Pengeboman Capaci (bahasa Italia: Strage di Capaci) adalah serangan teror[1] oleh Mafia Sisilia yang terjadi pada tanggal 23 Mei 1992 di Autostrada A29, dekat persimpangan jalan ke Capaci, Sisilia. Ledakan ini menewaskan hakim Giovanni Falcone; istrinya, Francesca Morvillo; dan tiga polisi pengawal, Vito Schifani, Rocco Dicillo, dan Antonio Montinaro. Polisi pengawal Paolo Capuzza, Angelo Corbo, Gaspare Bravo, dan hakim Joseph Giuseppe Costanza selamat.
Salvatore Cancemi, anggota mafia yang nantinya bekerja sama dengan polisi, bercerita bahwa Totò Riina dan anggota mafia lainnya merayakan pengeboman ini dengan memesan sampanye Prancis dan bersulang.[2]Santino Di Matteo mengungkap banyak informasi terkait pembunuhan ini: siapa yang menggali terowongan ke bawah jalan tol, siapa yang mengisi 13 drum dengan TNT dan Semtex, siapa yang mendorongnya ke terowongan dengan papan seluncur, dan siapa yang menekan tombol pemantik bom.[3]
Pengeboman
Pembunuhan Falcone diputuskan dalam rapat Komisi Mafia Sisilia antara bulan September dan Desember 1991. Pemimpin komisi, Salvatore Riina, menyusun rencana dan mengidentifikasi target-target lain.[4] Setelah Mahkamah Kasasi Agung mengakui klaim-klaim yang diajukan dalam Sidang Maxi (30 Januari 1992),[5] Mafia Sisilia memutuskan untuk mulai menyasar tokoh politik.
Brusca, La Barbera, Di Matteo, Ferrante, Troia, Biondino, dan Rampulla mencoba berbagai peralatan listrik yang dipesan oleh Rampulla untuk menyempurnakan bom.[6] Mereka juga menguji sebuah alat di tempat yang disepakati di jalan tol, lalu memangkas pohon-pohon yang menghalangi pandangan ke arah jalan tol.[8] Pada malam hari tanggal 8 Mei, Brusca, Barbera, Gioè, Troia, dan Rampulla mengikat 13 tong berisi 400 kilogram peledak di papan luncur, lalu meletakkannya di terowongan drainase di bawah jalan tol.[8] Pada pertengahan Mei, Raffaele Ganci, kedua putranya, Domenico dan Calogero, dan keponakannya, Antonino Galliano, memantau pergerakan konvoi Fiat Croma yang ditumpangi Falcone bersama pengawalnya dari Roma ke Palermo.[8]
Tanggal 23 Mei, Domenico Ganci mendengar dari Ferrante dan La Barbera bahwa Fiat Croma berangkat menjemput Falcone.[7] Ferrante dan Biondo yang ditempatkan dekat Bandara Punta Raisi melihat rombongan mobil dari bandara dan memberitahu La Barbera bahwa Hakim Falcone telah tiba.[7][8] La Barbera mengikuti rombongan Falcone di jalan samping jalan tol A29 sambil menelepon Gioè selama 3-4 menit. Gioè ditempatkan bersama Brusca di perbukitan Capaci menghadap bentang jalan yang akan diledakkan.[7][8] Ketika rombongan mobil mendekat, Brusca meledakkan bomnya dari jarak jauh. Mobil depan terlempar puluhan meter dari jalan tol ke kebun zaitun. Agen Antonio Montinaro, Vito Schifani, dan Rocco Dicillo tewas seketika.[11] Mobil kedua yang ditumpangi Falcone dan istrinya menabrak tembok beton. Karena tidak mengenakan sabuk pengaman, mereka terlempar ke luar mobil lewat kaca depan dan tewas.[11]
Ribuan orang menghadiri prosesi pemakaman di Gereja San Domenico yang disiarkan langsung di televisi nasional. Semua acara TV terjadwal dibatalkan. Parlemen mengumumkan satu hari berkabung.[12] Kolega Falcone, Paolo Borsellino, bersama lima polisi, Agostino Catalano, Walter Cosina, Emanuela Loi, Vincenzo Li Muli, dan Claudio Traina, tewas dalam pengeboman Via D'Amelio 57 hari kemudian.[13]
Penyelidikan
Tahun 1993, Direzione Investigativa Antimafia berupaya melacak dan menyergap Antonino Gioè, Santino Di Matteo, dan Gioacchino La Barbera setelah ketahuan membahas pengeboman Capaci lewat telepon.[14] Setelah ditangkap, Gioè bunuh diri di selnya, sedangkan Di Matteo dan La Barbera memutuskan membantu pemerintah. Keduanya mengungkapkan nama orang-orang yang terlibat dalam pengeboman ini. Untuk memaksa Di Matteo mencabut pernyataannya, Giovanni Brusca, Leoluca Bagarella, Giuseppe Graviano, dan Matteo Messina Denaro menculik putranya, Giuseppe Di Matteo, yang dicekik secara brutal dan dilarutkan dalam asam 779 hari kemudian.[15] Di Matteo tetap memutuskan membantu pemerintah.[16]