Muhammad bin Sa'ad bin Abi Waqqash (bahasa Arab: محمد بن سعد بن أبي وقاص; meninggal 702) adalah seorang ulama tabi'in yang turut serta dalam pemberontakan Ibnul Asy'ats.[1]
Biografi
Muhammad adalah putra Sa'ad bin Abi Waqqash, salah satu sahabat Nabi Islam Muhammad yang dikenal sebagai pemimpin penaklukan Muslim di Irak pada tahun 630-an dan pendiri kota Kufah. Muhammad kemungkinan lahir di Irak dan pindah ke Madinah, yang saat itu merupakan ibu kota kekhalifahan, setelah ayahnya diberhentikan dari jabatan gubernur Kufah pada tahun ca 645. Ibu Muhammad, Mariyah atau Mawiyah, berasal dari suku Kindah. Dia dan saudara kandungnya, Umar bin Sa'ad, adalah di antara banyak anak-anak Sa'ad yang paling aktif secara politik.
Sementara saudaranya, Umar, menjadi pendukung Kekhalifahan Umayyah dan dikenal memimpin pembunuhan cucu Nabi, Husain bin Ali, pada Pertempuran Karbala pada tahun 680, Muhammad justru sebaliknya menentang Bani Umayyah. Ia termasuk di antara orang-orang yang tidak berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah (berkuasa 680–683) dan turut serta dalam Pertempuran al-Harrah bersama penduduk Madinah pada tahun 683.[1]
Muhammad kemudian pergi ke Kufah dan tinggal di sana. Ia kemudian turut serta dalam pemberontakan Ibnul Asy'ats melawan Al-Hajjaj bin Yusuf yang terjadi pada masa kekhalifahan Abdul Malik bin Marwan (berkuasa 685–705).[1] Muhammad turut serta dalam Pertempuran Dairul Jamajim yang terjadi pada tahun 701 dan menjadi komandan infanteri Ibnul Asy'ats. Pertempuran berakhir dengan kekalahan di pihak Ibnul Asy'ats dan Muhammad kemudian merebut kota Al-Mada'in (Ctesiphon). Muhammad lalu kembali berperang bersama Ibnul Asy'ats dalam Pertempuran Maskin. Pertempuran berakhir dengan mereka kembali dikalahkan dan Muhammad ditawan.[1] Ia kemudian dibawa ke hadapan Al-Hajjaj lalu dibunuh.[1]
Keturunan
Muhammad memiliki dua putra yang bernama Ismail dan Ibrahim. Ibu Ismail dan Ibrahim adalah budak-selir (ummu walad).[7][8] Ismail memiliki keturunan yang bernama Abu Bakar, Ummu Muhammad, Ummu Kultsum, Ummu al-Qasim, dan Hafshah,[7] sementara Ibrahim tidak memiliki keturunan.[8]
Periwayatan hadis
Muhammad adalah salah satu perawi hadis yang dapat dipercaya dan meriwayatkan beberapa hadis.[1] Ia meriwayatkan hadis dari ayahnya, Utsman bin Affan, Abu Darda' dan lain-lain.[9] Perawi yang meriwayatkan darinya adalah kedua putranya, Ismail dan Ibrahim, Abu Ishaq As-Sabi'i, Yunus bin Jubair, Ismail bin Abi Khalid, dan lain-lain.[9] Asy-Syaikhan (dua Syekh; Imam Bukhari dan Imam Muslim), At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Al-Qazwini meriwayatkan hadis-hadisnya.[9][10]
Referensi
Sumber