Kota Tual adalah sebuah Kota di Provinsi Maluku, Indonesia. Kota Tual pernah menjadi bagian pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara sebelum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007 disahkan. Pembentukan Kota Tual sebagai daerah otonom pernah dipertentangkan secara hukum oleh beberapa pihak yang merasa tidak puas, namun putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia menyatakan bahwa Kota Tual tetap sah dan memenuhi syarat sebagai kota otonom. Kini pemerintahan Kota Tual telah berjalan efektif. Tual merupakan kota terbesar kedua di provinsi Maluku dan memiliki jumlah penduduk 91.275 jiwa pada pertengahan tahun 2024.[3][4]
Geografis
Luas Wilayah
Luas Wilayah Kota Tual 19.088,29 Km² terdiri dari luas daratan 352,66 Km² (1,33 %) dan luas lautan 18.736 Km² (98,67%). Kota Tual Kepulauan (city of small islands) merupakan gugusan pulau -pulau kecil yang terdiri dari 66 pulau, 13 pulau diantaranya berpenghuni, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah serta kondisi pulau-pulau kecil dan pesisir yang indah permai karena dikelilingi pasir putih. Secara astronomis Kota Tual terletak pada koordinat: 131° – 133° Bujur Timur dan 5° – 6° Lintang Selatan atau 5°37′52″S132°45′11″E / 5.6312007°S 132.7530283°E / -5.6312007; 132.7530283.
Iklim
Kota Tual merupakan suatu wilayah yang beriklim Muson dan tropis basah. Pada masa Musim Timur, angin bertiup dari Tenggara dan terjadi kemarau. Pada Musim Barat terjadi musim hujan, angin bertiup dari Barat Laut, serta kondisi perairan umumnya bergelora pada bulan Januari sampai Februari.
Berdasarkan data pada stasiun meteorologi kelas III Dumatubun Tual, suhu rata-rata Tahunan Kota Tual sebesar 27 °C, suhu minimum 24 °C serta suhu maksimum mencapai 30 °C. Kelembaban rata-rata sekitar 81 %, penyinaran matahari rata-rata mencapai 65% dan tekanan udara rata-rata 1010,7 millibar. Curah hujan tahunan pada daerah ini berkisar antara 2000–4000 mm dengan curah hujan rata-rata 2552 mm/tahun atau 176,5 mm/bulan.
Umumnya kondisi topografi Kota Tual beragam dari daratan yang datar hingga relatif berbukit dengan kemiringan berkisar antara 0-8% dan 8-15% di mana pemukiman/desa umumnya berada pada wilayah dengan ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut. Morfologi daratan pada kepulauan ini tergolong landai terutama pada daerah Pulau Ut, Tayando dan Dullah, Sedangkan karakter daratan yang cukup berbukit dapat ditemui pada kecamatan Pulau-pulau Kur
Penduduk
Jumlah penduduk Kota Tual hingga tahun 2009 tercatat sebanyak 70.367 orang. Secara demografi, jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk pada pertengahan bulan Juni tahun 2009 tersebar di Kecamatan Pulau Dullah Selatan 41.930 jiwa, Kecamatan Pulau Dullah Utara 16.011 jiwa, Kecamatan Pulau Tayando Tam 6.543 jiwa, dan Kecamatan Pulau-pulau Kur 5.883 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Kota Tual adalah sebesar 12,7% dan kepadatan penduduk pada berbagai wilayahnya berkisar antara 49 orang/km² hingga 251 orang/km². Hingga akhir tahun 2019, penduduk kota Tual diprediksi berjumlah 88.633 jiwa.[4] Dari total penduduk tercatat, persentasi angka pengangguran adalah sebesar 32,9 persen sementara pengangguran terbuka sebanyak 11,2 persen.
Kota Tual terdiri dari 5 kecamatan, 3 kelurahan, dan 27 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 84.585 jiwa dengan luas wilayah 254,39 km² dan sebaran penduduk 332 jiwa/km². Kode Wilayah Kota Tual adalah 81.72.[21][22][23][24]
Kota Tual yang merupakan daerah kepulauan, keadaan ini menuntut adanya sarana transportasi laut yang memadai. Trayek-trayek pelayaran umum yang ada di Kota Tual Antara lain:
Trayek Kapal PELNI (KM Tidar, KM Kelimutu, KM Tatamelau)
Trayek Kapal Perintis (KM Tanjung Tungkor, KM Lestari, KM Alken, KM Abadi Permai, KM Banda Naira, KM maloli )
Trayek Feri
Trayek Pelayarn Lokal/Rakyat.
Gambaran sarana perhubungan laut di Tual dan pendukungnya adalah sebagai berikut:
Dermaga Tual
sebagai dermaga umum, merupakan tempat bongkar muat barang dan penumpang yang berlokasi di Tual. Dermaga ini keberadaannya berfungsi bagi perkembangan mobilitas barang dan jasa di wilayah Indonesia Timur, karena banyak disinggahi oleh kapal-kapal dari dalam negeri (Kapal PELNI), kapal kargo yang melayani pengiriman barang dengan peti kemas serta kapal – kapal dari luar negeri. Selain berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan dan pelabuhan pelayaran nusantara dermaga ini juga melayani pelayaran rakyat (kapal perintis) dengan rute ke pulau-pulau sekitarnya. Pelabuhan penyeberangan dilayani oleh kapal Ferry dengan rute Tual-Dobo; Tual – Saumlaki - Tepa dengan siklus dua kali sebulan. Dermaga ini memiliki ukuran 1454 x 8 meter dengan cause way sepanjang 286 meter.
Pelabuhan Kur
dermaga yang berskala Lokal terdapat di Pulau Kur tepatnya di Desa Lokwirin yang dipergunakan untuk kegiatan bongkar-muat penumpang dan barang.
Dermaga Ngadi
sebagai Pelabuhan khusus yang berlokasi di Desa Ngadi dengan ukuran 330 x 15 meter dengan cause way 330 meter
Dermaga Khusus Ikan Ngavut
Dermaga Desa Letfuan
sebagai pelabuhan khusus yang berlokasi di Desa Letfuan dengan ukuran 400 x 6 meter dengan cause way 400 meter
Pelabuhan Perikanan Nusantara
ialah pelabuhan dengan tipe Jetty, yang berukuran 150 x 6 meter dengan cause way: 2 (60 x 2 meter)
Dermaga penyeberangan ASDP dengan tipe khusus khusus
ialah pelabuhan dengan ukuran 50 x 6 meter dengan cause way sepanjang 50 meter
Pelabuhan Pangkalan TNI-AL
Pelabuhan Pertamina
Pelabuhan PPI Kelvik
Pelabuhan PPI Terselatan
Pelabuhan Latvanggir
Perhubungan Darat
Jalan sebagai prasarana penunjang kegiatan perekonomian paling penting adalah salah satu faktor yang juga memegang peranan penting untuk mendukung lancarnya distribusi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya di wilayah kota Tual. Adapun Panjang jalan darat pada kota tual sampai tahun 20011 adalah adanya jalan beraspal sepanjang 167.75 Km yang terdiri dari Jalan Nasional sepanjang 7.75 Km dan Jalan Provinsi sepanjang 160 Km. Umumnya kondisi jalan terutama yang berada di Pulau Dullah cukup baik adanya.
Berdasarkan materi perkerasannya, kondisi jalan yang ada dapat dibagi menjadi beberapa yaitu jalan hotmix 55.2 km, jalan aspal 63.50 Km, jalan tanah 5 Km jalan setapak 63,50 km. Sementara itu angkutan umum yang beroperasi mempunyai 9 trayek yaitu Tual – Tamedan (7 Unit), Tual – Dullah (9 Unit), Tual – Fiditan (20 Unit), Tual – BTN (8 Unit), Tual – Ohoitel (9 Unit), Tual – Taar (4 Unit) dan trayek yang menghubungkan Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara sebanyak 40 trayek, 382 unit armada. Angkutan umum ini berpangkal pada 4 unit terminal dipulau Dullah Selatan yaitu terminal Lodar El, terminal waknene, terminal ar vang ham dan Terminal Wara yang merupakan terminal tipe C
Perhubungan Udara
Sarana perhubungan udara terletak di Langgur Kabupaten Maluku Tenggara yaitu Bandar Udara Dumatubun dengan lama perjalanan dari kota Tual ±10 menit. Maskapai penerbangan yang membuka rute ke Lanud. Dumatubun Langgur antara lain Garuda Indonesia (pesawat ATR), Wings Air, Ekspress Air dan Trigana Air (Pesawat jenis Foker 27) dengan frekwensi penerbangan sebanyak enam kali dalam seminggu ke Kota Ambon. Rute ke kota-kota seperti Jakarta, Makassar, Surabaya serta ke Papua harus transit di Bandara Pattimura Ambon. Jarak kota Tual sendiri ke Ibu kota Provinsi Maluku di Ambon adalah: 617,40 km atau sekitar 343 mil laut yang ditempuh selama ± 60 menit.
Akses informasi dan telekomunikasi di Kota Tual dapat dilakukan melalui satelit dengan menggunakan telepon seluler dan jaringan internet. Akses jaringan telepon seluler yang ada antara lain layanan SMS dan Telepon, telah ada sejak tahun 1990 dan Jaringan internet yang didominasi pada pemakaian internet seluler. Jaringan Internet di Tual, Penyedia layanan Internet di Tual baru tersedia Indihome saja.
Perusahaan-perusahaan yang menunjang telekomunikasi di Kota Tual antara lain Telkomsel dan Indosat. Aktivitas Perbankan yang beroperasi pada wilayah ini sangat menunjang Perekonomian yang berlangsung. Lembaga Perbankan di Kota Tual meliputi: Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Maluku, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Danamon, serta Bank Artha Graha Tual.
Kebudayaan
Kota Tual mempunyai akar budaya dan adat istiadat yang sama dengan Kabupaten induknya Maluku Tenggara yaitu filosofi adat hukum Larvul Ngabal. Nilai-nilai yang terkandung di dalam hukum Larvul Ngabal mampu memelihara ketertiban & hubungan keakraban antar penduduk, menanamkan rasa gotong royong ( Budaya Maren), serta memupuk kesadaran masyarakat untuk menjaga keharmonisan alam melalui sistem “Hawear” yang mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijak & berkelanjutan. Singkatnya, faktor budaya dan istiadat dapat diandalkan untuk menjaga keseimbangan lingkungan yang mendukung adanya suatu keadaan yang kondusif dan harmonis.
^Touwe, Mochtar (07-10-2008). "Wali Kota Tual Segera Dilantik". Koran Tempo. Diakses tanggal 20-04-2021.Periksa nilai tanggal di: |access-date=, |date= (bantuan)