Second East Asia Summit |
---|
Tuan rumah | Philippines |
---|
Tanggal | January 15, 2007 |
---|
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur (KTTAT) adalah forum pan-Asia yang diadakan setiap tahun oleh para pemimpin 16 negara di wilayah Asia Timur . KTT Asia Timur ini diselenggarakan setelah pertemuan tahunan para pemimpin negara ASEAN .
KTT Asia Timur Kedua
KTT Asia Timur Kedua diselenggarakan pada tanggal 13 Desember, 2006 di Cebu, Filipina. Setelah membangun kepercayaan di KTTAT Pertama pada tahun 2006, KTT yang dimaksudkan untuk membantu menentukan peran KTTAT di masa depan, hubungannya dengan ASEAN Plus Tiga dan keterlibatan Rusia dalam KTTAT . Namun, dalam menghadapi Topan Tropis Utor, KTT ditunda sampai Januari 2007.[1][2] KTT dijadwalkan ulang kemudian diselenggarakan pada tanggal 15 Januari 2007, sekitar satu bulan setelah tanggal semula yang dijadwalkan.[3]
16 negara yang terlibat adalah:
-
John Howard (Perdana menteri Australia)
-
Hassanal Bolkiah (Sultan & Perdana Menteri Brunei )
-
Hun Sen ( Perdana Menteri Kamboja )
-
Wen Jiabao ( Perdana Menteri Tiongkok )
-
Manmohan Singh ( Perdana Menteri India )
-
Susilo Bambang Yudhoyono (President Indonesia )
-
Shinzō Abe ( Perdana Menteri Jepang )
-
Bouasone Bouphavanh ( Perdana Menteri Laos )
-
Abdullah Ahmad Badawi ( Perdana Menteri Malaysia )
-
Soe Win ( Perdana Menteri Burma )
-
Helen Clark ( Perdana Menteri Selandia Baru )
-
Gloria Macapagal-Arroyo (Presiden Filipina (Ketua) )
-
Lee Hsien Loong ( Perdana Menteri Singapura )
-
Roh Moo-hyun (Presiden Korea Selatan)
-
Surayud Chulanont ( Perdana Menteri Thailand )
-
Nguyen Minh Triet ( Presiden Vietnam )
Isu-isu pada KTTAT Kedua
Pertemuan para menteri luar negeri KTTAT di Kuala Lumpur pada tanggal 26 juli 2006 telah mengidentifikasi energi, keuangan, pendidikan, flu burung dan mitigasi bencana nasional sebagai isu-isu yang diprioritaskan untuk KTTAT tahun 2006 .[4][5] Filipina, tuan rumah KTTAT pada tahun 2006 (kini tahun 2007), juga menyatakan kegagalan Doha Round akan dimasukkan kedalam agenda.[6]
Perjanjian / Kemitraan Ekonomi Komprehensif untuk Asia Timur (CEPEA)
Pada bulan April 2006 Jepang mengumumkan sebuah proposal untuk East Asia Economic Partnership Agreement (juga dikenal sebagai Kemitraan Ekonomi Komprehensif untuk East Asia (CEPEA) atau Nikai Inisiatif yang mengacu pada Toshihiro Nikai kemudian Menteri Ekonomi Jepang) yang terdiri dari anggota KTTAT.[7][8][9][10] Jepang, promotor dari konsep tersebut, menggambarkan hal itu sebagai " OECD Asia Timur".[11] Awalnya ini terkait dengan jadwal diskusi yang dimulai pada tahun 2008 dan diakhiri pada tahun 2010, yang hasilnya ditemukan beberapa pandangan skeptis[12][13]
Referensi