Pemangkat, Sambas

1°10′0″N 108°58′0″E / 1.16667°N 108.96667°E / 1.16667; 108.96667

Pemangkat
Kantor Kecamatan Pemangkat
Kantor Kecamatan Pemangkat
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Barat
KabupatenSambas
Pemerintahan
 • CamatUray Riza Fahmi, S.Pd., M.Pd.
Populasi
 • Total44,783 jiwa
Kode Kemendagri61.01.05 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS6101020 Edit nilai pada Wikidata
Luas- 111,00 Km²
Kepadatan403jiwa/km²1000
Desa/kelurahan8
Peta
PetaKoordinat: 1°10′36.48″N 108°57′44.64″E / 1.1768000°N 108.9624000°E / 1.1768000; 108.9624000
Pemangkat pada tahun 1920-an.

Pemangkat adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia, yang merupakan kecamatan terpadat di Kabupaten Sambas. Dalam bahasa Tionghoa, kota kecil ini dinamakan 邦戛 (Pinyin: Bāngjiá; Hakka: Pang-kat). Menurut cerita zaman dulu, nama Pemangkat diambil dari nama orang yang pertama kali mendiami Pemangkat yaitu Pak Mangkat. Cerita lainnya mengatakan bahwa nama Pemangkat diambil dari kata "angkat" atau "terangkat", karena kota Pemangkat pada zaman dahulu adalah lautan, kemudian lumpur pun naik atau terangkat membentuk daratan. Tidak ada yang pasti mengenai asal usul nama Pemangkat, tetapi menurut sejarahnya pada masa Kesultanan Sambas, Pemangkat adalah tempat kongsi atau perkampungan para penambang emas dari Tiongkok. Sehingga beberapa desa atau daerah di Pemangkat dinamai dalam bahasa Tionghoa, seperti Sinam, Sisai, Lonam, Tiansho, dan lain-lain. Kota Pemangkat memiliki keberagaman etnis dengan mayoritas suku Melayu dan Tionghoa, dan beberapa minoritas seperti suku Dayak, Bugis, Jawa, dan lain-lain. Etnis Tionghoa di Pemangkat sebagian besar adalah orang Hakka dan juga ada sebagian kecil orang Tiochiu serta orang Kanton.

Pembentukan

Kecamatan Pemangkat pada masa Kesultanan Sambas dipimpin wakil Sultan, kemudian menjadi Distrik, dipimpin oleh seorang Demang. Sesudah Indonesia merdeka, wilayah Kecamatan Pemangkat terdiri dari Kecamatan Tebas, Kecamatan Jawai, dan Kecamatan Pemangkat. Sampai tahun 1955, wilayah ini dikoordinasi oleh Kawedanan Pemangkat.

Pada tahun 1958, Kawedanan Pemangkat dipecah menjadi 3 kecamatan yang ada hingga sekarang ini, yaitu Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Tebas, dan Kecamatan Jawai. Pada masa sekarang dengan pemekaran wilayah, Kecamatan Pemangkat telah dimekarkan lagi menjadi dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Pemangkat dan Kecamatan Semparuk.

Geografis

Kecamatan Pemangkat terletak di pesisir laut yang langsung menghadap Laut Cina Selatan.

Letak geografis Kecamatan Pemangkat menurut garis lintang dan bujur berada pada: Garis Lintang 1 0 05 ’ 01” - 1 0 12 ’ 14” Garis Bujur 108 0 54 ’ 01” - 109 0 04’ 49” 4.

Pemangkat mempunyai pemandangan yang sangat indah yang merupakan perpaduan pemandangan gunung, laut, sungai, dan kota. Ciri khas kota ini adalah adanya sebuah gunung yang menyerupai gajah duduk, yang dinamakan Gunung Gajah. Tanjung Batu, Bukit Selindung dan Pantai Sinam merupakan ikon wisata kota pemangkat. Terdapat dua pelabuhan di Pemangkat, yaitu Pelabuhan Sintete dan Pelabuhan Seteher menjadikan Kota Pemangkat ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah. Keragaman etnis di kota ini sangat tampak.

Sejarah

Kecamatan Pemangkat mempunyai sejarah yang tidak bisa dilupakan, antara lain:

  • Pusat kongsi-kongsi penambang emas dari Tiongkok pada masa Kesultanan Sambas.
  • Pada masa Penjajahan Belanda, Pemangkat adalah Benteng Pertahanan yang strategis.
  • Merupakan tempat pendaratan Balatentara Jepang pertama kali di Kalimantan Barat pada tahun 1942.

Batas wilayah

Batas wilayah Kecamatan Pemangkat adalah sebagai berikut:

Arah Mata Angin Berbatasan dengan
Utara Kecamatan Jawai Selatan
Selatan Kecamatan Salatiga
Timur Kecamatan Semparuk
Barat Laut Natuna

Sejarah pimpinan

Sejak masa Kesultanan Sambas hingga tahun 1958 Pemimpin yang tercatat bertugas di Kecamatan Pemangkat, yaitu:

  1. Raden Mochammad Haidir, Gelar Pangeran Laksamana, Wakil Sultan pertama.
  2. Raden Mochammad Mangkon, Gelar Pangeran Ratu, Wakil Sultan yang kedua.
  3. Raden Mochammad Koesoemanata, Wakil Sultan yang ketiga.
  4. Raden Kadir Jayadi Ningrat, Wakil Sultan yang keempat.
  5. Mohammad Syarif, Wakil Sultan, bertugas sebagai Demang (Kepala Distrik) untuk daerah Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Tebas, dan Kecamatan Jawai.
  6. Haji Mohammad Yasin, akhir tahun 1941, Nama Demang Kemudian diganti menjadi Gunco (Masa Pemerintahan Penjajahan Jepang).
  7. Urai Ibrahim, menjabat Gunco selama 6 Bulan.
  8. Urai Saleh, Demang Pemangkat yang berkedudukan di Singkawang tahun 1948-1950.
  9. Urai Ibrahim, menjabat kembali sebagai Demang tahun 1950-1952.
  10. Mohammad Ali Ra’is, Demang Pemangkat, Tebas dan Jawai tahun 1952-1954.
  11. Daniel, Demang tahun 1954-1958.

Wilayah administratif

Dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kecamatan Semparuk maka luas wilayah Kecamatan Pemangkat berkurang menjadi 193,75 km2, dengan wilayah administratif desa sebagai berikut:

  1. Desa Pemangkat Kota
  2. Desa Harapan
  3. Desa Penjajab
  4. Desa Parit Baru
  5. Desa Jelutung
  6. Desa Sungai Toman
  7. Desa Serunai
  8. Desa Perapakan Besi
  9. Desa Salatiga
  10. Desa Serumpun

Selanjutnya, dengan pemekaran Kecamatan Salatiga maka desa di Kecamatan Pemangkat menjadi:

  1. Desa Pemangkat Kota
  2. Desa Harapan
  3. Desa Penjajab
  4. Desa Jelutung
  5. Desa Perapakan Besi

Penambahan desa baru, hasil dari pemekaran desa Pemangkat Kota dan desa Harapan tahun 2015:

  1. Desa Lonam
  2. Desa Gugah Sejahtera
  3. Desa Sebatuan

Camat

Sejak tahun 1958 sampai dengan sekarang, pejabat yang pernah menjadi camat Pemangkat adalah sebagai berikut:

  1. Abdullah Hadir
  2. Marlan Kartodimeja
  3. Akil Samid
  4. Urai Aspan Ibrahim, B.A.
  5. Machmus Mi’rajd, B.A.
  6. Drs. Husin Kamarudin
  7. Drs. Kusnan D.
  8. Muchniardin, B.A.
  9. Zanim Marhan, S.Sos.
  10. Drs. U. Tajuddin, M.Si.
  11. M. Syerly, S.Sos., M.Si.
  12. Drs. Burhani B.Soni. M.Si.
  13. Agustian, S.Ip, M.Si
  14. Slamet Riyadi, S.H.
  15. Supardi, S.Pd. SD, M.M.
  16. Sherly Narulita, S.Ip, S.H, M.H.
  17. Uray Riza Fahmi, S.Pd., M.Pd. (sedang menjabat)

Pranala luar