dengan demikian memperlambat tingkat kelahiran, dan juga bahwa teknologi dapat mengurangi konsekuensi dari meningkatnya populasi manusia dengan (misalnya) memungkinkan lebih banyak sumber energi tanpa gas rumah kaca. Pada tahun 2012, departemen Singer mensponsori seminar "Ilmu Pengetahuan dan Etika Menghilangkan Penuaan" di Princeton, yang menampilkan de Grey.[79] ProtesPada tahun 1989 dan 1990, karya Singer menjadi alasan sejumlah protes di Jerman. Sebuah kursus etika yang dipimpin oleh Hartmut Kliemt di Universitas Duisburg dengan teks utama yang digunakan adalah Practical Ethics, menurut Singer, "menjadi sasaran gangguan terorganisir dan berulang-ulang oleh pengunjuk rasa yang menolak penggunaan buku tersebut dengan alasan bahwa dalam satu dari sepuluh babnya menganjurkan eutanasia aktif untuk bayi baru lahir yang cacat berat". Protes itu menyebabkan kursusnya ditutup.[80] Ketika Singer mencoba berbicara selama kuliah di Saarbrücken, dia diinterupsi oleh sekelompok pengunjuk rasa termasuk para pendukung hak-hak disabilitas. Salah satu pengunjuk rasa menyatakan bahwa memasuki diskusi serius akan menjadi kesalahan taktis.[81] Pada tahun yang sama, Singer diundang untuk berbicara di Marburg pada simposium Eropa tentang "Bioengineering, Etika, dan Cacat Mental". Rencana kegiatan simposium itu diserang dengan keras oleh para intelektual dan organisasi terkemuka di media Jerman, dengan sebuah artikel di Der Spiegel yang membandingkan posisi Singer dengan Nazisme. Akhirnya, simposium dibatalkan dan undangan untuk Singer ditarik.[82] Sebuah kuliah di Institut Zoologi Universitas Zurich diinterupsi oleh dua kelompok pengunjuk rasa. Kelompok pertama adalah kelompok penyandang disabilitas yang melakukan protes singkat di awal perkuliahan. Mereka keberatan mengundang seorang pendukung eutanasia untuk berbicara. Di akhir protes ini, ketika Singer mencoba mengatasi kekhawatiran mereka, kelompok pengunjuk rasa kedua bangkit dan mulai meneriakkan " Singer raus! Singer raus! " ("Singer keluar!") Ketika Singer mencoba untuk menanggapi, seorang pengunjuk rasa melompat ke atas panggung dan mengambil kacamatanya, dan pembawa acara mengakhiri kegiatan itu. Singer menjelaskan "pandangan saya tidak mengancam siapa pun, bahkan secara minimal". Dia juga mengatakan bahwa beberapa kelompok memainkan emosi orang-orang yang hanya mendengar kata kunci yang mengkhawatirkan (mengingat ketakutan terus-menerus untuk mengulangi holokaus) jika diambil dengan kurang dari konteks yang luas dari sistem kepercayaannya.[23]: 346–359 [83] Pada tahun 1991, Singer akan berbicara bersama RM Hare dan Georg Meggle di Simposium Wittgenstein Internasional ke-15 di Kirchberg am Wechsel, Austria. Singer telah menyatakan bahwa ancaman dibuat kepada Adolf Hübner, yang saat itu menjabat sebagai presiden Masyarakat Ludwig Wittgenstein Austria, bahwa konferensi akan diganggu jika Singer dan Meggle diberi platform. Hübner mengusulkan kepada dewan perkumpulan agar undangan Singer (serta undangan sejumlah pembicara lainnya) ditarik. Simposium itu akhirnya dibatalkan.[80] Dalam sebuah artikel yang awalnya diterbitkan di The New York Review of Books, Singer berpendapat bahwa protes secara dramatis meningkatkan jumlah liputan yang dia terima: "Dibandingkan beberapa ratus orang mendengarkan pandangan saya di kuliah di Marburg dan Dortmund, beberapa juta membaca atau mendengarkan pandangannya di televisi". Meskipun demikian, Singer berpendapat bahwa hal itu telah menyebabkan iklim intelektual yang sulit, dengan profesor di Jerman tidak dapat mengajar mata kuliah tentang etika terapan dan kampanye menuntut pengunduran diri profesor yang mengundang Singer untuk berbicara.[80] KritikSinger dikritik oleh Nathan J. Robinson, pendiri Current Affairs, untuk komentarnya dalam sebuah opini yang membela Anna Stubblefield, seorang pengasuh dan profesor yang dihukum karena penyerangan seksual terhadap seorang pria dengan disabilitas fisik dan intelektual yang parah. Op-ed itu mempertanyakan apakah korban mampu memberikan atau menahan persetujuan, dan menyatakan bahwa "Tampaknya masuk akal untuk berasumsi bahwa pengalaman itu menyenangkan baginya; karena bahkan jika dia mengalami gangguan kognitif, dia mampu berjuang untuk melawannya." Robinson menyebut pernyataan itu "keterlaluan" dan "menjijikkan secara moral", dan mengatakan bahwa pandangan itu menyiratkan bahwa dapat saja diperbolehkan untuk memperkosa atau melakukan kekerasan seksual kepada orang disabilitas.[84] Roger Scruton juga kritis terhadap konsekuensialis, pendekatan utilitarian Peter Singer.[85] Scruton menuduh bahwa karya Singer, termasuk Animal Liberation (1975), "berisi sedikit atau tidak ada argumen filosofis. Pandangan-pandangannya memperoleh kesimpulan moral radikal dari utilitarianisme hampa yang menganggap rasa sakit dan kesenangan semua makhluk hidup sama pentingnya dan mengabaikan hampir semua yang telah dikatakan dalam tradisi filosofis kita tentang perbedaan nyata antara manusia dan hewan."[85] Antropolog telah mengkritik esai Singer "Animal Liberation" (1973) karena membandingkan kepentingan "anak-anak kumuh" dengan kepentingan tikus yang menggigit mereka – pada saat anak-anak Amerika yang miskin dan didominasi orang kulit hitam memang sering diserang dan digigit tikus, yang terkadang berakibat fatal.[86] PengakuanSinger dimasukkan ke dalam Hall of Fame Hak Hewan Amerika Serikat pada tahun 2000.[87] Pada bulan Juni 2012, Singer diberikan Companion of the Order of Australia (AC) untuk "pelayanan tingkat tinggi untuk filsafat dan bioetika sebagai pemimpin debat publik dan komunikator ide di bidang kemiskinan global, kesejahteraan hewan dan kondisi manusia."[88] Singer menerima Penghargaan Philosophy Now 2016 untuk Kontribusi 'Perjuangan Melawan Kebodohan atas usahanya "mengganggu kepuasan nyaman yang banyak dari kita biasanya mengabaikan kebutuhan orang lain ... terutama untuk pekerjaan yang berkaitan dengan gerakan Altruisme Efektif."[89] Pada tahun 2018, Singer dicatat dalam buku, Rescuing Ladybugs[90] oleh penulis dan advokat hewan Jennifer Skiff sebagai "pahlawan di antara pahlawan di dunia," yang, dalam menentang spesiesisme "memberi izin dunia modern untuk mempercayai apa yang kita alami – bahwa hewan adalah makhluk hidup dan bahwa kita memiliki kewajiban moral untuk tidak mengeksploitasi atau menganiaya mereka.”[90] Buku itu menyatakan bahwa "filosofi moral Singer tentang kesetaraan hewan dipicu ketika dia bertanya kepada seorang rekan mahasiswa di Universitas Oxford sebuah pertanyaan sederhana tentang kebiasaan makannya."[90] Pada tahun 2021, Singer dianugerahi Penghargaan Berggruen senilai US$1 juta.[91] Dia memutuskan untuk memberikan setengah dari hadiah uang itu kepada yayasannya The Life You Can Save, karena "selama tiga tahun terakhir, setiap dolar yang dihabiskan olehnya menghasilkan donasi rata-rata $17 untuk organisasi nirlaba yang direkomendasikan". (Dia menambahkan dia tidak pernah mengambil uang untuk penggunaan pribadi dari organisasi. ) Selain itu, ia berencana untuk menyumbangkan lebih dari sepertiga uangnya kepada organisasi-organisasi yang memerangi peternakan hewan intensif, dan organisasi-organisasi direkomendasikan secara efektif oleh Animal Charity Evaluators.[92] Kehidupan pribadiSejak 1968, Singer menikah dengan Renata Singer (née Diamond; lahir 1947 Walbrzych, Polandia); mereka memiliki tiga anak: Ruth, seorang seniman tekstil; Marion, mahasiswa hukum dan spesialis seni pemuda; dan Ester, ahli bahasa dan guru. Renata Singer adalah seorang novelis dan penulis dan telah berkolaborasi dalam publikasi dengan suaminya.[93] Hingga tahun 2021 ia menjabat sebagai Presiden Pusat Kebudayaan Yahudi Kadimah dan Perpustakaan Nasional di Melbourne.[94] PublikasiBuku yang ditulis sendiri
Buku yang ditulis bersama
Edited and coedited volumes and anthologies
Antologi karya Singer
Komentar atas karya Singer
Referensi
Pranala luarWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Peter Singer. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Peter Singer.
|