Seting novel ini di Prancis, Italia, pulau-pulau di Mediterania, dan di Levant selama peristiwa sejarah 1815-1838. Ceritanya dimulai sebelum periode Seratus Hari (ketika Napoleon kembali berkuasa setelah pengasingannya) dan mencakup hingga pemerintahan Louis-Philippe dari Prancis. Latar belakang sejarah merupakan elemen mendasar dari buku ini. Sebuah kisah petualangan terutama berkaitan dengan tema harapan, keadilan, dendam, belas kasih dan pengampunan, berfokus pada seorang pria lalim yang dipenjara, lolos dari penjara, memperoleh kekayaan dan mencoba membalas dendam kepada mereka yang dianggap bertanggungjawab atas penahanannya. Namun, rencananya telah menghancurkan konsekuensi bagi orang yang tidak bersalah serta bersalah.
Buku ini dianggap sebagai sastra klasik hari ini. Menurut Luc Sante, "The Count of Monte Cristo telah menjadi perlengkapan sastra peradaban Barat, seperti tak terhindarkan dan langsung dikenali sebagai Miki Tikus, banjir Nuh, dan kisah Si Kerudung Merah."[2]