Penyakit degeneratif
Penyakit degeneratif adalah penyakit tidak menular yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh dan penuaan. Penyebab penyakit degeneratif yang utama adalah pola makan yang tidak sehat. Teori yang berkaitan dengan penyakit degeneratif adalah radikal bebas dan hambatan pertumbuhan. Beberapa jenis penyakit degeneratif yaitu tekanan darah tinggi, kegemukan, diabetes melitus, kanker dan penyakit kardiovaskular. Penyakit degeneratif memiliki faktor-faktor penyebab yang dapat diubah maupun tidak dapat diubah. Prevalensi penyakit degeneratif meningkat seiring pertambahan usia. Angka prevalensi meningkat pada pasien yang sering menghirup gas buang kendaraan. Penurunan angka prevalensi dapat dilakukan dengan konsultasi gizi. Pencegahan terhadap penyakit degeneratif melalui pemeriksaan kondisi kesehatan, gaya hidup sehat dan promosi kesehatan. Penyakit degeneratif merupakan penyebab kematian terbesar di dunia hingga tahun 2010. Negara-negara yang memiliki banyak penderita penyakit degeneratif adalah negara-negara berkembang khususnya penduduk di kota-kota besar di Asia Tenggara. Selain itu, peningkatan kasus penyakit degeneratif telah meningkatkan produksi bahan baku obat kimia di berbagai negara di dunia khususnya di benua Amerika, Eropa dan Asia. Pengobatan penyakit degeneratif dapat melalui pengobatan alami maupun modern. Diagnosis dan pengobatan generatif telah diterapkan salah satunya di Korea Selatan. Ciri utamaPenyakit degeneratif termasuk kategori penyakit tidak menular.[1] Munculnya penyakit degeneratif bersamaan dengan proses penuaan.[2] Proses timbulnya berlangsung secara kronis.[3] Ciri utama penyakit degeneratif adalah adanya degenerasi. Proses ini ditandai dengan perubahan kondisi dari keadaan yang baik menjadi buruk pada struktur dan fungsi organ tubuh.[4] Penyakit degeneratif juga dikategorikan dalam tipe artritis yang paling sering diderita di dunia.[5] PenyebabPola makan yang tidak sehatTimbulnya penyakit degeneratif memiliki keterkaitan dengan jenis makanan yang dikonsumsi.[6] Pemicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif adalah pola makan yang serba makanan siap saji. Di dalam makanan siap saji terdapat banyak bahan pengawet, pewarna makanan dan penyedap rasa. Bahan-bahan ini mengandung banyak lemak, protein, gula dan garam. Namun hanya sedikit mengandung serat. Pola makan serba makanan siap saji ini merupakan pola makan yang tidak sehat. Penyakit degeneratif ditimbulkan karenanya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, kelumpuhan, penyakit asam urat, kolesterol tinggi, kegemukan dan kanker.[7] Teknologi pangan turut meningkatkan perubahan pola makan masyarakat yang menimbulkan penyakit degeneratif. Perubahan konsumsi ini berupa peralihan makanan rebusan menjadi makanan gorengan. Makanan gorengan dibuat menggunakan minyak goreng. Sebagian besar rumah tangga menggunakan minyak jelantah yang dapat digunakan berulang kali. Penyakit degeneratif dapat timbul karena di dalam minyak goreng telah terjadi pemutusan rantai karbon. Pemutusan rantai karbon akibat dari suhu panas dan meningkatkan angka peroksida di dalam minyak goreng.[8] Penyakit generatif juga timbul akibat konsumsi makanan yang berlebihan.[9] Perubahan pola konsumsi selain meningkatkan degenerasi pada tubuh juga menyebabkan gangguan metabolisme.[10] Gaya hidup tidak sehatPenyakit degeneratif dapat terjadi di lingkungan hidup dari masyarakat modern khususnya yang hidup di kawasan perkotaan. Ini karena adanya pencemaran air dan pencemaran udara. Ditambah lagi kebiasaan merokok, meminum minuman keras dan memakan makanan sintesis. Hal-hal tersebut menyebabkan kondisi nutrisi yang cenderung berlebihan.[11] Permasalahan gizi ini kemudian menimbulkan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, penyakit hati, tekanan darah tinggi dan diabetes melitus.[12] Perubahan ke gaya hidup yang tidak sehat meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif.[13] TeoriTeori radikal bebasRadikal bebas merupakan sebuah teori. Dalam teori ini, elemen atau molekul mengalami pengurangan elektron. Pengurangannya sebanyak satu atau lebih elektron. Posisi elektron yang berkurang kemudian akan digantikan dengan elektron lain melalui pencarian. Kondisi kehilangan elektron dan penggantiannya bersifat tidak stabil dan sangat reaktif. Dampaknya, sel-sel hidup akan mengalami kerusakan. Penyakit degeneratif akan terjadi setelah jangka waktu yang lama karena fungsi sel tidak lagi optimal.[14] Tubuh yang mengalami kerusakan oksidatif pada tingkatan biomolekul akan mulai mengalami penyakit degeneratif.[15] Radikal bebas berperan dalam mempercepat penyakit degeneratif.[16] Jenis penyakit yang ditimbulkan oleh radikal bebas salah satunya adalah diabetes melitus.[17] Hambatan pertumbuhanRisiko mengalami penyakit degeneratif terdapat pada usia balita.[18] Masa pertumbuhan anak yang tercepat adalah pada usia 0–2 tahun. Bila malnutrisi terjadi pada masa ini, anak akan mengalami hambatan pertumbuhan yang bersifat menetap di masa depan.[19] Risiko jangka panjang pada hambatan pertumbuhan adalah timbulnya penyakit degeneratif pada usia dewasa.[20] Peningkatan risiko terkena penyakit degeneratif di masa depan ebih tinggi pada anak balita yang mengalami hambatan pertumbuhan.[21] JenisPenyakit degeneratif jenisnya bermacam-macam. Sasaran utama dari penyakit degeneratif adalah organ tubuh. Hampir semua jenis organ dapat mengalami penyakit generatif. Prevalensi penyakit degeneratif yang paling banyak adalah diabetes melitus, dislipidemia, penyakit kardiovaskular, dan penyakit serebrovaskular.[14] Tekanan darah tinggiTekanan darah tinggi merupakan jenis penyakit degeneratif yang dikenal sebagai "pembunuh diam-diam". Istilah tersebut diberikan karena banyak pasien yang menderita tekanan darah tinggi tetapi tidak menyadarinya.[22] Hipertensi merupakan penyakit yang umum diderita oleh orang lanjut usia.[23] KegemukanKegemukan merupakan jenis penyakit degeneratif yang terjadi akibat pola konsumsi. Penderita obesitas umumnya kurang mengonsumsi buah dan sayur.[24] Risiko mengalami kegemukan sebagai penyakit degeneratif lebih tinggi pada balita yang mengalami hambatan pertumbuhan tubuh.[25] Risiko ini meningkat pada masa depan bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan tubuh.[26] Kegemukan juga terjadi akibat kelebihan zat gizi. Penderita kegemukan akibat kelebihan zat gizi akan memiliki kerentanan terhadap penyakit degeneratif lainnya seperti diabetes melitus, aterosklerosis dan sakit jantung.[27] Diabetes melitusDiabetes melitus merupakan jenis penyakit degeneratif yang menjadi permasalahan serius bagi masyarakat di berbagai negara di dunia. Penyakit ini dikaitkan dengan pola makan yang tidak teratur.[28] KankerKanker merupakan jenis penyakit degeneratif yang terjadi karena adanya karsinogen aktif yang reaktif di dalam tubuh. Karsinogen ini menyerang kelompok nukleofilik dalam asam deoksiribonukleat, asam ribonukleat dan protein. Hasil penyerangan ini menimbulkan mutasi yang memicu kanker.[29] Penyakit kardiovaskularPenyakit kardiovaskular merupakan penyakit degeneratif yang penyebabnya berkaitan dengan sel endotelal dan makrofag. Proses terjadinya penyakit kardiovaskular akibat mekanisma patogenesis dan komplikasi secara biomolekular.[30] PrevalensiPrevalensi penyakit degeneratif secara progresif dipengaruhi oleh pertambahan usia. Dua di antaranya adalah penyakit jantung koroner dan osteoartritis.[31] Angka prevalensi penyakit degeneratif dapat diturunkan melalui kegiatan konsultasi gizi.[32] Kematian dengan risiko yang lebih tinggi juga dialami oleh penderita penyakit degeneratif yang terpapar gas buang kendaraan.[33] PencegahanPengenalan tanda dan gejala penyakitPenyakit degeneratif merupakan salah satu jenis penyakit yang menyebabkan kematian tetapi dapat dicegah.[34] Peningkatan timbulnya penyakit di usia muda dapat dicegah dengan pengenalan tanda dan gejala penyakit degeneratif. Masyarakat dengan usia lebih dari 15 tahun harus memiliki pengetahuan akan tanda dan gejala penyakit degeneratif dan melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan. Penandaan dini untuk penyakit degeneratif adalah pemeriksaan tekanan darah dan gula darah.[35] Perubahan gaya hidupPencegahan penyakit degeneratif dilakukan melalui perubahan gaya hidup. Tiga hal yang berkaitan dengan perubahan gaya hidup adalah diet, kegiatan fisik dan perubahan kebiasaan. Perubahan gaya hidup diawali dengan pembuatan catatan tentang hal apa saja yang perlu diubah.[36] Promosi kesehatanKeberadaan pandangan mengenai kesehatan menjadi penting ketika transisi epidemiologi telah berubah dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif.[37] Penyakit degeneratif kronik merupakan penyebab kematian terbesar bagi para pekerja di usia prima. Jumlah kematiannya lebih banyak dibandingkan dengan kematian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja maupun penyakit menular. Organisasi Kesehatan Dunia mengemukakan bahwa promosi kesehatan kerja dapat mencegah penyakit degeneratif kronik. Beberapa penyakit yang dapat dicegah yaitu penyakit jantung koroner, kelumpuhan, kanker, dan penyakit paru obstruksi kronik.[38] Diagnosis dan pengobatanPengobatan alamiPenyakit degeneratif merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi. Karena itu, jenis diagnosis yang diterapkan adalah diagnosis molekuler.[39] Pencegahan radikal bebas yang menyebabkan penyakit degeneratif dilakukan melalui pemberian makanan fungsional.[40] Penyakit degeneratif dapat terhambat prosesnya oleh antioksidan alami di dalam tubuh.[41] Antioksidan untuk oengobatan penyakit degeneratif juga diperoleh dari ules. Perannya adalah menghambat perkembangan radikal bebas.[42] Beberapa penyakit degeneratif juga dapat diobat menggunakan buah mengkudu, seperti diabetes melitus, kanker dan kelumpuhan. Buah mengkudu berperan sebagai obat herbal.[43] Jenis bahan makanan lain yang dapat mencegah berbagai penyakit degeneratif adalah tempe.[44] Pengobatan modernPengobatan degeneratif telah dikembangkan dengan kemajuan yang pesat oleh Korea Selatan. Negara ini mampu memproduksi sel punca yang mampu menggantikan sel yang rusak dalam terapi regeneratif.[45] Sementara itu, penelitian untuk pengobatan bagi penyakit degeneratif memerlukan biaya yang mahal. Karena penelitian untuk menemukan obat baru memerlukan biaya inovasi yang banyak. Perusahaan farmasi harus memberikan investasi yang besar hingga obat tersebut berhasil diperdagangkan di pasar farmasi.[46] Dampak globalKematian skala globalPada era globalisasi, terjadi pergeseran kasus-kasus penyakit. Sebelumnya, kasus penyakit lebih banyak dari kasus penyakit menular. Namun, kemudian kasus-kasusnya lebih banyak ke penyakit tidak menular, khususnya penyakit degeneratif.[47] Seluruh negara di dunia mengalami permasalahan akibat penyakit degeneratif.[48] Di Asia Tenggara, penyakit degeneratif merupakan penyebab kematian yang terbesar. Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia, angka kematian di Asia Tenggara pada tahun 2008 mencapai sekitar 14,5 juta orang. Sebanyak 7,9 juta orang atau 55% kematian tersebut akibat penyakit degeneratif.[49] Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia, penyakit generatif tidak lagi terjadi di negara-negara maju. Penyakit degeneratif sebagian besar terjadi di negara miskin pada penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun.[50] Penyakit degeneratif menjadi penyebab kematian terbesar di dunia hingga tahun 2010. Jumlah kematian lebih awal terjadi hampir mencapai sebanyak 17 juta orang setiap tahun karena epidemi penyakit degeneratif secara global.[51] Pada tahun 2012, sebesar 52% kematian di dunia disebabkan oleh penyakit degeneratif. Sebesar 37% kematian dari nilai tersebut disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, 27% dari kanker atau tumor ganas, 8% dari penyakit saluran pernapasan, dan diabetes melitus sebanyak 4%. Sementara 23% lainnya disebabkan oleh penyakit degeneratif jenis lain.[52] Jenis penyakit generatif yang paling banyak menyebabkan kematian hingga tahun 2016 adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi juga menjadi penyebab terbesar atas terjadinya komplikasi penyakit lain di dunia.[53] Di negara-negara berkembang, jenis penyakit degeneratif yang banyak diderita adalah diabetes melitus. Penderitanya berasal dari kota-kota besar di negara yang mengalami peningkatan kemakmuran. Peningkatan ini berkaitan dengan peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup.[54] Peningkatan produksi bahan baku obat kimiaPeningkatan pendapatan per kapita dan peningkatan penyakit degeneratif turut meningkatkan kebutuhan pasar akan bahan baku obat kimia. Negara-negara dengan produksi bahan baku obat kimia terbesar di dunia berada di benua Amerika, Eropa dan Asia. Di Asia, dua negara terbesar yang memproduksi bahan baku obat kimia adalah Tiongkok dan India.[55] Referensi
|