Kromatografi gas–spektrometri massa (GC–MS) adalah metode analisis yang menggabungkan fitur kromatografi gas dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi zat yang berbeda dalam sampel uji.[1] Aplikasi GC–MS meliputi deteksi obat, investigasi api, analisis lingkungan, investigasi bahan peledak, analisis makanan dan rasa, serta identifikasi sampel yang tidak diketahui, termasuk sampel material yang diperoleh dari planet Mars selama misi penjelajahan pada awal tahun 1970-an. GC–MS juga dapat digunakan dalam keamanan bandara untuk mendeteksi zat dalam bagasi atau pada manusia. Selain itu, GC–MS dapat mengidentifikasi unsur kelumit dalam bahan yang sebelumnya dianggap telah hancur dan tidak dapat diidentifikasi. Seperti halnya kromatografi cair–spektrometri massa, GC–MS memungkinkan analisis dan deteksi bahkan untuk zat dalam jumlah kecil.[2]
GC–MS telah dianggap sebagai "standar emas" untuk identifikasi zat forensik karena digunakan untuk melakukan uji spesifik 100%, yang secara positif mengidentifikasi keberadaan zat tertentu. Uji nonspesifik hanya menunjukkan bahwa salah satu dari beberapa zat dalam kategori zat tersebut ada. Meskipun uji nonspesifik dapat menunjukkan identitas zat secara statistik, hal ini dapat menyebabkan identifikasi positif palsu. Namun, suhu tinggi (300 °C) yang digunakan pada port injeksi (dan oven) GC–MS dapat mengakibatkan degradasi termal pada molekul yang diinjeksikan,[3] sehingga menghasilkan pengukuran produk degradasi dan bukan molekul yang sebenarnya yang diinginkan.
Niessen WM (2001). Current practice of gas chromatography–mass spectrometry. New York, N.Y: Marcel Dekker. ISBN978-0-8247-0473-5.
Weber A, Maurer HW, Pfleger K (2007). Mass Spectral and GC Data of Drugs, Poisons, Pesticides, Pollutants and Their Metabolites. Weinheim: Wiley-VCH. ISBN978-3-527-31538-3.