Pepongoten (terkadang juga disebut sebagai Sebuku) adalah salah satu bentuk karya sastra tradisional khas etnis Gayo yang berupa seperti puisi. Berasal dari Kabupaten Gayo Luwes (khususnya daerah Blangkejereun), karya sastra ini secara umum biasanya memiliki tema yang mengangkat mengenai kesedihan atau ratapan.
Sejak 2014, tradisi Pepongoten diakui secara resmi oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda khas Indonesia yang berasal dari Provinsi Aceh.[1] Pada tahun 2015, tradisi Pepongoten khas masyarakat Gayo yang berada di Sumatera Utara juga mendapatkan pengakuan yang sama dalam bidang Tradisi dan Ekspresi Lisan.[2]
Etimologi
Secara etimologinya, istilah pepongoten berakar dari kata dalam bahasa Gayo: pongot yang memiliki arti 'tangisan' atau 'ratapan'.
Referensi
- ^ Pepongoten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014
- ^ Pepongoten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015
Pranala luar
- (Indonesia) Pepongoten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014
- (Indonesia) Pepongoten, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015
Lihat pula