Pekiringan, Karangmoncol, Purbalingga

Pekiringan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPurbalingga
KecamatanKarangmoncol
Kode Kemendagri33.03.12.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°19′18″S 109°28′10″E / 7.32167°S 109.46944°E / -7.32167; 109.46944


Pekiringan adalah desa di kecamatan Karangmoncol, Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini merupakan ibu kota kecamatan Karangmoncol. Letaknya di timur ibu kota Kabupaten Purbalingga berjarak sekitar 30 km dari pusat kota atau 45 menit ditempuh dengan perjalanan darat. Pada zaman dahulu desa ini merupakan pusat kerajinan batik di Kabupaten Purbalingga. Sebagian besar penduduk desa ini adalah petani, guru, pedagang dan bekerja di kota besar di karenakan tingkat pendidikan di desa ini cukup cukup tinggi. Desa Pekiringan dilalui Sungai Karang yang bermuara di Sungai Serayu.

Sejarah

Desa Pekiringan dulunya disebut daerah Cahyana atau juga disebut Perdikan, meliputi wilayah tiga dusun Karangmoncol, Pekiringan dan Dukuh Pekiringan, selain itu di desa Pekiringan terdapat Makam Mahdum Wali Prakosa yang tentunya ada hubungan dan kaitannya dengan keberadaan “Wali Songo” sebagai penyiar dan penyebar agama Islam di pulau Jawa. Di sekitar desa terdapat pegunungan dengan udara yang sejuk, maka pada saat tentara Belanda dan Jepang menyerang ibu kota Indonesia yang pada saat itu dipindahkan ke Jogjakarta, banyak sukarelawan tentara Indonesia mengungsi ke tempat ini.

Batas wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Desa Tamansari
Timur Desa Grantung
Selatan Desa Pepedan
Barat Desa Karangsari, Desa Tamansari dan Desa Pepedan

Pembagian wilayah

  1. Dusun Karangmoncol

Potensi Kesenian

1. Pusat Pengrajinan Kesenian Batik Tulis khas Purbalingga.

2. Terdapat hasil karya berupa batik tulis dengan kualitas yang tidak kalah saing dan dengan motif khas dari Desa Pekiringan sendiri.

3. Inovasi terbarunya yaitu dengan adanya pengadaan alat dan bahan sebagai bentuk pengakomodasian berupa kain, canting, kompor, cap batik.

4. Nantinya juga akan dibangun galeri batik yang memperlihatkan hasil karya batik tulis buatan penduduk Desa Pekiringan.

5. Sentra batik Desa Pekiringan ini nantinya akan dilengkapi dengan alat pewarnaan batik serta instalasi pengolahan air limbah agar limbah bekas pewarnaan tidak mencemari lingkungan.

6. Sentra batik Desa Pekiringan akan dijadikan sebagai tempat pewarnaan dan penjualan batik serta menyediakan keperluan bahan untuk membatik mulai dari kain, malam, canting, wadah malam, kompor, dan alat cap batik.

7. BUMDes Pekiringan juga akan bekerja sama dengan Kampung Marketer atau Markas Digital sehingga ada wadah untuk menjualkan produk sentra batik ini secara daring atau online.

Pengembangan Potensi Lain

Selain pemberdayaan sentra batik yang sudah ada dan dikembangkan oleh warga sekitar. Desa Pekiringan juga akan membuka program baru yaitu Walaha (Warung Latihan Usaha) dimana nantinya akan ada wahana dimana wisatawan dapat berlatih atau bahkan penduduk dapat melatihan ketrampilannya dalam menjalankan sebuah bisnis atau usaha. Walaha ini akan memberikan wahana yang berisikan pengembangan pelatihan berbagai usaha. Disamping itu, Desa Pekiringan juga akan mengembangkan sektor pertanian, holtikultura, dan pengembangan produk usaha lain diluar bidang kesenian kerajinan batik. Hal ini bertujuan untuk pengembangan sektor lain sehingga tidak hanya sentra batik saja yang tersorot tetapi juga mencari potensi lain yang bermanfaat bagi kemajuan desa wisata ini.

Kesimpulan

Desa Pekiringan terletak di Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Sejak zaman dahulu, desa ini selalu menjadi pusatnya pengrajin batik. Desa Pekiringan ini dinilai memiliki potensi tinggi dalam pembangunan sentra batik tulis karena terdapat 20 penduduk yang menjadi pengrajin batik professional atau sudah menekuninya sejak lama. Bisa dibilang dengan adanya 20 pengrajin ini bisa mengajarkan keterampilannya ke penduduk lain dan membuat motif yang menjadi khas dari Desa Pekiringan, Purbalingga. Namun, setelah diteliti masih banyak pengetahuan yang belum diimplementasikan dengan baik dan dimanfaatkan secara optimal. Untuk itu, dibutuhkan langkah yang bijak dari berbagai pihak terkait demi kepentingan bersama.