Sutan Muhammad Taufiq Thaib, S.H., Tuanku Maharajo Alam (2 Desember 1948 – 1 Februari 2018)[1] adalah seorang tokoh adat dan budaya serta tokoh bangsawan Minangkabau pewaris tahta Kesultanan Pagaruyung dengan gelar Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam Minangkabau Pagaruyung Dārul Qarār.[2][3][4]
Latar belakang dan pendidikan
Sutan Muhammad Taufiq Thaib dilahirkan di Pagaruyung, Tanah Datar, Sumatera Barat pada 2 Desember 1948. Ayahnya, Sutan Muhammad Thaib Datuak Panghulu Basa, adalah generasi ketiga keturunan Raja Pagaruyung terakhir, Sultan Alam Bagagarsyah. Ibunya, Puti Disma Tuan Gadih Gadang adalah generasi keempat dari saudari Sultan Alam Bagagarsyah, Tuan Gadih Puti Reno Sari.[1]
Taufiq menamatkan pendidikan Sekolah Dasar Pagaruyung pada 1961, SMP Negeri 1 Batusangkar pada 1964, dan SMA Ganesha Padang pada 1967. Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Andalas pada 1976. Sejak SMP, ia aktif berorganisasi dan bergabung dalam Hizbul Wathan, PNI, dan Pramuka. Saat SMA dan kuliah di Padang, ia bergabung di Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan Golongan Karya (Golkar).[1]
Ia pernah menjadi anggota DPR RI periode 1992-1997 dan 1997-1999.
Taufiq Thaib bersaudara dengan Puti Reno Raudhah Thaib atau lebih dikenal dengan nama Upita Agustine yang dinobatkan sebagai Yang Dipertuan Gadih XVII (Tuan Gadih XVII) menggantikan ibunya sekaligus menyandang jabatan sebagai Bundo Kanduang sampai kini..[5]
Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil (RSMDJ), Padang, Sumatera Barat, pada hari Kamis 1 Februari 2018 sekitar pukul 20.00 setelah perawatan intensif selama 20 hari. Ia wafat pada usia 69 tahun.[2] Jenazahnya kemudian dimakamkan di Pandam Perkuburan Kaum Istano Silinduang Bulan di kawasan situs cagar budaya Makam Tuan Gadih di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Ia meninggalkan seorang istri yaitu Siti Rahmah Oesman serta dua orang anak yaitu Sutan Emir Hidayat dan Sutan Arif Budimansyah.[6]