Ledakan Hotel Saratoga
Pada 6 Mei, 2022, di Hotel Saratoga, sebuah hotel bintang lima lima lantai di kota Havana Lama di La Habana, Kuba, terjadi sebuah ledakan yang diduga diakibatkan oleh sebuah kebocoran gas yang merusak sebagian besar hotel tersebut dan juga berbagai bangunan di sekitarnya.[2][3] Empat puluh lima orang meninggal dan sembilan pulh tujuh orang terluka.[4] Hotel tersebut sedang direnovasi dan sedang tidak menerima tamu; namun, ada lima puluh satu pekerja di dalam hotel.[5] Di antara korban tewas yang diketahui, ada tiga anak serta seorang wanita hamil dan seorang turis Spanyol.[6][7] Latar belakangHotel Saratoga bintang lima yang bersejarah ini terletak di persimpangan Paseo del Prado dan Dragones di ibu kota Kuba, di depan Fuente de la India. Bangunan yang menjadi hotel ini awalnya berlantai tiga dan dibangun dengan gudang tembakau di lantai dasar, apartemen di lantai dua, dan kamar hotel di lantai tiga pada tahun 1880. Bangunan itu dialihfungsikan oleh pedagang kaya Spanyol Eugenio Palacios pada tahun 1879 dan pertama kali terletak di Monte Street. Lokasi sentral bangunan ini membuatnya menjadi favorit di antara para turis internasional, dan pada tahun 1933 bangunan ini direnovasi sebagai hotel dan dipindahkan ke lokasi saat ini. Pada tahun 1960-an, setelah Revolusi Kuba, hotel ini dinasionalisasi oleh pemerintah komunis yang baru dan kemudian menjadi fasilitas perumahan kelas rendah, sebelum ditutup karena kondisinya yang buruk. Pada tahun 1996, bangunan tersebut secara bersama-sama dipindahkan ke lengan komersial Kantor Sejarawan Kota dan konfederasi investor internasional. Sebagian besar bangunan asli kemudian dihancurkan, hanya tersisa sebuah fasad di bagian depan dua jalan. Bangunan ini dibangun kembali dengan lima lantai dan ruang bawah tanah dua lantai, dan dibuka kembali pada tahun 2005.[8][9] Hotel ini sering menjadi tempat pertemuan para politisi internasional terkemuka dan juga selebritas, namun sektor pariwisata Kuba yang vital sedang terpuruk akibat efek dari pandemi COVID-19 baik dalam perjalanan domestik maupun internasional, dan juga penurunan turis dari Rusia setelah invasi Rusia ke Ukraina 2022, yang telah menjadi sepertiga dari turis yang datang ke Kuba di tahun sebelumnya. Pada waktu itu, bangunan ini sedang direnovasi dan diisi seluruhnya oleh staf hotel, lima puluh satu diantaranya sedang berada di dalam bangunan. Hotel tersebut direncanakan dibuka kembali pada 11 Mei, 2022.[10] LedakanDi dalam hotel, terjadi sebuah ledakan yang diduga diakibatkan oleh kebocoran gas. Ledakan tersebut menghancurkan beberapa bagian dari hotel dan juga merusak bangunan di dekatnya, misalnya El Capitolio, Teatro Martí, dan kantor pusat bagian barat Kuba dari Calvary Chapel Association. Beberapa bagian dari bangunan hotel jatuh ke jalan, menimpa mobil dan orang-orang dan juga menyebabkan puing-puing berterbangan ke atas. Karena tidak seluruh bangunan hancur, kamar-kamar yang tersisa bisa terlihat rusak dari jalanan.[11] Korban45 orang telah dikonfirmasi meninggal dunia. Semua korban adalah warga Kuba, kecuali seorang turis asal Spanyol. Di antara korban adalah seorang wanita hamil, empat remaja, dan seorang anak. 97 orang terluka, termasuk anak-anak. 23 dari 51 yang sedang bekerja di hotel waktu itu terbunuh, dan 3 pekerja masih belum ditemukan.[7] AkibatPersonel darurat dari Kuba dan berbagai organisasi seperti Palang Merah bekerja menyisir tempat kejadian, mencari korban selamat, dan mengevakuasi mayat. Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel mengunjungi tempat kejadian di hari yang sama dengan hari terjadinya ledakan dan mengujungi para korban selamat di Rumah Sakit Hermanos Ameijeiras, dimana beberapa korban ledakan dirawat. Dukungan datang dari tokoh-tokoh seperti Marcelo Ebrard, menteri luar negeri Meksiko.[12] Sekretaris Pertama Partai Komunis Kuba mengatakan bahwa 38 rumah telah terpengaruh, dan sebuah bangunan yang di dekatnya akan dihancurkan.[12] Referensi
|