Nama desa ini berasal dari kata menclas, yang berarti memotong, berasal dari abad ke-17. Pada saat itu, Amangkurat I dan Adipati Anom melarikan diri hingga Kabupaten Tegal. Saat tiba di daerah ini, Amangkurat I memotong dahan pohon beringin dan meminum airnya. Dinasty terbesar di pancasan adalah dinasty Mertanangga,alkisah Mbah Mertanangga adalah anak buah /kepercayaan dari Pangeran Diponegoro[butuh rujukan].
Desa ini memiliki topografi berupa dataran rendah dengan ketinggian antara 20-180 meter di atas permukaan air laut. kemiringan lahan menurun dari utara ke selatan serta diapit oleh dua buah sungai, yaitu Sungai Tajum di sebelah barat dan Sungai Datar di sebelah timur. Desa Pancasan memiliki mata air alami yang begitu banyak. Sebagian besar mata air berada di sebelah selatan yang lebih rendah secara topografinya. Ada sekitar dua puluh mata air yang di manfaatkan penduduk sebagai sumber air bersih dan keperluan mandi serta mencuci. Beberapa diantaranya diberi nama yang unik seperti Kali Lanang (khusus untuk laki-laki yang dalam bahasa jawa lanang) dan Kali Wadon (wadon=wanita).
Ekonomi
Kegiatan ekonomi utama di desa ini adalah dari industri genteng tanah liat. Bahkan Desa Pancasan menjadi sentra genteng terbesar di Kabupaten Banyumas. kegiatan ini sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun dan hampir 70% penduduknya menjalankan usaha ini. Karena industri genteng inilah pancasan mampu menyerap ratusan tenaga kerja dari desa-desa tetangga. Genteng pancasan sudah mampu menjelajah ke sekitaran jawa tengah dan sebagian kecil jawa barat.
Keberadaan mata air di Desa Pancasan dimanfaatkan untuk membuat kolam renang umum yang bernama Pancasan Tirta Alami. Kolam renang ini cukup ramai di kunjungi masyarakat dari daerah-daerah tetangga, apalagi jika musim liburan. Mata air ini juga digunakan untuk membuat pabrik air minum kemasan yang menjadikannya sebagai industri air kemasan pertama dan terbesar di Ajibarang, bahkan Kabupaten Banyumas.