Pengadilan Nicolae dan Elena Ceaușescu
Pengadilan Nicolae dan Elena Ceaușescu merupakan pengadilan singkat yang dilangsungkan pada tanggal 25 Desember 1989 oleh Mahkamah Militer Luar Biasa, pengadilan militer pertempuran yang dibentuk atas permintaan Dewan Front Penyelamatan Nasional, yang berujung pada vonis dan eksekusi mati mantan Presiden sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Komunis Rumania, Nicolae Ceaușescu, beserta istrinya, Elena Ceaușescu. Dalam pengadilan yang dianggap sebagian kalangan sebagai pengadilan bohong-bohongan ini, dakwaan utamanya adalah genosida atas pembunuhan "lebih dari 60.000 orang" pada revolusi di Timișoara.[1] Sumber lain mengungkapkan jumlah korban tewas "hanya" 689 jiwa atau ratusan orang.[2][3][4] Meskipun demikian, dakwaan tersebut tidak mempengaruhi putusan pengadilan yang telah dibuat bahkan sebelum Mahmilub dibentuk. Jenderal Victor Stănculescu bertugas membawa pasukan penerjun payung pilihan dari resimen yang membelot untuk menjadi pasukan eksekusi mati. Sebelum pengadilan dimulai, Stănculescu sudah memilih tempat untuk melakukan eksekusi mati, yaitu di salah satu dinding yang mengitari lapangan barak.[1] Nicolae Ceaușescu menolak mengakui keabsahan Mahmilub tersebut karena dianggap inkonstitusional dan menyebut pemerintahan revolusioner sebagai bagian dari campur tangan Soviet.[1] Eksekusi matiBeberapa saat setelah dijatuhi vonis mati, Nicolae dan Elena Ceaușescu langsung dieksekusi mati pada pukul 16.00 waktu setempat di sebuah pangkalan militer di luar Bukares.[5][6] Eksekusi mati dilakukan regu tembak yang terdiri atas prajurit penerjun payung elite, yaitu Kapten Ionel Boeru, Sersan Mayor Georghin Octavian, dan Dorin-Marian Cirlan ditambah laporan adanya ratusan orang lain sebagai sukarelawan.[7] Empat prajurit mengikat kedua tangan Nicolae dan Elena sebelum eksekusi mati.[8] Regu tembak mulai menembak segera setelah keduanya berdiri membelakangi dinding. Pada tahun 1990, seorang anggota Front Penyelamatan Nasional melaporkan ada 120 peluru yang ditemukan bersarang di jasad keduanya.[7] Proses eksekusi mati dilakukan sangat cepat sehingga kru film yang meliput peristiwa tersebut hanya sempat mengabadikan tembakan terakhir. Perdana Menteri Petre Roman menyampaikan kepada televisi Prancis bahwa eksekusi mati harus cepat dilakukan karena beredar rumor kaum loyalis akan bergerak menyelamatkan Nicolae dan Elena.[5] Menjelang detik-detik terakhir hidupnya, Elena mengumpat, sedangkan Nicolae menyanyikan Internasionale.[9] Setelah dipastikan tewas, jasad keduanya ditutupi kain terpal. Pengadilan singkat dan gambar jasad keduanya yang terekam pita video disiarkan hari itu juga di televisi Rumania, lalu menyebar ke sejumlah negara Barat dua hari kemudian.[10] Nicolae dan Elena Ceaușescu adalah dua orang terakhir yang dijatuhi hukuman mati di Rumania sebelum akhirnya dihapus pada tanggal 7 Januari 1990. TanggapanValentin Ceauşescu, putra tertua Ceauşescu, pada 2009 berpendapat bahwa pasukan revolusioner seharusnya mengeksekusi mati kedua orang tuanya saat ditangkap pada 22 Desember 1989 karena keduanya toh pada akhirnya tidak diadili.[11] Setelah menyampaikan pernyataan tak jelas, Ion Iliescu akhirnya menyatakan bahwa peristiwa tersebut "cukup memalukan, tetapi harus dilakukan".[12] Senada dengan Iliescu, Stănculescu memberitahu BBC bahwa pengadilan tersebut "tidak adil, tetapi harus dilakukan" karena ada kemungkinan massa akan main hakim sendiri terhadap Ceauşescu di jalanan Bukares.[13] Beberapa negara mengkritik para penguasa baru Rumania pasca-eksekusi mati tersebut karena tiadanya pengadilan umum. Amerika Serikat adalah negara yang paling kritis dengan menyatakan, "Kami menyesalkan pengadilan tersebut tidak dilakukan secara terbuka dan umum."[5] Referensi
|