Penasihat asing pada zaman Meiji
Penasihat asing pada zaman Meiji (お雇い外国人 atau 御雇外国人, oyatoi gaikokujin, orang asing yang dipekerjakan) adalah orang asing yang dipekerjakan dari periode Bakumatsu hingga periode Meiji untuk mempercepat modernisasi Jepang. Sebagian besar dari mereka adalah tenaga ahli dari Eropa dan Amerika Serikat yang disewa untuk memperkenalkan sistem, ilmu pengetahuan, dan teknologi maju dari Eropa dan Amerika Serikat. Mereka diundang untuk menduduki jabatan di sekolah dan kantor pemerintah.
Istilah untuk penasihat asing adalah o-yatoi gaikokujin. Prefiks honorifik o- dalam o-yatoi (御雇) menunjukkan bahwa pihak yang mempekerjakan mereka adalah pemerintah. Pada waktu itu bukan hanya Pemerintah Meiji yang menyewa penasihat asing, melainkan juga perusahaan dan sekolah swasta.[1] Penasihat asing pada masa itu juga termasuk penasihat di kedutaan besar Jepang di luar negeri dan enklave orang asing di Jepang.
Sejarah
Tenaga ahli dari luar negeri yang dipekerjakan di Jepang untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi maju dari Eropa dan Amerika banyak meninggalkan peninggalan penting dalam sektor industri, pemerintahan, dan pendidikan. Pada awal zaman Edo, Jan Joosten van Loodensteijn dan William Adams dipekerjakan sebagai penasihat teknologi dan penasihat diplomatik Keshogunan Edo. Shogun Tokugawa Ieyasu menerima dengan hangat keduanya dan memuji hasil hasil pekerjaan mereka. Setelah Jepang meninggalkan kebijakan isolasi pada era Bakumatsu, Philipp Franz von Siebold pernah dipekerjakan untuk sementara sebagai penasihat keshogunan. Begitu pula halnya dengan François Léonce Verny yang disewa keshogunan untuk membangun Arsenal Angkatan Laut Yokosuka. Meskipun demikian, Jepang baru mempekerjakan tenaga ahli asing dalam jumlah besar sejak Restorasi Meiji.
Menurut Data Orang Asing yang Dipekerjakan (Shiryō Oyatoigaikokujin) dan Westernisasi Teknologi Industri Jepang modern (Kindai Nihon Sangyō Gijutsu no Seiōka), seluruhnya ada 2.690 penasihat warga negara asing yang dipekerjakan oleh perorangan, lembaga swasta, dan institusi pemerintah di Jepang dari tahun 1868 hingga 1889.[2][3] Dari 2.690 penasihat asing, 1.127 di antaranya adalah orang Inggris, 414 orang Amerika Serikat, 333 orang Prancis, 250 orang Tionghoa, 215 orang Jerman, 99 orang Belanda, dan 252 orang asing berkewarganegaraan lain. Hingga tahun 1900, Jepang mempekerjakan 4.353 penasihat asing dari Inggris, 1.578 dari Prancis, 1.223 dari Jerman, dan 1.213 dari Amerika Serikat.[4]
Menurut statistik hingga tahun 1890, sebesar 54,8% dari orang Inggris yang disewa oleh kantor pemerintah sebesar 43,4% di antaranya bekerja untuk Kementerian Industri (Kōbushō). Sebesar 50,5% penasihat asing yang disewa Pemerintah Meiji adalah orang Inggris, misalnya: insinyur kereta api Edmund Morel dan arsitek Josiah Conder.[5]
Orang Amerika Serikat banyak dipekerjakan oleh swasta, yakni sebesar 54,6%, terutama sebagai pengajar. Sebesar 39,0% dipekerjakan pemerintah, dengan perincian Kementerian Pendidikan (Monbushō) 15,5% dan Kantor Pembukaan Lahan 11,4%. Sebesar 61,6% penasihat asing yang dipekerjakan oleh Kantor Pembukaan Lahan adalah orang Amerika Serikat, misalnya: Horace Capron dan William Smith Clark.[5]
Sebesar 48,8% penasihat asing dari Prancis dipekerjakan oleh militer, sebesar 87,2% penasihat angkatan darat adalah orang Prancis.[5] Keshogunan Tokugawa melakukan modernisasi kekuatan militer dengan mengundang misi penasihat militer Prancis. Modernisasi militer memakai sistem Prancis dilanjutkan oleh Pemerintah Meiji dengan mengundang misi penasihat militer Prancis gelombang kedua. Jepang mengganti sistem militernya menjadi sistem Jerman setelah diundangnya Mayor Jakob Meckel sebagai pengajar di Sekolah Militer Angkatan Darat pada tahun 1885. Meskipun sedikit, Kementerian Hukum (Sihōshō) juga mendatangkan penasihat di bidang hukum. Albert Charles Du Bousquet didatangkan untuk ikut serta menerjemahkan hukum Prancis di majelis pertimbangan hukum, dan Gustave Emile Boissonade membantu membatalkan Perjanjian Tidak Adil.
Sebesar 62,0% penasihat Jerman dipekerjakan pemerintah, terutama oleh Kementerian Pendidikan (31,0%), Kementerian Industri (9,5%), dan Kementerian Dalam Negeri (9,2%).[5] Di antara orang Jerman yang didatangkan ke Jepang adalah Dr. Erwin von Bälz dan ahli geologi Heinrich Edmund Naumann.
Tenaga ahli dari Belanda lebih banyak dipakai oleh swasta, yakni sebesar 48,5% dari keseluruhan orang Belanda yang didatangkan ke Jepang.[5] Mereka banyak dipekerjakan sebagai awak kapal karena angkutan laut ketika itu sedang mencapai puncak kejayaan. Pada tahun 1885, Keshogunan Edo membuka Pusat Latihan Angkatan Laut Nagasaki yang terutama dipimpin oleh orang-orang Belanda, termasuk Willem Huyssen van Kattendijke. Keshogunan mengundang penasihat dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris untuk membangun angkatan laut keshogunan. Misi Angkatan Laut Inggris dikenal sebagai Misi Tracey sesuai nama pemimpinnya, Richard Edward Tracey. Namun kekacauan akibat Restorasi Meiji menyebabkan pendidikan tidak dapat dilangsungkan. Setelah jatuhnya keshogunan, pemerintah baru Meiji kembali mengundang penasihat dari Angkatan Laut Inggris, Sir Archibald Lucius Douglas untuk melaksanakan pendidikan angkatan laut, sekaligus menerapkan sistem Inggris untuk Angkatan Laut Jepang.
Di bidang konstruksi sipil, Pemerintah Meiji banyak mendatangkan insinyur dari Belanda, di antaranya Johannis de Rijke. Keputusan itu dilatarbelakangi reputasi Belanda di bidang pengendalian banjir dan berkat saran kakak beradik Bauduin dari Belanda. Di bidang seni, Antonio Fontanesi didatangkan dari Italia. Ia memperkenalkan teknik lukisan cat minyak dari Eropa.
Penasihat asing pada zaman Meiji mendapat bayaran tinggi. Sebagai perbandingan, gaji bulanan pejabat Daijō Daijin Sanjō Sanetomi sebesar ¥800 dan Udaijin Iwakura Tomomi sebesar ¥600 pada tahun 1871, sementara penasihat Inggris untuk percetakan uang negara, Thomas William Kinder menerima gaji bulanan ¥1.045. Penasihat dari Belanda, Guido Verbeck dan Albert Charles Du Bousquet dari Prancis masing-masing menerima ¥600. Rata-rata gaji bulanan pada tahun 1890 sebesar ¥180.[5]
Ilmu pengetahuan/pendidikan
- Frederick Warrington Eastlake (Amerika Serikat), pendidikan bahasa, dosen Keio Gijuku
- Thomas Blakiston (Inggris), sejarah alam
- Lafcadio Hearn (Inggris), pendidikan bahasa
- Edward S. Morse (Amerika Serikat), biologi
- William Smith Clark (Amerika Serikat), pendiri Sekolah Pertanian Sapporo (sekarang Universitas Hokkaido)
- Basil Hall Chamberlain (Inggris), pendidikan bahasa, penerjemah
- Raphael von Koeber (Rusia), filsafat
- Viktor Holtz (Jerman), pendidik
- Emil Hausknecht (Jerman), pedagogi
- Alice Mabel Bacon (Amerika Serikat), pendidikan wanita
- George Adams Leland (Amerika Serikat), dokter, pendidik
- Henry Dyer (Inggris), pendiri Sekolah Tinggi Teknik Kekaisaran (sekarang Fakultas Teknik Universitas Tokyo)
- Heinrich Edmund Naumann (Jerman), penemu Fossa Magna dan Elephas namadicus naumannni.
- David Murray (Amerika Serikat), penasihat Monbusho (1830-1905)
- John Alexander Low Waddell (Amerika Serikat), insinyur sipil, dosen Universitas Tokyo
- Horace Wilson (Amerika Serikat), guru bahasa Inggris, pengajar bisbol pertama
- Marion McCarrell Scott (Amerika Serikat), dosen
- Ludwig Riess (Jerman), dosen sejarah
- Edward Bramwell Clarke (Inggris), dosen bahasa Inggris Universitas Keio/Universitas Kyoto, pengajar rugby pertama
- Arthur May Knapp (Amerika Serikat), dosen Universitas Keio, misionaris Unitarianisme
Hubungan luar negeri
Kedokteran
Hukum
- Guido Verbeck (Belanda), penerjemah hukum & Perjanjian Lama
- Gustave Emile Boissonade (Prancis), dosen hukum
- Albert Charles Du Bousquet (Prancis), penerjemah sistem militer dan hukum dari bahasa Prancis
- Albert Mosse (Jerman)
- Ottmar von Mohl (Jerman)
- Hermann Roesler (Jerman), penasihat konstitusi, hukum dagang
- Karl Rathgen, (Jerman), hukum tata negara
- Georg Michaelis, (Jerman), ahli hukum
- Otfried Nippold (Jerman), dosen Universitas Tokyo
- Heinrich Waentig (Jerman), ahli hukum dan ekonomi
- Ludwig Loenholm (Jerman), ahli hukum
- Georges Hilaire Bousquet (Prancis), ahli hukum
Arsitektur, teknik sipil, transportasi
- Frank Lloyd Wright (Amerika Serikat), arsitek Imperial Hotel, Tokyo dan Yodokō Guest House
- Hermann Ende (Jerman), arsitek
- Wilhelm Boeckmann (Jerman), arsitek
- Rudolf Lehmann (Jerman), teknik mesin
- Johannis de Rijke (Belanda), insinyur sipil
- Anthonie Rouwenhorst Mulder (Belanda), konstruksi pelabuhan
- George Arnold Escher (Belanda), teknik sipil
- Cornelis Johannes van Doorn (Belanda), teknik sipil
- Thomas James Waters (Inggris), arsitek Ginza
- Josiah Conde (Inggris), dosen arsitektur, arsitek Rokumeikan
- Edmund Morel (Inggris), insinyur kereta api
- Richard Vicars Boyle (Inggris), insinyur kereta api
- Richard Francis Trevithick (Inggris), insinyur kereta api
- Francis Henry Trevithick (Inggris), insinyur kereta api
- François Léonce Verny (Prancis), insinyur perkapalan
- Benjamin Smith Lyman (Amerika Serikat), survei geologi Hokkaido
- Richard Henry Brunton (Skotlandia), arsitek mercusuar
- Henry Spencer Palmer (Inggris), insinyur sistem air minum
- William K Burton (Inggris), insinyur drainase
- Giovanni Vincenzo Cappelleti (Italia), arsitek Kantor Staf Umum Angkatan Darat Kekaisaran Jepang, Yūshūkan
- Richard P. Bridgens (Amerika Serikat), dosen arsitektur
Teknologi industri
- Edwin Dun (Amerika Serikat), penyuluh pertanian di Hokkaido
- William P. Brooks (Amerika Serikat), penyuluh pertanian di Hokkaido
- Louis Boehmer (Jerman), penyuluh pertanian di Hokkaido
- Horace Capron (Amerika Serikat), penyuluh pertanian di Hokkaido
- Hendrik Hardes (Belanda), pendiri Pusat Latihan Angkatan Laut Nagasaki
- François Léonce Verny (Prancis), penasihat industri angkatan laut
- Oskar Kellner (Jerman), kimia pertanian
- Oscar Loew (Jerman), kimia pertanian
- William Edward Ayrton (Inggris), fisika
- Curt Adolph Netto (Jerman), penasihat pertambangan
- Jean Francisque Coignet (Prancis), penasihat pertambangan
- William Gowland (Inggris), penasihat Japan Mint, penelitian arkeologi kofun
- Karl Flaig (Jerman), manajer Imperial Hotel Tokyo, pengajar dasar manajemen perhotelan
- Paul Brunat (Prancis), direktur Tomioka Silk Mill
- Georg Friedrich Hermann Heidkaemper (Jerman), penasihat produksi sepatu kulit
- Walter Weston (Inggris), pendaki gunung, dosen Universitas Keio, anggota Japanese Alpine Club
Seni
Militer
Referensi
Pranala luar
|
|