Nagara Rimba NusaNagara Rimba Nusa adalah konsep desain calon ibu kota Indonesia yang baru, sekaligus pemenang dari Sayembara Desain Ibu Kota baru tahun 2019 dalam rangka persiapan pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta. Desain Nagara Rimba Nusa merupakan hasil karya studio desain Urban+[1] yang mengalahkan 755 desain dalam sayembara tersebut.[2] Nagara Rimba Nusa memiliki arti pemerintahan (Nagara), hutan (Rimba), dan pulau (Nusa).[3] Dari luas area Ibu Kota Negara yang mencapai 202 hektare, konsep inti dari Nagara Rimba Nusa hanya menyerap lahan seluas 2.000-3.000 hektare.[4] Filosofi desainPara perancang Nagara Rimba Nusa menggunakan beberapa pertimbangan sebagai dasar untuk merancang desain Nagara Rimba Nusa, yakni:
Konsep desainDesain Nagara Rimba Nusa dirancang dengan mempertimbangkan identitas kebangsaan, keberlanjutan kota, dan futuristik (untuk generasi mendatang). Dalam rancangan tersebut, identitas kebangsaan diwujudkan dalam ikon-ikon bangunan seperti:
Elemen Trias Politika juga diwadahi dengan membuat axis pemerintahan yang sejajar, yakni legislatif dan yudikatif (sebelah kiri dan kanan) serta Istana Negara (tengah) yang merangkul legislatif dan yudikatif.[4] Selain itu, rancangan desain juga terdapat Patung Adi Budaya, galeri nasional, Istana Negara (Beranda Astana, Masjid Astana) serta kantor staf Presiden yang berada di samping.[6] Konsep permukiman dirancang untuk hidup kompak, berkelanjutan, nyaman, aman, humanis, serta selaras dengan alam. Bangunan antar hunian tidak dibuat bersekat dan memiliki jalur koneksi satu sama lainnya, serta terbuat dari material kayu dan terakota. Selain itu terdapat juga jembatan jenggala kota, relung ekologis, dan kantong lahan basah. Keseimbangan dan keberlanjutan alam juga terkandung dalam konsep desain dengan adanya hutan bakau, kebun botani, hutan restorasi, hutan lindung, hutan biomass, hutan alga, Kota Mangrove, Eco-Wisata Hutan Hujan Tropis, Eco Wisata Orang Utan. Nagara Rimba Nusa juga adalah konsep desain kota modern dengan memiliki kluster-kluster area terpisah yang mencirikan kota modern, yakni Kota Teknologi, Kota Kreativitas & Inovasi, Kota Olahraga, Kota Edukasi, Kota Riset Media & Kesehatan, Kota Teknologi Pangan, Kota Riset Energi Hijau, Kota Riset Hutan Hujan Tropis. Tim desainTim desain Nagara Rimba Nusa berjumlah sepuluh orang arsitek yang berasal dari empat negara (Indonesia, Hong Kong, Singapura dan Malaysia), yakni Sofian Sibarani (pendiri Urban+), Ardzuna Sinaga, Rahman Andra Wijaya, Vincentius Hermawan, Winarko Hadi Susilo, Tedy Murtedjo, Scott Christopher Dunn (AECOM), Li Xiao Qing, Poh Seng Tiok, dan Jason David Zlotkowski. Profil Urban+Urban+ adalah adalah studio desain yang didirikan oleh Sofian Sibarani bersama Ardzuna Sinaga dengan nama U+D Studio pada 2004 sebelum berganti nama menjadi Urban+ tahun 2017, dengan fokus pada desain kota, perencanaan, arsitektur, dan lansekap.[7] Sofian Sibarani menamatkan pendidikannya sebagai arsitektur di Fakultas Arsitektur, Sipil dan Perencanaan pada Institut Teknologi Bandung, tahun 1997, sebagai lulusan terbaik. Sofian kemudian mengambil Master of Urban Development di University of New South Wales. Sebelum mendirikan Urban+, Sofian Sibarani pernah menjadi Executive Director of Building+Places di AECOM Indonesia pada tahun 2014-2016.[7] Sofian Sibarani pernah mendapatkan beberapa penghargaan, yakni:[8]
Urban+ tercatat pernah mengerjakan beberapa proyek seperti Taman Kiara Artha (Bandung), Juanda TOD Master Plan (Jakarta), Kulon Progo Aerotropolis (Yogyakarta), Masterplan Suromadu Mixed Use. Daftar referensi
|