Opor Bakar atau lebih dikenal dengan nama "Opor bakar Sunggingan" atau "Opor bakar Kudus" adalah makanan khas pagi masyarakat Kabupaten Kudus,[2] tepatnya dulu dari Desa Sunggingan. Opor bakar Kudus merupakan kesukaan para Raja[3] dan Sunan Kudus[4]. Opor Bakar Kudus cara membuatnya ayam kampung dimasak dengan kuah opor dahulu, kemudiaan ayam d bakar langsung diatas arang tanpa sekat seperti sate yang menggunakan jeruji kawat besi untuk membakar, tetapi arang menemel langsung pada kulit ayam. Ayam dibolak-balik hingga ayam terbakar merata.
Perbedaan
Opor Panggang dan Opor Bakar perbedaannya Opor Panggang dari Jepara, sedangkan Opor Bakar dari Kudus. Kalau Opor dari Jepara di panggang, sedangkan Opor dari Kudus di bakar. Karena Opor Panggang Jepara dan Opor Bakar Kudus mempunyai kemiripan oleh karena itu banyak warga kudus yang salah menyebut opornya kudus dengan nama Opor Bakar malahan menyebut opor panggang.
Sejarah
Lama sebelum ada kreativitas yang memunculkan sop buntut goreng maupun rawon goreng, di Desa Sunggingan, Kabupaten Kudus, sejak tahun 1960-an sudah muncul "fenomena kuliner" yang populer disebut sebagai "Opor bakar Sunggingan" sering disingkat namanya menjadi Opor Sunggingan. Tapi karena penjual opor bakar sunggingan di luar kabupaten Kudus kurang di segani karena kurang populer maka penjual mengganti nama dengan nama "Opor bakar Kudus", karena Kudus sangat terkenal di luar Kabupaten Kudus karena lebih dahulu Soto Kudus dikenal masyarakat luas.
Keunikan
Opor bakar adalah opor khas Kudus. Opor ini hampir mirip dengan Opor panggang Jepara.
Opor bakar Kudus cara membuatnya ayam kampung dimasak dengan kuah opor dahulu, kemudiaan ayam di bakar diatas arang tanpa sekat seperti sate yang menggunakan jeruji kawat besi untuk membakar, tetapi arang menemel langsung pada kulit ayam. Lalu ayam di sajikan dengan kuah opor. Karena ayam dibakar langsung di arang, maka zat arang sedikit menempel pada ayam, sehingga memiliki efek penetral racun, mencegah penuaan dini, mengusir bau badan, dll.
Juga dapat dengan cara Daging Ayam dipanaskan di atas kayu yang dibakar dengan suhu rendah. Daging hanya akan terkena asap pembakaran saja, bukan kena api langsung. Asap dari hasil pembakaran kayu karet tersebut memiliki keunggulan karena mengandung beberapa komponen kimia yang mampu membunuh bakteri dan jamur.
Profil
Opor Sunggingan[5] berasal dari Desa Sunggingan, Sebenarnya sajian ini belum termasuk sebagai kuliner pusaka, karena merupakan kreasi baru. Namun, kreasi baru ini telah bertahan selama 50 tahun dan menjadi ikon kuliner kebanggaan Kudus, sehingga pantaslah untuk kita golongkan ke dalam kategori khusus ini. Seperti cara memotong daging yang dilakukan para penjual nasi di lintasan Kudus-Pati ini, ayam bakar ini “dicincang” dengan menggunakan gunting. Tampaknya, cara menggunting daging dan ayam dengan gunting memang lebih praktis, karena tidak memerlukan talenan untuk memotongnya. Ayam kampung dimasak utuh, dengan bumbu-bumbu yang dihaluskan dimasukkan ke dalam rongga perut ayam. Dalam proses pemasakan, bumbu-bumbu ini meresap ke dalam serat-serat daging ayam, sehingga membuat ayamnya sangat gurih. Setelah matang dimasak dalam bumbu opor ini, ayam dikeluarkan, ditiriskan, dan kemudian dibakar di atas bara api sampai gosong-gosong bagian luarnya. Sisa rebusan ditambahi santan kental dan dimasak lagi hingga sebagian besar airnya menguap (reduced). Kuah opor santan kental yang mirip areh di Solo ini dipakai untuk menyiram potongan daging ayam bakar ketika dihidangkan. Selain opor ayam bakar, lauk pendampingnya adalah sambal goreng tahu.
Bahan
Opor bakar bahan-bahannya terdiri dari:
- Daging Ayam Negeri
- Santan kental
Bumbu halus
Opor bakar bumbu halusnya terdiri dari:
- Kemiri
- Bawang merah
- Bawang putih
- Ketumbar
- Jintan
- Garam
Referensi
Pranala luar