Halaman ini berisi artikel tentang Maria Fyodorovna, istri Kaisar Pavel I. Untuk Maria Fyodorovna, istri dari Kaisar Aleksandr III, lihat Maria Fyodorovna (istri Aleksandr III).
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Pada tahun 1769, ketika usianya sepuluh tahun, keluarganya tinggal di istana leluhur di Montbéliard, sebuah tempat tinggal dari Kadipaten Württemberg, yang sekarang menjadi bagian dari France-Comté.[1] Adiknya, Alexander, lahir di sana.
Montbéliard adalah wilayah milik keluarga Wangsa Württemberg, tempatnya tinggal. Tempat itu juga merupakan pusat kebudayaan dimana banyak tokoh intelektual dan tokoh politik sering mengunjungi istana orang tuanya. Tempat tinggal musim panas keluarga terletak di Étupes.
Pendidikan Putri Sophie lebih baik daripada wanita bangsawan pada umumnya. Ia sangat menyukai seni sepanjang hidupnya. Pada usia enam belas tahun, dia berbicara bahasa Jerman, Prancis, Italia, dan Latin. Saat berusia tujuh belas tahun, Sophia Dorothea digambarkan sebagai wanita yang tinggi, cantik dan mempunyai masa depan yang cerah.
Pertunangan dan Pernikahan
Sophie Dorothea sudah bertunangan dengan Pangeran Louis (kelak menjadi Adipati Agung Hesse dan Rhine), kakak dari istri pertama Pavel, Putra Mahkota Rusia. Namun, saat Pavel menduda karena meninggalnya sang istri pada 1776, Friedrich II, Raja Prusia menyarankan agar Sophie Dorothea menjadi istri kedua Pavel. Mantan tunangan Sophie, Louis, menerima kompensasi moneter saat pertunangan tersebut dibatalkan. Sophie berumur enam belas tahun dan senang dengan kesempatannya untuk menjadi Permaisuri Kaisar Rusia. Ibu Pavel sekaligus penguasa Rusia saat itu, Maharani Yekaterina II, sangat senang dengan gagasan tersebut. Yekaterina memandang Sophie sebagai calon yang ideal bukan hanya karena mereka memiliki pendidikan serupa, tapi juga memiliki nama asli yang serupa dan tempat lahir yang sama. Raja Friedrich II mengatur rencana pernikahan tersebut dan Sophie dipanggil ke Berlin, tempat Pavel akan bertemu dengannya.
Mereka bertemu untuk pertama kalinya pada jamuan makan malam negara yang diberikan untuk menghormati kedatangannya di Berlin. Sophie sangat ingin menyenangkan hati Pavel, dan setelah mengetahui bahwa selera Pavel serius, dia berbicara dengannya tentang geometri selama wawancara pertama mereka. Keesokan harinya, Sophie menulis surat kepada seorang teman dan menyatakan bahwa dia "jatuh cinta". Pavel juga sama bahagianya dengan putri muda itu saat dia bersamanya, "Saya merasa tujuan saya sama seperti yang biasa saya impikan," Pavel menulis kepada ibunya, "Dia tinggi, cantik, cerdas, fasih, dan sama sekali bukan pemalu."[2]
Setelah tiba di Sankt-Peterburg pada bulan September, Sophie pindah agama dari Lutheran menjadi Ortodoks Rusia dan diberi nama baru "Maria Fyodorovna." Pernikahan Pavel Petrovich dan Maria Fyodorovna dilaksanakan pada tanggal 26 September 1776.
Istri Putra Mahkota Rusia
Pavel memiliki karakter yang keras namun Maria Feodorovna benar-benar mensyukuri takdirnya. "Suami terkasihku adalah malaikat yang sempurna dan aku sangat mencintainya" Maria menulis kepada temannya. Maria tidak pernah mengubah perasaannya terhadap Pavel, dan terlepas dari semua yang terjadi kemudian, terlepas dari karakternya yang sulit dan keras, dia benar-benar mencintainya.[3]
Maharani Yekaterina, setidaknya pada awalnya, terpesona dengan menantunya, dia menulis surat kepada seorang temannya, "Aku mengakui kepadamu bahwa aku sangat kagum dengan putri yang menawan ini, sangat kagum secara harfiah. Dia persis seperti yang diinginkan seseorang: sosok nimfa, kulit bunga bakung dan mawar, kulit terindah di dunia, tinggi dan kokoh; dia anggun; manis, baik hati dan kepolosan tercermin di wajahnya." Namun, hubungan kedua wanita itu dengan cepat berubah menjadi buruk. Maria secara alami memihak suaminya saat hubungan antara sang maharani dan anaknya memburuk, dan niat baiknya untuk meringankan situasi sulit hanya memperparah perbedaan di antara mereka.
Pada bulan Desember 1777, Maria melahirkan anak pertama dari sepuluh anaknya, Aleksandr. Tiga bulan kemudian, Yekaterina membawa bayi yang baru lahir untuk membesarkannya tanpa gangguan dari kedua orang tuanya. Ketika anak kedua lahir pada bulan April 1779, Yekaterina melakukan hal yang sama. Hal ini menyebabkan permusuhan yang pahit dengan Maria karena dia dan Pavel hanya diizinkan bertemu anak mereka dalam kunjungan pekanan.
Selama empat tahun berikutnya, pasangan tersebut tidak memiliki anak lagi. Walaupun dihalangi untuk membesarkan anak laki-laki tertuanya, Maria Feodorovna menempatkan dirinya sendiri mendekorasi Istana Pavlovsk, kado Yekaterina untuk merayakan kelahiran cucu pertamanya. Usaha Maria menghasilkan salah satu perkebunan paling indah di seluruh Rusia.
Permaisuri Kaisar Rusia
Kehidupan Maria selama dua puluh tahun hidup dalam bayang-bayang berakhir saat mangkatnya Maharani Yekaterina II pada tahun 1796. Selama masa kekuasaan ibu mertuanya, Maria tidak memiliki kesempatan untuk mencampuri urusan negara, karena Pavel sendiri juga dikecualikan. Namun, setelah suaminya menjadi Kaisar Rusia, dia terjun ke dunia politik. Pengaruhnya atas suaminya sangat besar dan pada umumnya bermanfaat. Meskipun demikian, ada kemungkinan dia menyalahgunakannya untuk membantu teman-temannya atau menyakiti musuhnya.
Lincoln, W. Bruce, The Romanovs: Autocrats of All the Russias, Anchor, ISBN0-385-27908-6.
Bernhard A. Macek, Haydn, Mozart und die Großfürstin: Eine Studie zur Uraufführung der "Russischen Quartette" op. 33 in den Kaiserappartements der Wiener Hofburg, Schloß Schönbrunn Kultur- und Betriebsges.m.b.H., 2012, ISBN3-901568-72-7.
Burch, Susan. "Transcending Revolutions: The Tsars, the Soviets and Deaf Culture." Journal of Social History 34.2 (2000): 393-401.
Massie, Suzanne, Pavlovsk: The Life of a Russian Palace, Hodder & Stoughton,1990, ISBN0-340-48790-9.
Ragsdale, Hugh, Tsar Paul and the Question of Madness: An Essay in History and Psychology, Greenwood Press, ISBN0-313-26608-5.