Berdasarkan sejarah daerah ini dinamakan Labuhan Haji, dikarnakan pada era pendudukan Belanda dan Jepang, masyarakat Lombok memanfaatkan pelabuhan ini sebagai tempat awal berangkat menunaikan Ibadah Haji ke Mekkah, Arab Saudi. Pada masa itu, alat transportasi belum secanggih sekarang, dan masih dominan melalui perairan laut menggunakan kapal layar. Untuk sampai di tanah suci, calon-calon haji ini berjuang dilaut dan setidaknya membutuhkan tiga bulan perjalanan dalam sekali kesempatan pergi berhaji.
Disamping penggunaannya sebagai pelabuhan untuk pergi berhaji, tempat ini berfungsi pula sebagai pintu masuk para pedagang keturunan Cina ke wilayah Lombok. Usaha mereka tergolong sukses dan banyak di antara mereka memutuskan untuk menetap. Hal ini bisa dilihat dari sebagian bangunan dan perumahan tua yang ada disekitarnya terlihat memiliki arsitektur khas budaya Cina. Beberapa lokasi kuburan untuk warga keturunan Cina juga dapat ditemukan seperti terlihat pada daerah Penede Gandor, sekira 500 meter dari pelabuhan.
Namun, eksistensi keturunan Cina di Labuhan Haji perlahan menghilang dimulai pada peristiwa Gerakan 30 September / PKI pada tahun 1965. Seperti daerah laennya, waktu itu terjadi pembersihan etnis Cina di daerah ini.
Geografi
Labuhan Haji terletak pada 08º 40’ LS dan 116º 34’ BT, dengan jarak sekitar 7 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lombok Timur di Selong. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Menurut data dari BPS tahun 2009, Kecamatan Labuhan Haji memiliki jumlah penduduk 51.603 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 20.739 dan perempuan 30.864, dengan kepadatan sedang antara 1000 sampai dengan 2000 jiwa per kilometer persegi. Mata pencaharian penduduk daerah ini sebagian besar mengandalkan hidup dari menangkap ikan.
Pemerintahan
Kecamatan Labuhan Haji terbagi menjadi tiga kelurahan, empat desa, tiga desa persiapan, dan 53 lingkungan atau dusun.
Angkutan
Dermaga Labuhan Haji
Dermaga Labuhan Haji didirikan pada masa Pemerintahan Bupati Ali Bin Dahlan, yang menelan biaya ratusan Miliyar. Namun, hingga saat ini pengerjaannya belum rampung dan belum difungsikan sebagaimana yang diharapkan.
Sembari menunggu selesai perampungan, areal dermaga dipergunakan masyarakat setempat sebagai tempat mencari ikan dengan sampan dilengkapi baling-baling bermotor.
Lapangan terbang Rambang
Lapangan terbang Rambang adalah yang pertama di Lombok. Letaknya di sebelah selatan Labuhan Haji. Saat ini Rambang masih ada dan dikelola oleh TNI Angkatan Laut. Rambang sempat menjadi lapangan terbang transit Jean Batten, wanita pertama yang terbang solo dari Inggeris ke Australia dalam rangka MacRobertson Air Race tahun 1934.
Penginapan dan Hiburan
Jika berkunjung ke Labuhan Haji, pada sebelah utara pantai dapat ditemukan sebuah penginapan dengan nama Meliwis. Pada tempat ini tersedia pula sarana hiburan berupa bar. Sedangkan di bagian selatan dermaga, tersedia bangunan bertingkat yang juga sebagai sarana hiburan.
Peringatan Hari Nusantara dan HUT NTB 2012
Pada Senin 17 Desember 2012, Labuhan Haji menjadi pusat perayaan Hari Nusantara ke-13[1] di hadiri oleh Wakil Presiden Boediono beserta istri, Ny Herawati Boedionono. Saat puncak acara, dimeriahkan dengan pemberian sejumlah penghargaan, Satyalancana Wira Karya kepada empat tokoh dari berbagai provinsi di Indonesia.
Momen peringatan Hari Nusantara ke-13 diawali dengan kegiatan pameran mulai dari tanggal 13 sampai dengan 17 Desember 2012.[2]
Media
Satu-satunya media di Labuhan Haji adalah Radio Suara Kancanta atau disingkat RSK FM.
Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Labuhan Haji.