Partai Demokrat Sosial (Denmark)
Socialdemokratiet adalah sebuah partai politik demokrat sosial di Denmark.[2][3] Didirikan oleh Louis Pio pada tahun 1871, partai ini pertama kali memasuki Folketing dalam pemilihan umum tahun 1884. Pada awal abad ke-20, partai ini menjadi partai dengan perwakilan terbesar di Folketing, sebuah hal yang akan dipegangnya selama 77 tahun. Socialdemokratiet pertama kali membentuk pemerintahan setelah pemilu 1924 di bawah pimpinan Thorvald Stauning, Perdana Menteri Denmark terlama pada abad ke-20. Selama pemerintahan Stauning yang berlangsung hingga pemilu 1926, kaum Demokrat Sosial memberikan pengaruh besar pada masyarakat Denmark, meletakkan dasar negara kesejahteraan Denmark. Dari tahun 2002 hingga 2016, partai ini menggunakan nama Socialdemokraterne dalam beberapa konteks.[10][11] Partai ini adalah mitra koalisi utama dalam pemerintahan sejak pemilu 2011, dengan pemimpin partai saat itu Helle Thorning-Schmidt menjabat sebagai Perdana Menteri. Setelah pemilu 2015, partai ini tidak lagi berada di dalam pemerintahan, meskipun mendapatkan kembali posisi sebagai partai terbesar di parlemen Denmark, Folketing, dengan 47 kursi dari 179 kursi yng ada. Thorning-Schmidt mengundurkan diri sebagai pemimpin partai pada malam pemilu sebagai konsekuensi langsung dari hilangnya kendali pemerintah dan dia digantikan pada 28 Juni 2015 oleh mantan wakil pemimpin Mette Frederiksen, yang menggeser partai kembali ke kiri di bidang ekonomi sementara mengkritik imigrasi massal neoliberal.[12][13] Socialdemokratiet adalah anggota dari Partai Sosialis Eropa, dan mereka memiliki tiga anggota parlemen di Parlemen Eropa. PlatformSejak didirikan, moto partai adalah "Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan" dan nilai-nilai ini masih digambarkan sebagai pusat dalam program partai. Dalam program politik, nilai-nilai ini digambarkan secara konsisten dengan fokus pada solidaritas terhadap masyarakat miskin dan mempromosikan kesejahteraan sosial bagi mereka yang membutuhkan, dengan tanggung jawab individu dalam kaitannya dengan anggota lain dalam masyarakat dan dengan peningkatan keterlibatan dalam proyek politik Eropa.[14] Selain mengadopsi ekonomi yang lebih condong ke kiri, partai ini menjadi semakin skeptis terhadap imigrasi massal liberal dari sudut pandang sayap kiri karena pihaknya meyakini hal itu berdampak negatif bagi sebagian besar penduduk, apalagi setelah terjadinya serangan 11 September dan meningkat selama krisis migran Eropa 2015, termasuk pandangan bahwa persepsi mengadopsi Jalan Ketiga dan mempraktikkan ekonomi neoliberal serta mendukung globalisasi tanpa hambatan berkontribusi terhadap kinerja pemilu yang buruk di awal abad ke-21.[12][13] Dalam sebuah biografi baru-baru ini, pemimpin partai dan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen lebih lanjut berargumen: "Bagi saya, semakin jelas bahwa globalisasi yang tidak diatur, imigrasi massal, dan pergerakan buruh bebas dibayar oleh kelas bawah".[15] Pemimpin Socialdemokratiet
Referensi
Pranala luar
|