Pemuda Muslimin Indonesia disingkat Pemuda Muslim merupakan organisasi Pemuda dan Keagamaan tertua di Indonesia didirikan di Yogyakarta 25 November 1928 yang di prakarsai oleh H. Agus Salim dan para Tokoh- tokoh Partai Syarikat Islam Indonesia sekarang Syarikat Islam Indonesia (SII).
Mukaddimah
Sesungguhnya Islam itu adalah Dienullah. Ia adalah ketentuan hukum hidup dan kehidupan serta aturan hidup bersama yang dalam ketentuannya ia mendatangkan kebenaran dan keadilan, membebaskan manusia dari kedzaliman, memerdekakan ummat dari penjajahan, perbudakan dan perhambaan, membangun kehidupan baru dan membawa manusia ke tingkat derajat yang sempurna.[1]
Sejarah
- Cikal Bakal Pendirian Pemuda Muslim
Kongres Pandu SIAP II (Sarekat Islam Afdeling Padvinderij) tahun 1922, dengan pertimbangan dibutuhkan wadah baru bagi pelajar - pelajar yang tergabung ke dalam Pandu SIAP yang berniat untuk berorganisasi aktif di bawah bendera pemuda, karna dinilai sudah tidak layak berada di dalam kalangan kepanduan dan agar lebih luas pengertian pelajarannya di dalam dunia kepemudaan maka, Pemuda Muslimin Indonesia dengan anjuran PB.SIAP, berdiri selangkah demi langkah, setahap demi tahap, walaupun keputusan tentang Organisasi Pemuda Muslimin Indonesia sebenarnya sudah pernah di putuskan pada saat Kongres Pandu SIAP I, “disebutkan dalam sumber” bahwa Kongres Pandu SIAP biasanya selalu bersamaan dengan Kongres Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 (PSII) sekarang Syarikat Islam Indonesia (SII), itu artinya Kongres SIAP I, diadakan pada tanggal 26-27 Januari 1922 di Mataram, dan menjadi cikal bakal Pendirian Pemuda Muslimin Indonesia, yang pada akhirnya dicetus dan di Deklarasikannya Pemuda Muslimin Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 25 November 1928, atau lahir sebulan setelah Kongres Pemuda I, di Batavia (Jakarta) dan dikenal dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Kehadiran Pemuda Muslim adalah ikhtiar untuk melanjutkan perjuangan para aktivis Jong Islamieten Bond (JIB) di ruang yang lebih luas. Meski aktivitas Pemuda Muslim belum optimal akibat mengurusnya merangkap sebagai aktivis JIB dan kemudian disusul dengan berdirinya perkumpulan mahasiswa untuk studi Islam, Studentent Islam Studie Club (SIS) pada Desember 1934 di Jakarta. Pendirian JIB dalam Inteligensia Muslim dan Kuasa adalah lahir sebagai ungkapan kekecewaan terhadap Jong Java. kekecewaan sebagian aktivis JIB karena Hendrik Kraemer, seorang misionaris Kristen yang menjadi penasehat JIB, dan secara rutin memberikan seri kuliah agama Kristen (serta teosofi dan Katolik) kepada anggota Jong Java.
Kekecewaan pemuda yang beragama Islam terhadap Jong Java memuncak saat digelar pertemuan tahunan ke tujuh organisasi ini di Yogyakarta pada akhir tahun 1924. Ketua Umum Jong Java saat itu, Syamsuridjal mengusulkan agar diadakan pula seri kuliah mengeonai agama Islam bagi anggota Jong Java. Usulan ini tak dapat dukungan mayoritas, sehingga Agus Salim yang ikut hadir dalam rapat tersebut mengusulkan pendirian organisasi baru, Jong Islamieten Bond (JIB). Pertautan sejarah dan ideologi JIB dengan Pemuda Muslim, tak bisa dimungkiri, selain sebagai sama-sama dibina oleh aktivis senior PSII, terutama Agus Salim, kepemimpinan Pemuda Muslim seperti berjodoh dengan kader-kader JIB. Pada Confrence Pertama Pemuda Muslim yang digelar untuk mencari pengganti Samsuridjal pada tanggal 29 Agustus sampai dengan 2 Juni 1932 di Yogyakarta, 15 cabang yang hadir sepakat memilih seorang aktivis JIB, Muhammad Sardjan menjadi Ketua PB.Pemuda Muslim pada saat itu.
- Reorganisasi PSSI dan Efektifnya Pemuda Muslim
Kongres PSII 1905 sekarang (Syarikat Islam Indonesia) bulan Januari 1930 di Yogyakarta, H.O.S Tjokroaminoto berhalangan hadir dan di kabarkan sakit, dan diwakili oleh Agus Salim, diadakanlah reorganisasi susunan baru PSII, dengan menempatkan tenaga – tenaga muda dalam suatu pimpinan yang dinamakan LAJNAH TANFIZIAH (LT) dan Dewan Partai (DP). Dari susunan tersebut di bagi pula atas beberapa Departemen diantaranya Departemen Gerakan Pemuda PSII, Ketua Departemen Gerakan Pemuda saat itu adalah [[Sjamsuridjal|Syamsuridjal, sekaligus menjadi Ketua Pemuda Muslimin Indonesia yang Pertama, akan tetapi Pergerakan Pemuda Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) pada waktu itu tidak berjalan efektif sebagaimana mestinya karna Kurangnya pemeliharaan pada manajemen organisasi, yang disebabkan Kurangnya waktu yang dimiliki Syamsuridjal yang juga aktivis JIB. dan ini berlanjut hingga tahun 1931, dan tahun inilah yang di sebut sebagai embrio Pemuda Muslim.
- Confrence Pertama Pemuda Muslimin Indonesia
Pada tanggal 29 Agustus s/d 2 Juni 1932 di Yogyakarta diadakanlah Confrence Pertama yang dihadiri oleh 15 cabang Pemuda Muslim, pada Confrence ini di bentuk Pengurus Besar (PB) Pemuda Muslimin Indonesia dan sepakat memilih seorang aktivis JIB, Muhammad Sardjan menjadi Ketua PB Pemuda Muslim menggantikan Syamsuridjal, di samping itu di putuskan pulan penerbitan Majalah dengan nama “SENJATA PEMUDA”.
- Perpecahan PSII Berdampak Untuk Pemuda Muslim
Beberapa dekade organisasi ini sempat menghilang dan timbul tenggelam seiring perpecahan yang terjadi di tubuh Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 pada tahun 1974 yang kemudian berfusi ke dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan, kemudian pada pemilu tahun 1997 dua Partai Syatikat Islam Indonesia muncul yaitu PSII dan PSII 1905 yang kemudian hari kembali berubah nama menjadi Syarikat Islam Indonesia, sesuai hasil Majelis Tahkim SII ke XXXVIII yang di laksanakan pada tanggal 27-29 Oktober 2017 bertempat di Gedung Asrama Haji Jakarta Presiden Lajnah Tanfiziah (LT) Muhflich Chalif Ibrahim terpilih kembali secara aklamasi oleh 34 DPW Syarikat Islam Indonesia seluruh Indonesia untuk masa jihat 2017-2022.
Sebagai organisasi pemuda tertua Pemuda Muslimin Indonesia menjadi tonggak estafet/rumah bagi Pemuda untuk belajar guna menjalankan Syarikat Islam yang seluas-luasnya demi kemaslahan ummat.
Struktur Organisasi
Daftar Pengurus Harian PB. Pemuda Muslimin Indonesia Masa Jihat 2019-2024[2][3][4].
- Ketua Umum : Muhtadin Sabili
- Ketua I : Muh. Kasman
- Ketua II : Saefullah
- Ketua III : Ardinal
- Ketua IV : Tsurayya Zahra
- Sekretaris Jenderal : Catur Arif
- Wasekjen I : Surakhmat
- Wasekjen II : Kartomas
- Wasekjen III : Tirmidzi
- Wasekjen IV : Rahmatun Phounna
- Bendahara Umum : Tirta A. Kusuma
- Wabendum I : Ismuraharjo
- Wabendum II : Halib Talib
Tokoh
Pendiri
Menteri
Lihat Pula
Pranala luar
Referensi