Panji Pustaka adalah majalah mingguan berbahasa Melayu yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada zaman penjajahan berlangsung.[1][2] Majalah ini muncul pertama kali pada tahun 1923.[1] Ketika 1918, terbitlah majalah Sri Poestaka yang berisi berita-berita, baik dari dalam maupun luar negeri.[1] Selain itu, di dalamnya terdapat juga cerita bersambung, hikayat, serta syair lama.[1] Kritik sastra sederhana pernah muncul dalam majalah ini tahun 1923, yaitu kritik terhadap buku Sunda karya R. Memed Sastrahadiprawira, Saribanon.[1] Kemudian sejak 1926, terbit dua kali seminggu dan berisi antara lain berita aktual dalam dan luar negeri, penerangan bagi penduduk pribumi tentang peristiwa dalam negeri, ilmu pengetahuan, dan karya-karya sastra.[1] Kemudian saat tahun 1931, Sri Poestaka berhenti terbit dan hanya menjadi lampiran di majalah Panji Pustaka sampai tahun 1938.[1] Sejak tahun 1943, majalah ini memuat lampiran berbahasa Jawa yang diasuh oleh Hardjawiraga, W.J.S. Poerwardarminta, Mas Koesrin, dan S. Sastrasoewignja.[2]
Majalah Panji Pustaka ada sampai tahun 1945.[1] Majalah ini ikut andil dalam mengembangkan kesusastraan Jawa Baru, hasil karya dari para pelopornya, seperti R. Intojo, Soebagijo Ilham Notodidjojo, K. Hasanoeddin, K. Idris, S.K. Trimurti, dan Poerwadhie Atmodihardjo yang berupa cerita pendek, puisi berbentuk soneta, dan tembang macapat.[2]
Referensi
- ^ a b c d e f g h "Panji Pustaka". Web Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-10. Diakses tanggal 23 Juni 2014.
- ^ a b c Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 2542
Pranala luar