Pegunungan TengahPegunungan Tengah (New Guinea Highlands) merupakan kawasan pegunungan di Pulau Papua dengan puncak tertingginya adalah Puncak Jaya (4.884 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di Oseania. Pegunungan ini memanjang dari Indonesia hingga ujung timur Papua Nugini. Pegunungan ini memiliki berbagai lembah dengan tanah yang subur sehingga terbentuk berbagai komunitas agraris salah satunya Lembah Baliem.[1] Di Indonesia, Pegunungan Tengah terletak di Provinsi Papua Pegunungan dan sebagian provinsi Papua Tengah.[2] Wilayah IndonesiaPegunungan Tengah di Indonesia memiliki sebutan lain yaitu Pegunungan Jayawijaya. Kawasan ini terdapat taman nasional terbesar di Asia Tenggara yaitu Taman Nasional Lorentz yang termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Beberapa puncak gunung yang terkenal di kawasan Pegunungan Tengah ini antara lain:
Kabupaten yang terletak di kawasan Pegunungan Tengah, yaitu:
Wilayah Pegunungan Tengah di Indonesia terbagi menjadi dua wilayah adat yaitu Mee Pago dengan sukunya antara lain Suku Mee, Moni, Amungme, Damal, dll. Lalu La Pago dengan sukunya antara lain Suku Dani, Lani, Ngalik, Yali, Walak, dll. Wilayah sebelah timur lagi terdapat Okmekmin seperti Ngalum Ok, Mek, Kimyal, Ketengban, Min, dll, yang walau termasuk wilayah adat La Pago, memiliki kedekatan adat dengan suku-suku di PNG. Wilayah Papua NuginiDi Papua Nugini, Pegunungan Tengah dibagi menjadi kawasan pegunungan yang lebih kecil seperti Pegunungan Owen Stanley dan Pegunungan Bismarck. Beberapa puncak gunung yang terkenal di kawasan Pegunungan Tengah ini antara lain:[1]
Papua Nugini dibagi menjadi 22 provinsi dalam 4 region besar. Sebagian besar pemukiman di pegunungan tengah berada di Highlands Region atau Region Pegunungan yang mencakup provinsi berikut:[1]
Selain itu, provinsi di region lain juga memiliki wilayah di Pegunungan Tengah misalnya Provinsi Barat (Western Province). Kawasan pegunungan di provinsi ini terdapat tambang emas dan tembaga bernama Tambang Ok Tedi dan kota tambang bernama Tabubil. Sebelumnya tambang ini dikelola oleh perusahaan BHP dari Australia yang menimbulkan polusi skala besar karena limbahnya dibuang langsung ke sungai. Karena hal itu, tahun 2013 tambang ini dikuasai oleh Pemerintah Papua Nugini melalui perusahaan Ok Tedi Mining Ltd.[3] Beberapa suku di wilayah ini antara lain Suku Huli dan Asaro. Galeri
Referensi
|