mahkota duri atau kaktus pakis giwang (Euphorbia milii) adalah salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari genus Euphorbia. spesies yang asli diberi nama E. milii varietas splendens/E.splendens.[1] Tumbuhan ini diduga berasal dari Timur Tengah sejak zaman purba dan dikaitkan dengan "Mahkota Duri" yang dikenakan pada YesusKristus.[1]
Varietas ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing), memiliki seludang bunga (cyathia) berwarna merah berukuran 1 cm dan berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens dapat tumbuh mencapai 60-240 cm. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari berbunga merah. Sekarang ini para pemuliaan tanaman sudah banyak mengembangkan E.milii. Salah satu Negara yang mengembangkan E. milii sampai saat ini adalah Thailand. Selain Thailand, Indonesia dan Malaysia juga sudah mulai membudidayakan E. milli. Di Indonesia, euphorbia ini dikenal dengan nama Pakis giwang.
E. milii memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki beberapa kromosom pengendali sifat. Dari induk yang sama akan dihasilkan banyak varietas keturunan baru.Pemurnian varietas perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif stabil, baik dari segi morfologi, produktivitas,maupun resistensi terhadap hama dan penyakitnya.
Meskipun dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis, E.milii lebih menyukai temperatur panas dan pencahayaan penuh, sehingga kurang berkembang dinegara subtropis.Dinegara maju, E. Milii digolongkan dalam tanaman beracun (poisson plant), karena getah susu (eksudat) dari tanaman tersebut jika berkoagulasi dengan darah dapat memacu pertumbuhan sel abnormal.
Morfologi tanaman E. milii
Tanaman dari family Euphorbiaceae memiliki batang berduri. Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky sap). Daun E. milii berbentuk oval dengan ukuran bervariasi menurut hibrida dan kultivar. Bunganya kecil berwarna kuning dengan cyathia bewarna warni sebagai hasil dari hibridasi.
Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman yang sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak sempurna. Perakaran E. milii merupakan akar serabut dangkal yang tumbuh menyebar.
Syarat Tumbuh
Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4-40° Celsius. dihabitat aslinya, tanaman ini tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan cukup toleran berada dilokasi sedikit ternaung (part shade location). Namun, tanaman ini relatif tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun toleran terhadap kondisi ternaung, tapi pertumbuhan Euphorbia akan lebih optimal bila ditanam dilahan terbuka. Kondisi ternaung akan memengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pertumbuhan tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif cepat, tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan lemas.
E.milii menyukai mikroklimat yang kering (Rh 70 %) dan membutuhkan media tanam yang lebih lembap dibandingkan dengan jenis euphorbia lainnya. Pada kelembapan rendah,tajuk tanaman dapat tumbuh dengan baik bila disertai dengan penyiraman yang memadai. Sementara itu, kelembapan udara yang terlalu tinggi akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman, sehingga tanaman peka terhadap serangan penyaki. Namun, E. Milii masih bisa ditanam didataran tinggi asal pencahayaannya cukup dan curah hujan rendah.
Khasiat
E.milii selain digunakan sebagai tanaman hias, juga berkhasiat sebagai obat. Obat yang dibuat dari E.milii diantaranya yaitu:
Pendarahan rahim
Bunga sebanyak 10-15 kuntum direbus dengan 50 gram daging sapi tanpa lemak. Kudapan itu bisa dimakan sebagai sup.
Hepatitis
Pucuk batang yang masih segar (9-15 g), diiris tipis dan direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Air rebusan tersebut bisa diminum dengan madu.
Luka bakar
Daun dan batang direbus dengan air sampai mendidih, setelah dingin digunakan sebagai pengompres.
Bisul
Batang diiris tipis dan dibakar dan ditempelkan pada bisul.
Varietas
E. milii adalah spesies yang beragam, dengan sejumlah varietas telah dipaparkan, bahkan beberapa di antaranya diperlakukan sebagai spesies terpisah oleh para penulis.[2]