Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini hanya boleh digunakan untuk penjelasan ilmiah; bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis. Wikipedia tidak memberikan konsultasi medis. Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat, berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.
Penyakit kaki, tangan, dan mulut atau penyakit KTM (bahasa Inggris: hand, foot, and mouth disease, disingkat HFMD) adalah penyakit berjangkit infeksi yang disebabkan oleh Virus RNA yang masuk dalam familiPicornaviridae (pico dalam bahasa Spanyol berarti "kecil") dan genusEnterovirus (nonpolio) karena ciri khas penyakit ini yang menimbulkan munculnya ruam dan bintik-bintik pada kaki, tangan, dan mulut, dan terkadang pantat. Meskipun bukan termasuk flu, penyakit ini juga dikenal sebagai flu singapura.[1] Di dalam Genus Enterovirus terdiri dari virusCoxsackie A, virusCoxsackie B, Echovirus dan Enterovirus. Penyebab KTM yang paling sering pada pasienrawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Cara Penularan
Penyakit ini bisa menular dan biasanya terjadi dalam musim panas. KTM adalah penyakit umum yang menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun (kadang sampai 10 tahun). Orang dewasa umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang-barang yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tak ada vektor tapi ada pembawa seperti lalat dan kecoak. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virusstrain enterovirus lainnya. Masa inkubasinya sekitar 2-5 hari. Sementara untuk waktu terekspos sampai terkena penyakit 3-7 hari.
Gejala
Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti sakit leher (pharingitis), tidak ada nafsu makan, pilek, ruam di bagian mulut, tangan dan kaki, dan mungkin di bagian popok. Gejala seperti flu pada umumnya yang tak mematikan. Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus di mulut seperti seriawan terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan. Timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh memerah/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal di telapak tangan dan kaki. Bila ada muntah, diare atau dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain maka penderita tersebut harus dirawat.
Jenis virus tertentu gejalanya dapat lebih parah yaitu demam tinggi lebih dari 38oC selama 2 hari. Ada gejala flu, sesak napas, kejang-kejang, ulkus, seriawan pada rongga mulut, lidah, dan kerongkongan. Jika timbul gejala seperti ini harap sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif karena dapat menyebabkan kematian. Tempo pengasingan yang disarankan adalah hingga lepuh kering.
Pada tahun 1997, 31 anak meninggal dalam suatu wabah di Malaysia pada negara bagian Sarawak.[2]
1998
Pada tahun 1998, ada suatu wabah di Taiwan, terutama yang memengaruhi anak-anak.[3] Tercatat bahwa 405 sakit parah dan 78 meninggal.[4] Jumlah kasus yang diperkirakan epidemi telah mencapai 1,5 juta.[4]
Pada tahun 2006, setelah pecahnya Chikungunya di selatan dan beberapa bagian barat India, kasus KTM dilaporkan.[5]
2008
Wabah di Cina, dimulai pada bulan Maret di Fuyang, Anhui, mengakibatkan terinfeksi 25.000, dan 42 meninggal pada tanggal 13 Mei.[6][7][8][9][10][11][12] Wabah serupa dilaporkan di Singapura (lebih dari 2.600 kasus sebagai 20 April 2008), Vietnam (2,300 kasus, 11 meninggal),[13] Mongolia (1,600 kasus),[14] dan Brunei (1053 kasus antara bulan Juni sampai Agustus 2008) [15]
2009
17 anak meninggal dalam suatu wabah di selama bulan Maret dan April 2009 di Provinsi Shandong, China timur dan 18 anak-anak meninggal di Provinsi Henan.[16] Sembuh dari 115.000 kasus yang dilaporkan di Cina dari Januari hingga April, 773 itu parah dan 50 orang fatal.[17]
Di Indonesia, dilaporkan dari Jakarta bahwa delapan anak-anak tertular.[18] Pada akhir April, lembaga-lembaga kesehatan peringatan pusat kesehatan masyarakat Jakarta mendukung langkah-langkah pencegahan, termasuk penggunaan termal scanner di bandara untuk menghindari perjalanan ke Singapura[19]
Pencegahan
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan antara lain mencuci tangan dengan teliti terutama setelah membersihkan hidung, menggunakan toilet atau mengganti popok, membersihkan seluruh bagian tangan dan kaki terutama bagian kuku yang sering menjadi sarang bagi kuman, dan menjaga jarak dengan seorang yang sedang mengidap penyakit ini.