Paulus Osok (Lenang, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, 15 Oktober 1922
- Merauke, Papua, 15 Maret 2007) adalah seorang tokoh kesehatan masyarakat Indonesia yang aktif dalam memberantas penyakit kusta khususnya di Papua.
Latar belakang
Paulus dilahirkan sebagai anak tertua dari sembilan bersaudara dari pasangan Petrus Ronggo dan Rosalina Ipung yang berasal dari suku Manggarai. Kedua orangtuanya tidak pernah mengenyam pendidikan resmi, tetapi mereka selalu memotivasi anak-anaknya untuk bersekolah.
Paulus mulai mengenyam sekolah rakyat di Menggol, Lambaleda pada tahun 1932. Ia menamatkan pendidikannya di sekolah perawat di Makassar pada 1946.
Pekerjaan
Pada tahun 1959, Paulus Osok merintis pelayanan pemberantasan penyakit kusta dan frambusia. Pekerjaan ini ditangani di luar pekerjaan rutinnya di RS Merauke. Yang membuatnya tertarik merintis pemberantasan kedua penyakit tersebut ialah bahwa keduanya banyak menjangkiti warga di sana.
Dari kunjungannya berkeliling dari kampung ke kampung, Paulus Osok menemukan bahwa para penderita penyakit ini tidak mendapat pelayanan.
Penghargaan
Osok adalah orang pertama Indonesia dan orang ketiga di dunia yang memperoleh penghargaan dari badan lepra dunia, De Nederlandse Stichting voor Leprabestrijding (NSL). Penghargaan ini diterimanya pada 6 Oktober 1989 dari Duta Besar Belanda untuk Indonesia, G.W. Baron de Vos van Steenwijk.
Jauh sebelum itu, almarhum juga menerima penghargaan dari Menteri Kesehatan RI G.A. Siwabessy atas pengabdian dan jasanya bagi peningkatan usaha-usaha kesehatan, khususnya bidang higienis dan sanitasi.
Pada 27 Mei 1989, Osok bersama istrinya, Benedicta Lau Manyauw Castro, menerima penghargaan Berkat Apostolik dari Paus Yohanes Paulus II atas jasa dan pengabdiannya selama 34 tahun bekerja untuk membantu penderita kusta di Kabupaten Merauke.
Kesabarannya mencari dan melayani penderita kusta membuat Osok dijuluki sebagai "Mantri Pemberantas Kusta". Keuskupan Agung Merauke menjulukinya "Bapak Pembela Kusta".
Keluarga
Paulus Osok meninggalkan seorang istri, Benedicta Lau Manyauw Castro, 10 anak dan 23 cucu.
Pranala luar