Konsonan desis gesek pasca rongga-gigi bersuara, gesek pasca rongga-gigi bersuara atau gesekan desis pasca rongga-gigi dengan lidah berbentuk kubah merupakan tipe suara konsonantal yang digunakan dalam banyak bahasalisan. Suara ini dilambangkan dalam Alfabet Fonetik Internasional sebagai ⟨d͡ʒ⟩ (sebelumnya juga menggunakan ligatur ⟨ʤ⟩), atau berupa ⟨ɟ⟩ dalam beberapa transkripsi luas. Simbol tersebut memiliki pengkodean karakter dalam X-SAMPA sebagai dZ. Alternatif lainnya untuk huruf ini dalam karya-karya bertopik linguistik, khususnya pada literatur Amerika, sebagai ⟨ǰ⟩, ⟨ǧ⟩, ⟨ǯ⟩, dan ⟨dž⟩. Fonem ini terdapat dalam kotak fonem bahasa Indonesia (seperti dalam "Ajakan")dan dilambangkan secara ortografik sebagai ⟨j⟩.
Karakteristik konsonan
Karakteristik konsonan dari konsonan gesek pasca rongga-gigi bersuara adalah:
Cara artikulasinya adalah desisgesek (afrikatif) yang berarti dihasilkan dengan cara menghentikan aliran udara secara menyeluruh kemudian mengalirkan aliran udara pada ujung lancip dari gigi dengan lidah, artikulasi ini akan menghasilkan turbulensi frekuensi tinggi.
Cara artikulasinya adalah gesek (afrikat), yang berarti dihasilkan dengan pertama tama menghentikan aliran udara secara keseluruhan, kemudian melepaskan aliran udara tersebut melalui saluran yang berkontraksi ataupun menyempit di tempat artikulasi, yang menghasilkan turbulensi.
Konsonan gesek ini merupakan konsonan gesek nirdesis, sehingga tidak menghasilkan pelepasan aliran udara dalam frekuensi tinggi dalam penghasilan fonem secara keseluruhan
Barbosa, Plínio A.; Albano, Eleonora C. (2004), "Brazilian Portuguese", Journal of the International Phonetic Association, 34 (2): 227–232, doi:10.1017/S0025100304001756
Dalam satu sel tabel, simbol-simbol di sebelah kanan adalah bersuara, di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara. Petak-petak yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil.