Selama tahun 1850-an, pemerintah kolonial Belanda yang berkepentingan dengan penambangan timah di Bangka dan mengontrol lalu lintas melalui Selat Bangka mendirikan mercusuar di Tanjung Kalian. Tanjung Kalian dipilih sebagai lokasi pembangunan karena lokasinya yang berada di ujung barat Bangka, sehingga terlihat jelas dan menonjol bagi kapal-kapal yang lewat. Kemudian, pada tahun 1862, struktur kayu dan baja ditingkatkan dan ditinggikan menjadi 56 meter (184 ft) oleh perusahaan tambang timah Belanda Banka Tin Winning berdasarkan desain Inggris yang ada, menjadi perlengkapan permanen pelabuhan.[1][2]
Tanjung Kalian utamanya dilayani oleh kapal feri roll-on/roll-off ke Tanjung Api-Api, biasanya dengan kapal yang berlabuh setiap dua jam.[5] Dalam periode enam belas hari sekitar Idulfitri tahun 2022 saja, lebih dari 60.000 penumpang menyeberang dari Tanjung Kalian ke Tanjung Api-api.[6] Meskipun kedalaman pelabuhan hanya 4 hingga 5 meter (13 hingga 16 ft), pelabuhan ini juga merupakan pelabuhan kargo utama di Bangka Barat. Perencanaan sedang dilakukan untuk pelabuhan pengganti yang akan menangani lalu lintas kargo.[7]