Pada tahun 1852 Universitas Heidelberg merekrut Bunsen dan menjanjikannya sebuah bangunan laboratorium baru. Kota Heidelberg tengah mulai membangun penerangan jalan berbasis batu bara-gas, sehingga universitas tersebut menanamkan jalur pipa gas pada laboratorium baru tersebut.
Perancang bangunan tersebut bermaksud untuk menggunakan gas tidak hanya sebagai penerangan, tetapi juga sebagai pembakar dalam operasional laboratorium. Pada setiap lampu bakar, sangat mudah untuk meningkatkan suhu dan mengurangi pencahayaan. Namun, lampu bakar yang ada saat itu meninggalkan banyak yang harus diinginkan tidak hanya dalam hal panas api, tetapi juga tentang ekonomi dan kesederhanaan.
Ketika bangunan itu masih dalam pembangunan pada akhir tahun 1854 Bunsen mengusulkan prinsip desain tertentu kepada mekanik universitas, Peter Desaga, dan memintanya untuk membangun prototipe. (Prinsip serupa telah digunakan dalam desain burner sebelumnya oleh Michael Faraday serta pada perangkat yang dipatenkan pada tahun 1856 oleh insinyur gas R. W. Elsner) Desain Bunsen/Desaga berhasil menghasilkan panas, jelaga lebih sedikit, serta api bebas-pendar dengan cara mencampurkan gas dengan udara secara terkendali sebelum pembakaran. Desaga menciptakan celah yang dapat disetel untuk udara di bagian bawah kompor silinder, dengan api membakar pada bagian atas. Pada saat bangunan dibuka awal tahun 1855 Desaga telah membuat lima puluh satu pembakar untuk siswa Bunsen. Dua tahun kemudian Bunsen mempublikasikan sebuah deskripsi, dan banyak dari rekan-rekannya segera mengadopsi desain tersebut. Pembakar Bunsen saat ini digunakan di laboratorium di seluruh dunia.[6]
Penggunaan
Perangkat yang digunakan saat ini secara aman membakar aliran kontinu dari gas yang mudah terbakar seperti gas alam (yang pada dasarnya metana) atau bahan bakar gas cair seperti propana, butana, atau campuran keduanya.
Selang kait terhubung dengan mulut gas pada meja laboratorium dengan pipa karet. Kebanyakan meja laboratorium dilengkapi dengan beberapa saluran gas terhubung dengan sumber gas sentral, serta vakum, nitrogen, dan uap saluran. gas kemudian mengalir melalui dasar pembakar melalui lubang kecil di bagian bawah laras dan diarahkan ke atas. Terdapat celah terbuka di sisi bawah tabung untuk memasukkan udara ke dalam aliran melalui efek venturi, dan gas dibakar pada bagian atas tabung setelah dinyalakan oleh api atau bunga api. Metode yang paling umum dari menyalakan pembakar yaitu menggunakan korek api.
Jumlah udara yang bercampur dengan aliran gas mempengaruhi kelengkapan pembakaran reaksi. Kurangnya udara akan menghasilkan reaksi yang tidak sempurna dan dengan demikian reaksi dilakukan pada suhu lebih sejuk, sementara aliran gas yang bercampur baik dengan udara menyediakan oksigen dalam jumlah ekimolar dan dengan demikian menghasilkan reaksi yang sempurna dan lebih panas. Aliran udara dapat dikontrol dengan membuka atau menutup bukaan celah di dasar laras, mirip dalam fungsi dengan katup sumbat pada karburator.